Secara luas, komunikasi
pemasaran dapat didefinisikan sebagai kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh
pembeli dan penjual, dan merupakan kegiatan yang membantu dalam pengambilan
keputusan di bidang pemasaran serta mengarahkan pertukaran agar lebih memuaskan
dengan cara menyadarkan semua pihak untuk berbuat lebih baik (Swastha, 2002:
234). Sedangkan menurut Bearden, Ingram & La Forge (2001: 399), komunikasi
pemasaran diartikan sebagai usaha untuk menyampaikan pesan kepada publik
terutama konsumen sasaran mengenai keberadaan produk di pasar dan mempengaruhi
perilakunya.
Lebih
khusus, konsep komunikasi pemasaran itu sendiri memiliki definisi sebagai suatu
proses pengolahan, produksi, dan penyampaian pesan-pesan melalui satu atau
lebih saluran kepada kelompok khalayak sasaran yang dilakukan secara
berkesinambungan dan bersifat dua arah dengan tujuan menunjang efektivitas dan
efisiensi pemasaran suatu produk (Djuarsa, dalam Estaswara, 2008: 216).
Hal
tersebut sejalan dengan ungkapan Richard J. Varey sebagai berikut:
“Marketing communication is like a coin
– it has two side:
1.
The
offer (expression): one part of marketing communication is concerned with effectively
and efficiently providing information about the bussiness and the products to
chosen costumers group. But in isolation, what to say and to whom can be
nothing more than a risky second-guessing about the interest and allegiances of
others people.
2.
The
inquiry (impression): this part of the marketing communication task is
concerned with learning from others about their interest and values, and
relating this to the interest of the people working in the bussiness. This
action should logically precede the promotion of a point of view on product
desirebility and related consumer satisfaction.”
(Komunikasi pemasaran seperti
sebuah koin, yang memiliki dua buah sisi:
1. Penawaran
(pernyataan): satu bagian dari komunikasi pemasaran yang terkait dengan
efektifitas dan efisiensi penyediaan informasi mengenai bisnis dan produk
terkait dengan kelompok konsumen. Tapi dalam pengecualian, apa yang dikatakan
dan kepada siapa bisa jadi tidak penting daripada sebuah perkiraan kedua
mengenai kepentingan dan kesetiaan orang lain.
2. Penyelidikan
(kesan): ini merupakan bagian komunikasi pemasaran yang memiliki tugas terkait
dengan belajar dari orang lain mengenai kepentingan dan nilai-nilai, dan
menghubungkannya dengan kepentingan orang-orang dalam sebuah bisnis. Tindakan
ini selayaknya mendahului kegiatan promosi produk dan kepuasan konsumen)
(Varey, 2002: 4).