KISAH SUKSES COLONEL SANDERS KFC

11:48:00 AM

`Inilah kisah kegigihan Kolonel Sanders, pendiri waralaba ayam goreng terkenal KFC. Dia memulainya di usia 66 tahun. Pensiunan angkatan darat Amerika ini tidak memiliki uang sepeser pun kecuali dari tunjangan hari tuanya, yang semakin menipis. Namun dia memiliki keahlian dalam memasak dan menawarkan resep masakannya ke lebih dari 1.000 restoran di negaranya. Kolonel Harland Sanders adalah pelopor Kentucky Fried Chicken atau KFC yang telah tumbuh menjadi salah satu yang terbesar dalam industri waralaba makanan siap saji di dunia.

Sosok Kolonel Sanders, bahkan kini menjadi simbol dari semangat kewirausahaan. Dia lahir pada 9 September 1890 di Henryville, Indiana, namun baru mulai aktif dalam mewaralabakan bisnis ayamnya di usia 65 tahun. Di usia 6 tahun, ayahnya meninggal dan Ibunya sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga Harland muda harus menjaga adik laki-lakinya yang baru berumur 3 tahun. Dengan kondisi ini ia harus memasak untuk keluarganya. Di masa ini dia sudah mulai menunjukkan kebolehannya.

Pada umur 7 tahun ia sudah pandai memasak di beberapa tempat memasak. Pada usia 10 tahun ia mendapatkan pekerjaan pertamanya didekat pertanian dengan gaji 2 dolar sebulan. Ketika berumur 12 tahun ibunya kembali menikah, sehingga ia meninggalkan rumah tempat tinggalnya untuk mendapatkan pekerjaan di pertanian di daerah Greenwood, Indiana. Selepas itu, ia berganti-ganti pekerjaan selama beberapa tahun.

Pertama, sebagai tukang parkir di usia 15 tahun di New Albany, Indiana dan kemudian menjadi tentara yang dikirim selama 6 bulan ke Kuba. Setelah itu ia menjadi petugas pemadam kebakaran, belajar ilmu hukum melalui korespondensi, praktik dalam pengadilan, asuransi, operator kapal feri, penjual ban, dan operator bengkel.
Di usia 40 tahun, Kolonel ini mulai memasak untuk orang yang bepergian yang singgah di bengkelnya di Corbin. Kolonel Sanders belum punya restoran pada saat itu. Ia menyajikan makanannya di ruang makan di bengkel tersebut. Karena semakin banyak orang yang datang ke tempatnya untuk makan, akhirnya ia pindah ke seberang jalan dekat penginapan dan restoran bisa menampung 142 orang.

Selama hampir 9 tahun ia menggunakan resep yang dibuatnya dengan teknik dasar memasak hingga saat ini. Citra Sander semakin baik. Gubernur Ruby Laffoon memberi penghargaan Kentucky Colonel pada tahun 1935 atas kontribusinya bagi negara bagian Cuisine. Dan pada tahun 1939, keberadaannya pertama kali terdaftar di Duncan Hines “Adventures in Good Eating.”

Di awal tahun 1950 jalan raya baru antar negara bagian direncanakan melewati kota Corbin. Melihat akan berakhir bisnisnya, Kolonel ini akhirnya menutup restorannya. Setelah membayar sejumlah uang, ia mendapatkan tunjangan sosial hari tuanya sebesar $105.

Dikarenakan memiliki rasa percaya diri kuat akan kualitas ayam gorengnya, Kolonel membuka usaha waralaba yang dimulai tahun 1952. Ia pergi jauh menyeberangi negara bagian ini dengan mobil dari satu restoran ke restoran lainnya, memasak sejumlah ayam untuk pemilik restoran dan karyawannya. Jika reaksi yang terlihat bagus, ia menawarkan perjanjian untuk mendapatkan pembayaran dari setiap ayam yang laku terjual.

Pada 1964, Kolonel Sanders sudah memiliki lebih dari 600 outlet waralaba untuk ayam gorengnya di seluruh Amerika dan Kanada. Pada tahun itu juga ia menjual bunga dari pembayarannya untuk perusahaan Amerika sebanyak 2 juta dolar kepada sejumlah grup investor termasuk John Y Brown Jr, (kelak menjadi Gubernur Kentucky). Pada tahun 1976, sebuah survey independen menempatkan Kolonel Sanders sebagai peringkat kedua dari deretan selebriti yang terkenal di dunia.

Di bawah pemilik baru, perusahaan Kentucky Fried Chicken tumbuh pesat yang kemudian menjadi perusahaan terbuka pada 17 Maret 1966, dan terdaftar pada New York Stock Exchange pada 16 Januari 1969. Lebih dari 3.500 waralaba dan restoran yang dimiliki perusahaan ini beroperasi hampir di seluruh dunia. Kentucky Fried Chicken menjadi anak perusahaan dari RJ Reynolds Industries, Inc. (sekarang RJR Nabisco, Inc.), semenjak Heublein Inc. diakuisisi oleh Reynolds pada tahun 1982. KFC diakuisisi pada Oktober 1986 dari RJR Nabisco Inc oleh PepsiCo Inc, seharga kurang lebih 840 juta dolar.

Pada Januari 1997, PepsiCo, Inc mengumumkan spin-off restoran cepat sajinya — KFC, Taco Belldan Pizza Hut – menjadi perusahaan restoran independen, Tricon Global Restorans Inc. Pada Mei 2002, perusahaan ini mengumumkan persetujuan pemilik saham untuk merubah nama perusahaan menjadi Yum! Brands Inc. Perusahaan, yang dimiliki oleh A&W All-American Food Restorans, KFC, Long John Silvers, Pizza Hut dan Taco Bell restorans, adalah perusahaan restoran terbesar di dunia dalam kategori unit system dengan jumlah mendekati 32,500 di lebih dari 100 negara dan wilayah.

KFC berkembang pesat. Kini, lebih dari satu miliar ayam goreng hasil resep Kolonel ini dinikmati setiap tahunnya, bukan hanya di Amerika Utara, bahkan tersedia hampir di 80 negara di seluruh dunia. Tapi Kolonel Sanders tidak lagi bisa menyaksikannya. Pada 1980, di usia 90 tahun, ia terserang leukemia. Ia meninggal seusai melakukan perjalanan 250.000 mil dalam satu tahun kunjungannya ke restoran KFC di seluruh dunia.
“Impian meraih sukses tidak harus di masa kecil. Impian bisa juga di saat usia senja.” Kolonel Sanders, pendiri KFC

Postpositivisme phenomologik-interpretif

2:21:00 AM
Dilihat dari sisi filsafat ilmu ada perbedaan mendasar antara pendekatan positivistic dan rasionalistik  di stu pihak dengan pendekatan phenomenologik di lain pihak .pendekatan 2 yang pertama hanya mengakui kebenaran empiric sensual dan empiric logic adapun 2 pendekatan yang kedua mengakui adanya adanya kebenaran empiric etik yang memerlukan akal budi untuk melacak dan menjelaskan serta beragumentasi .. nilai moral yang digunakan pada dua yang pertama terbatas pada nilai moral tunggal yaitu truth of false , nilai moral yang digunakan pada dua yang kedua yaitu nilai moral ganda hirarki
Asumsi dasar dari pendekatan phenomologik adalah bahwa manusia dalam berilmu pengetahuan tak lepas dari pandangan  moralnya baik  pada taraf mengamati , menghimpun data , menganalisis maupun dalam membuat kesimpulan . tak dapat lepas bukan berarti keterpaksaan melainkan momot etik
Pendakatan phenomonologik bukan hendak berpikir spekulatif melainkan hendak mendudukan tinggi pada kemampuan manusia untuk berpikir reflektif dan lebih jauh menggunakan logika itu disamping logika induktif dan deduktif .serta logika materil dan logika probabilistic . pendekatan ini bukan hendak menampilkan teory dan konseptualisasi yang sekedar berisi anjuran dan imperative melainkan mengangkat makna etika dalam berteory dan berkonsep
1)      Model interpreting geertz
Geertz  menolak etniscientific model dari levi’s strauus . levi’s bukan menampilkan gambar kehidupan melainkan mengubah yang hidup menjadi suatu system formal budaya . menurut geertz tak ada social facts yang menunggu observasi kita yang ada adalah kesiapan peneliti untuk memberi makna atas observasinya .
2)      Model grounded research
1)      Upaya mencari sosok kualitatif
Model model kualitatif dapat dikelompokan menjadi enam model yaitu
  • Model interaktik geerta
  • Grounded research  dari glasser dan strauus
  • Model ethnometodologi dari bogdant
  • Model paradigm naturalistic  dari gubba dan Lincoln
  • Model interaksi simbolik dari blummer
  • konstruktivis goodman
2)      grounded theory
menemukan teory berdasar data em[piri bukan membangun theory secara deduktif logis itulah grounded theory
3)      model verivikasi positivist minimkan munculnya theory baru
pendekatan rasionalisme mengkritik pendekatan positivism karena tiadanya paying ground theory yang mengakibatkan pemiskinan theory
4)      analisis komparatif
lewat komparasi kita dapat membuat generalisasi . fungsi generalisasi adalah untuk membantu memperluas terapan teorynya , memperluas daya prediksinya
5)      menemukan theory
glasser dan strauus mempertengahkan dua theory  yaitu theory substansi dan theory formal . theory substansi ditemukan dan dibentukl untuk daerah subtansi tertentu sedang theory formal ditemukan dan dibentuk untuk kawasan category konseptual teoritik
6)      sampling teoritis
untuk menemukan teori para peneliti perlu memiliki sensitivitas teoritis artinya begitu menjumpai sejumlah data mampu segera menyususn konsep local , menemukan ciri ciri pokok dari sasaaran penelitianya
7)      dari teori substansif ke teori formal
teori substansif memiliki jangkauan generalisasi pada suatu daerah substansif penelitian sedang teori formal memiliki jangkauan generalisaasi pada teori tertentu
8)      peran pemikiran berkelanjutan dan peran pengalaman orang lain
peran pengalaman orang lain atau diri sendiri dimasa lampau dapat saja direflesikan sebagai pengganti observasi sendiri sebagai peneliti dengan modal pengetahuan dasar metodologi time sampling dan behavior sampling
3)      model etnografik – etnometodologi
1)      Etnographi dan Ethnometodologi
Ethnographi merupakan salah satu model penelitian yang lebih banyak terkait dengan anthropologi yang mempelajari peristiwa cultural yang menyajikan pandangan hidup subyek yang menjadi objek study
Etnometodologi merupakan metodologi penelitian yang mempelajari bagaimana perilaku social dapat dideskripsikan sebagaimana adanya , ethnometodologi berup[aya untuk memahami bagaimana mayarakat memandang ,menjelaskan,dan menggambarkan tatahidup mereka sendiri
2)      Modus asumsi dan sampel penelitian ethnographic konseptual metodologi model penelitian ethnographic dapat dikategorikan menjadi empat dimensi yaitu induktif deduksi,generalisasi-verivikatif, konstruktif enumerative dan subjektifv obyektif ‘
Study ethnographic menetapkan sampel atas prinsip pregmatik atau teoritik bukan atas prinsip acak probabilitas , tujuan pengamhbilan sampel tersebut dimaksudkan agar hasil penelitian memiliki komparabilitras dan transabilitas pada kasus kasus hasil penelitianya

3)      Konseptualitas teori lebih implicit
Pada umumnya jarang yang menuntut ekspitisasi teori karena memang tak sesuai dengan watak dasar penelitian ethnografik yang mengandalkan sifat untuk membawa prakonsepsi lain daripada yang diperoleh didalam kontek objek penelitian yang sedang akan ditelitinya
4)      Dasar penelitian ethnographic
Empat dasar memilih objek study
  • Jadilah praktisi
  • Pilihlah tempat dimana anda agak asing
  • Jangan terlalu berpegang kaku pada rencana
  • Sejumlah topic sulit untuk dijadiakn objek penelitian

penelitian ethnographic mengenal dua macam desain
  • Study kasus : merupakan pengujian yang mendalam dan merinci dari satu konteks ,dari satu objek , dari satu kumpulan dokumen atau dari satu kejadian khusus
  • Desain multiple site studies : logika yang digunakan untuk desain ini berbeda dari multiple case tudies orientasinya lebih diarahkan pada pengembangan teori dan biasanya memerlukan banyak lokasi dan subjek daripada hanya dua atau tiga
5)       Data kualitatif
Dalam penelitian dengan pendekatan manapun dibedakan antara empiri dengan data , empiri yang relevan dengan objek penelitian dan dikumpulkan oleh peneliti disebut data
6)      Hubungan penliti
Dalam penelitian dalam metode ini menuntut terciptanya hubungan yang lebih akrab , lebih wajar , dan tumbuh kepercayaan bahwa peneliti tidak akan menggunakan hasil penelitianya untu sesuatu yang merugikan mereka

7)      Analisis data
Analisis data merupakan upaya mencari dan menata saecara sistematis catatan hasil observasi wawancara dan lainya untuk meningkatan pemahaman peneliti akan kasus yang sedang diteliti dan menyajikanya
D.Model paradigma naturalistic
  1. Model yang menemukan karakteristik kualitatif penuh
model penelitian ethnographic dapat dikategorikan menjadi empat dimensi yaitu model interpreatif geertz, model grounded teori , model ethnographil – ethnometodologi , model paadigma naturalistic


  1. Egon g. guba


  1. Penlitian naturalistic
Guba (1985: 39 – 44) mengetengahkan empat belas karakteristik penelitian naturalistik, yaitu :
a. Konteks natural (alami), yaitu suatu konteks keutuhan (entity) yang tak akan dipahami dengan membuat isolasi atau eliminasi sehingga terlepas dari konteksnya.
b. Manusia sebagai instrumen. Hal ini dilakukan karena hanya manusia yang mampu menyesuaikan diri dengan berbagai ragam realitas dan menangkap makna, sedangkan instrumen lain seperti tes dan angket tidak akan mampu melakukannya.
c. Pemanfaatan pengetahuan tak terkatakan. Sifat naturalistik memungkinkan mengungkap hal-hal yang tak terkatakan yang dapat memperkaya hal-hal yang diekspresikan oleh responden.
d. Metoda kualitatif. Sifat naturalistik lebih memilih metode kualitatif dari pada kuantitatif karena lebih mampu mengungkap realistas ganda, lebih sensitif dan adaptif terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.
e. Pengambilan sample secara purposive.
f. Analisis data secara induktif, karena dengan cara tersebut konteksnya akan lebih mudah dideskripsikan. Yang dimaksud dengan analisis data induktif menurut paradigma kualitatif adalah analisis data spesifik dari lapangan menjadi unit-unit dan dilanjutkan dengan kategorisasi.
g. Grounded theory. Sifat naturalistik lebih mengarahkan penyusunan teori diangkat dari empiri, bukan dibangun secara apriori. Generalisasi apriorik nampak bagus sebagai ilmu nomothetik, tetapi lemah untuk dapat sesuai dengan konteks idiographik.
h. Desain bersifat sementara. Penelitian kualitatif naturalistik menyusun desain secara terus menerus disesuaikan dengan realita di lapangan tidak menggunakan desain yang telah disusun secara ketat. Hal ini terjadi karena realita di lapangan tidak dapat diramalkan sepenuhnya.
i. Hasil dirundingkan dan disepakati bersama antara peneliti dengan responden. Hal ini dilakukan untuk menghindari salah tafsir atas data yang diperoleh karena responden lebih memahami konteksnya daripada peneliti.
j. Lebih menyukai modus laporan studi kasus, karena dengan demikian deskripsi realitas ganda yang tampil dari interaksi peneliti dengan responden dapat terhindar dari bias. Laporan semacam itu dapat menjadi landasan transferabilitas pada kasus lain.
k. Penafsiran bersifat idiographik (dalam arti keberlakuan khusus), bukan ke nomothetik (dalam arti mencari hukum keberlakuan umum), karena penafsiran yang berbeda nampaknya lebih memberi makna untuk realitas yang berbeda konteksnya.
l  Aplikasi tentatif, karena realitas itu ganda dan berbeda.
m. Ikatan konteks terfokus. Dengan pengambilan fokus, ikatan keseluruhan tidak dihilangkan, tetap terjaga keberadaannya dalam konteks, tidak dilepaskan dari nilai lokalnya.
n. Kriteria keterpercayaan. Dalam penelitian kuantitatif keterpercayaan ditandai dengan adanya validitas dan reliabilitas, sedangkan dalam kualitatif naturalistik oleh Guba diganti dengan kredibilitas, transferabilitas, dependabilitas dan konfirmabilitas.
  1. Paradigm Schwartz dan ogivly
Paradigma disiplin ilmu
  • Gerakan dari realitas sederhana ke realitas kompleks
  • Gerakan dari konsep tata hirarki ke heterarkhi
  • Gerakan dari citra mekanik k eke citra holographic
  • Gerakan dari determinasi ke interdeterminasi
  • Gerakan dari perakitan ke mhorphogenesis ‘gerakan dari tinjauan objektif ke perspektif

  1. Aksioma dalam paradigm naturalistic
Penelitian kualitatif naturalistik memiliki aksioma yang berbeda dari jenis penelitian yang berparadigma positivistik. Aksioma yang berlaku dalam penelitian kualitatif naturalistik adalah sebagai berikut.
1. Aksioma tentang Realitas atau kenyataan
a. Realitas atau kenyataan itu kompleks. Sistem dan organisme tidak dapat dipisah-pisahkan. Keber¬ada¬an-nya bergantung pada interaksi timbal-baliknya; Makna tidak atomistik melainkan kontekstual.
b. Ada tata dalam realitas. Semua yang nampak tertata itu ditentukan oleh alam pikir kita. Itu merupakan fung¬si tata pikir kita; Orientasi perilaku manusia itu pluralistik, baik orientasi pada nilai, pada politik dan lain-lain.
c. Realitas atau kenyataan itu tampil dalam berbagai per-spektif. Pespektif yang dipakai seseorang mempe¬nga-ruhi apa yang nampak sebagai realitas; Apa yang kita yakini mempengaruhi penampakan realitas; Reali¬tas ada sebagaimana dikenal manusia, dan bukan ada sebagaimana adanya.
d. Ada keterhubungan timbal-balik antara berbagai se-suatu. Segala sesuatu saling berhubungan. Ada jaring-an keterhubungan alam semesta. Ada keterkaitan timbal-balik antara yang mengenal dengan yang di-kenalnya.
2. Aksioma tentang interaksi antara yang mengenal dan yang di¬kenal
a. Hubungan itu indeterminatif. Ada keterlibatan timbal-balik antara yang mengenal dengan yang dikenalnya. Proses observasi mempengaruhi hasilnya.
b. Kausalitas itu timbal-balik.
c. Pengenalan kita itu sifatnya perspektif. Dari mana dan cara bagaimana akan mempengaruhi apa yang kita lihat; Pengetahuan dijaga (dari “bias”) bukan dengan mengabstraksikan dari semua perspektif, melainkan dengan membuat keseimbangan perspektif ganda untuk menghindarkan “bias”; sehingga objektivitas itu merupakan ilusi.
3. Aksioma tentang Keterkaitan pada waktu dan konteks
a. Keterkaitan pada waktu dan konteks menjadikan se-suatu itu kompleks. Sistem dan organisme tak dapat dipisahkan dari lingkungannya, karena makna dan ek-sistensinya terkait pada sistem dan organisme lain; Pengetahuan menjadi bermakna bila berada dalam konteks; Penelitian haruslah memperhitungkan seja¬rah-nya dan rinciannya daripada memperhitungkan sifat permanen dan generalisasinya.
b. Ada tata heterarkhik. Sistem dan organisme mana yang dominan bergantung pada keseluruhan situasi, dan ditentukan oleh interaksi sistem dan organisme.
c. Sesuatu itu besifat holographik. Informasi itu me-nyebar pada seluruh sistem, bukan terkonsentrasi pada titik tertentu.
d. Berlaku prinsip indeterminatif. Dalam sistem atau orga¬nisme yang kompleks kemungkinan masa yang akan datang dapat dikenal, tetapi akibatnya yang tepat sukar untuk dapat diketahui berdasarkan kondisi sekarang.
e. Ada kausalitas timbal-balik. Untuk memahami seluruh sistem diperlukan pengenalan sejarah atau prosesnya yang tidak dapat dipahami berdasarkan kondisi se¬ka-rang; Kausalitas timbal-balik cenderung meng¬hasil¬kan sesuatu yang tidak dapat diduga.
f. Terjadi proses morphogenetik. Perubahan itu tidak hanya berlangsung secara berkelanjutan dan kuanti-tatif, melainkan tak berkelanjutan dan kualitatif.
4. Aksioma tentang Pembentukan timbal-balik dan simultan.
a. Struktur tersusun heterarkhik. Struktur sistem dan organis¬me bekerja heterarkhik, membentuk jaringan pengaruh dan hambatan timbal-balik.
b. Ada kausalitas timbal-balik. Kausalitas deterministik kaku diganti dengan inovasi tak terduga, yang muncul secara morphogenetik melalui interaksi dan fluktuasi kausal timbal-balik; Kausalitas timbal-balik bukan mengarah ke stabilitas, melainkan ke perubahan sim¬bo-lik dan evolutif.
c. Sistem terbentuk secara morphogenetik. Sistem dan organisme baru dan berbeda terbentuk dari yang lama lewat proses yang kompleks; tata sistem dan organis-me yang lebih tinggi tersusun dari tata yang lebih rendah; tata juga dapat muncul dari tiada tata.
5. Aksioma tentang Keterkaitan pada nilai.
Kepentingan kita memberi perspektif pada pengetahuan kita. Semua pengetahuan kita pada hakekatnya merupakan pengetahuan atas kepentigan, meskipun kita tidak ber-maksud mengaitkan dengan kepentigan tertentu dalam mengembangkannya; suatu keharusan ilmiah untuk meng-adakan penelitian, bila manusia memang berkepentingan; Konsep paradigma bergeser dengan sendirinya. Hal ter-sebut membuka kemungkinan adanya program penelitian dengan asumsi yang sangat beragam.
  1. realitas ,, observasi dan gheneralisasi
dalam terapan penelitian itu berate bahwa kita perlu perlengkapi kognisi kita dan pembaca kita sehingga realitas yang kita deskripsikan dalam penelitian menjadi relitas yang beda
  1. kausalitas dan dampak nilai
phenomonologi termasuk paradigm naturalistic berpendapat bahwa bagaimanapun orang berupaya untuk tidak mempunyai kepentingan tetap saja ada keppentingan masuk dalam penelitian
  1. arus penelitian naturalistic
perbedaan yang tajam dengan metode positivistic dan rasionalistik metode model ini menuntuk langsung terjun kelapangan dan empat unsure ditata dan dikembangkan
  1. watak dan konteks naturalistic
    1. manusia sebagai instrument
    2. metoda metoda kualitatif
    3. iterasi empat unsure penelitian naturalistic
  • pengambilan sampel purposive
  • analisis data induksi
  • grounded teori
  • desain sementara

  1. a laporan penelitian kasus
  • hasil yang disepakati
  • laporan kasus
  • aplikasi tentative

11.b  kawasan dan keteladanan penelitian

11.c  kredibilitas
Bagi posotivisme sesuatu itu benar bila ada ishomorpisme antara data hasil study dengan realitas berbeda dengan naturalis yang memandang bahwa realitas itu ganda kebenaran itu perspektip
11.d  tranferabilitas , dependabilitas, dan konfirmabilita
Membangun transperabilitas bagi naturalis itu sangat berbeda dengan membangun generalisai dan prediksi pada positivis
12 memproses data secara naturalistic
Dalam paradigm naturalis datra tidak dilihat sebagai apa yang diberikan alam melainkan hasil interaksi antara peneliti dengan sumber data
E. model interaksionalisme simbolik
  1. interaksionalisme simbolik dan para pendahulu
  2. tujuh preposisi dasar
  3. mazhab chichago dan iowa
  4. prinsip metodologi dalam interaksi simbolik
  5. metode pemaknaan
F . metode konstruktivist




KARAKTERISTIK PASAR KONSUMEN

2:19:00 AM
KARAKTERISTIK PASAR KONSUMEN
1. Pasar Konsumen
Faktor-­Faktor Budaya
Merupakan faktor yang memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada tingkah laku konsumen.
a. Budaya
Kumpulan nilai-­nilai dasar, persepsi, keinginan dan tingkah laku yang dipelajari oleh   seseorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya.
b. Sub Budaya
Sekelompok orang yang mempunyai sistem nilai sama berdasarkan pada pe­ngalaman hidup dan situasi.
c. Kelas Sosial
Divisi masyarakat yang relatif permanen dan teratur dengan para anggotanya menganut nilai-­nilai, minat dan tingkah laku yang serupa.

Faktor-­Faktor Sosial
a. Kelompok Acuan
Dua orang/lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu atau bersa­ma,  kelompok ini berfungsi sebagai titik perbandingan atau acuan langsung atau tidak langsung yang membentuk sikap/perilaku seseorang Pemuka Pendapat: Orang dalam kelompok acuan yang, karena keteram­pilan, kepribadian, atau karakteristik lain yang spesial memberi pengaruh kepada orang lain.
b. Keluarga
Organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan te­lah diteliti secara mendalam
c. Peran dan Status
Faktor-­Faktor Pribadi
a. Umur dan Tahap daur Hidup
b. Pekerjaan
c. Situasi Ekonomi
d. Gaya Hidup: Pola kehidupan seseorang yang diwujudkan dalam aktivitas, interest              dan opininya. Gaya hidup akan mencakup sesuatu yang lebih dari seke­dar kelas    sosial atau keperibadian seseorang dan gaya hidup akan menampilkan pola beraksi            dan berinteraksi seseorang secara keseluruhan di dunia.
e. Kepribadian dan Konsep diri
Kepribadian: karakteristik psikologi unik dari seseorang yang menyebabkan respons           yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan dirinya sendiri.
Konsep diri: disebut juga dengan citra diri, dasar yang digunakan adalah bahwa apa          yang dimiliki seseorang memberi kontribusi pada dan mencerminkan iden­ titas     mereka, artinya: “kami adalah apa yang menjadi milik kami”.

Faktor­Faktor Psikologi
a. Motivasi
Motivasi adalah suatu kebutuhan yang cukup untuk mendorong seseorang untuk    bertindak
b. Persepsi
Proses yang dilalui orang dalam memilih, mengorganisasikan dan mengintepre­tasikan        informasi guna membentuk gambaran yang berarti mengenal dunia
c. Pengetahuan
Perubahan dalam perilaku individual yang muncul dari pengalaman
d. Keyakinan dan sikap
Keyakinan: pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang mengenai sesuatu sikap:   evaluasi, perasaan dan kecenderungan dari seseorang terhadap suatu ob­yek atau ide           yang relatif konsisten

KARAKTERISTIK PASAR INDUSTRI

1. Struktur dan Permintaan Pasar.
a. Pasar Industri memiliki lebih sedikit pembeli tetapi lebih besar nilainya.
b. Pelanggan pasar industri lebih terkonsentrasi secara geografis.
c. Permintaan pembeli industri merupakan turunan dari permintaan konsumen akhir.
d. Permintaan di pasar industri lebih inelastic – kurang terpengaruh oleh perubahan harga   jangka pendek.
e. Permintaan di pasa r industri lebih berfluktuatif dan lebih cepat.
2. Sifat unit pembelian.
a. Pembelian di pasar industri melibatkan lebih banyak pembeli.
b. Pembelian dipasar industri melibatkan usaha pembelian yang lebih professional.
3. Berbagai tipe Keputusan dan Proses Pengambilan Keputusan.
a. Pembeli di pasar industri biasanya menghadapi pengambilan keputusan yang kompleks.
b. Proses pembelian industri lebih formal.
c. Dalam pembelian di pasar industri, penjual dan pembeli bekerja lebih erat dan membangun  hubungan jangka panjang.

KARAKTERISTIK PASAR INSTITUSI DAN PEMERINTAH

a. Terdiri dari sekolah, rumah sakit, rumah jompo, dan institusi lain yang menyediakan barang dan jasa bagi orang-orang yang mereka pelihara.
b. Setiap institusi mempunyai sponsor dan tujuan yang berbeda.
c. Pasar institusi memiliki cirri anggaran yang rendah dan pelanggan yang sudah pasti.
d. Banyar pemasar mendirikan divisi terpisah untuk melayani cirri dan kebutuhan khususpembeli institusi.
e. Unit pemerintah — pemerintah federal, negara bagian, dan local – yang membeli atau menyewa barang dan jasa guna menunaikan fungsi utama pemerintah.
f. Biasanya meminta pemasok mengajukan penawaran dan biasanya mereka memberikan kontrak kepada pemasok yang menawarkan harga terrendah.
g. Umumnya lebih menyukai pemasok domestik daripada pemasok asing.
h. Sebagian besar pemerintah akan memberikan pemasok panduan yang lengkap yang menerangkan cara menjual kepada pemerintah.
i. Kriteria non-ekonomi juga memainkan peranan dalam pembelian pemerintah.

 KARAKTERISTIK PASAR GLOBAL
     perusahaan yang menjual barang di pasar global menghadapi keputusan dan tantangan tambahan. Perusahaan tersebut harus memustuskan Negara mana yang harus dimasuki, bagaimana cara memasuki masing – masing Negara sebagai expotir , pemberi lisensi , mitra usaha patungan , pabrik berdasarkan kontrak kerja , atau pabrik yang di kelola sendiri , bagaimana cara mengadaptasi fitur produk dan jasa mereka kemasing – masing Negara , bagaimana menetapkan harga produk di Negara yang berlainan dalam suatu cakupan harga yang cukup sempit untuk menghindari terciptanya pasar gelap bagi barang mereka dan bagaimana mengadaptasi komunikasi perusahaan agar sesuai dengan praktek – praktek budaya

penelitian kuantitatif

2:13:00 AM
Secara umum, ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu, sampel acak atau random sampling / probability sampling, dan sampel tidak acak atau nonrandom samping/nonprobability sampling. Yang dimaksud dengan random sampling adalah cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi. Artinya jika elemen populasinya ada 100 dan yang akan dijadikan sampel adalah 25, maka setiap elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25/100 untuk bisa dipilih menjadi sampel. Sedangkan yang dimaksud dengan nonrandom sampling atau nonprobability sampling, setiap elemen populasi tidak mempunyai kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel. Lima elemen populasi dipilih sebagai sampel karena letaknya dekat dengan rumah peneliti, sedangkan yang lainnya, karena jauh, tidak dipilih; artinya kemungkinannya 0 (nol).
Skala Pengukuran
Skala nominal adalah skala mengelompokkan obyek atau peristiwa dalam berbentuk kategori. Skala nominal diperoleh dari pengukuran nominal yaitu suatu proses mengklasifikasian obyek-obyek yang berbeda kedalam kategori-kategori berdasarkan beberapa karakteristik tertentu.
Karakteristik data nominal adalah
1. Kategori data bersifat mutually eksklusif (setiap obyek hanya memiliki satu kategori)
2. Kategori data tidak disusun secara logis
Skala ordinal adalah jenis skala yang menunjukkan tingkat. Skala ini biasanya dipergunakan dalam menentukan ranking seseorang dibandingkan dengan yang lain. misalnya ranking siswa dikelas dibuat dari nilai tertinggi sampai nilai terendah. Ranking pertama dan kedua tidak memiliki jarak rentangan yang sama dengan rankin kedua dan ketiga. Contoh lain skala ordinal adalah nilai mahasiswa dalam bentuk huruf, A, B, C, D dan E. skala ordinal memiliki karakteristik:
1. Kategori data bersifat mutually eksklusif (setiap obyek hanya memiliki satu kategori)
2. Kategori data tidak disusun secara logis
3. Kategori data disusun berdasarkan urutan logis dan sesuai dengan besarnya karakteristik yang dimiliki
Skala interval adalah skala yang yang memiliki jarak yang sama antar datanya akan tetapi tidak memiliki nol mutlak. Nol mutlak artinya tidak dianggap ada. Salah satu cirri matematis yang dimiliki skala interval adalah penjumlahan. Dengan demikian, kita dapat membuat operasi penambahan atau pengurangan. Misalnya, jarak pada temperature tertentu. Jarak antara 250F dengan 500F sama dengan jarak 750F dengan 1000F. akan tetapi, skala suhu ini tidak memiliki titik nol mutlak sehingga kita tidak bisa melakukan operasi perkalian dan pembagian. Untuk itu maka ada satu lagi skala yaitu skala rasio.
Skala rasio adalah skala pengukuran yang memiliki nol mutlak sehingga dapat dilakukan operasi perkalian dan pembagian. Misalnya berat badan, tinggi badan, pendapatan dan lain sebagainya.
Bentuk-bentuk hipotesis :
Ho:Tidak terdapat pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai PT. X
Ha:Terdapat pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai PT. X
Hipotesis Kerja :
Terdapat pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai PT. X
Terdapat pengaruh kompensasi terhadap kinerja pegawai PT. X
Terdapat pengaruh motivasi dan kompensasi secara bersama-sama terhadap kinerja pegawai PT. X
Berdasarkan tujuan atau tahap analisis, statistika dibedakan menjadi
Statistika Deskriptif
Statistika deskriptif adalah statistika yang dalam analisisnya bertujuan untuk memperoleh gambaran (deskripsi) tentang data yang dianalisis. Jika data yang dianalisis merupakan sampel dari suatu populasi, maka statistika deskriptif akan menghasilkan ukuran-ukuran sample (statistik), sedangkan jika data yang dianalisis berasal dari populasi, maka statistika deskriptif akan menghasilkan ukuran populasi (parameter).
Statistika Inferensia
Statistika inferensia adalah statistika yang berkenaan dengan cara penarikan kesimpulan
berdasarkan data yang diperoleh dari sampel untuk menggambarkan karakteristik atau ciri populasi. Dari gambaran diatas, dalam statistika inferensia dilakukan suatu generalisasi atau memperumum dari hal-hal yang bersifat khusus, sehingga terkadang statistika inferensia sering juga disebut dengan statistika induktif atau statistika penarikan kesimpulan. Pada statistika inferensia, biasanya dilakukan pengujian hipotesis dan pendugaan karakteristik populasi, seperti misalnya nilai rata-rata dan standar deviasi.

Bisnis dan etika dalam dunia modern

2:11:00 AM
  • Tiga aspek pokok dari bisnis
Bisnis modern merupakan realitas yang sangat kompleks.banyak factor turut mempengaruhi dan menentukan kegiatan bisnis , antara lain ada factor organisasi-manajerial,ilmiah technologis dan politik social cultural ,kompleksitas bisnis ini berkaitan langsung dengan kompleksitas masyarakat modern sekarang sebagai kegiatan social bisnis dengan banyak cara terjalin dengan kompleksitas masyarakat modern itu , semua factor yang membentuk kompleksitas bisnis sudah sering dipelajari dan di analisis melalui berbagai pendekatan ilmiah khususnya ilmu ekonomi dan ilmu teori manajemen ,bisnis  sebagai kegiatan social bisa di soroti sekurang kurangnya dari tiga sudut pandang yang berbeda tetapi tidak selalu mungkin dipisahkan ini : sudut pandang ekonomi , hokum dan etika .
  • Sudut pandang ekonomis
Bisnis adalah kegiatan ekonomis . yang terjadi dalam kegiatan ini adalah tukar menukar , jual beli, memasarkan, bekerja- mempekerjakan , dan interaksi manusiawi lainya , dengan maksud memperoleh untung mungkin bisnis dapat dilukiskan sebagai kegiatan bisnis yang kurang lebih terstruktur dan terorganisasi untuk menghasilkan untung . Pencarian keuntungan dalam bisnis  tidak bersipat sepihak tetapi diadakan dalam interaksi . bisnis berlangsung sebagai komunikasi social yang menguntungkan untuk kedua belah pihak yang terlibat .
Teori  ekonomi menjelaskan   bagaiman dalam system ekonomi pasar bebas para pengusaha dalam memanfaatkan sumber daya yang langka menghasilkan barang dan jasa yang berguna untuk masyarakat . para produsen akan berusaha untuk meningkatkan penjualan demikian rupa sehingga bisa mencapai laba sesuai dengan pandangan ekonomis, good bussines {bisnis yang baik )adalah bisnis yang menghasilkan keuntungan
  • Sudut pandang moral
Dengan tetap mengakui peranan sentral dari sudut pandang ekonomis dalam bisnis perlu segera ditambahkan adanya sudut pandang lain lagi yang tidak boleh diabaikan yaitu sudut pandang moral Mengajar keutungan merupakan hal  yang  wajar asalkan tidak merugikan orang lain . jadi ada batasan juga dalam mewujudkan tujuan tersebut disamping aspek ekonomis juga  aspek moral. Perikau etis disini juga penting untuk kelangsungan hidup bisnis itut sendiri dan demi ketahanan posisis financial  bisnis yang baik bukan hanya bisnis yang menguntungkan bisnis yang baik adalah bisnis yang juga baik secara moral .
  • Sudut pandang hukum
Tidak dipungkiri lagi bisnis terikat juga oleh hukum  “hukum dagang” atau “hokum bisnis” merupakan cabang ilmu dari hokum. Dan dalam kontek hokum banyak msalah yang timbul karena bisnis baik taraf nasional maupun internasional  seperti etika pula hokum merupakan sudut pandang normative karena menetapkan apa yang harus dilakukan dan tidak dari segi norma hukum bahkan lebih jelas dan pasti daripada etika karena hokum dituliskan diatas hitam dan putih
Terdapat kaitan erat antara hokum dan etika dalam kekaisaran roma dikenal pepatah quid leges sine moribus (apa artinya undang undang kalau tidak disertai moralitas)  etika  harus menjiwai hokum baik dalam proses terbentuknya maupun pelaksanaan hukum  walaupun ada kaitan erat antara hokum dan etika namun norma itu tidak sama disamping sudut pandang hukum kita tetap membutuhkan sudut moral  untuk itu dapat dikemukakan beberapa alas an antara lain :
  1. Banyak hal bersipat tidak etis sedangkan menurut hukum tidak dilarang
  2. Proses terbentuknya undang undang atau peraturan peraturan lainya memakan waktu lama
  3. Hukum itu sendiri dapat disalahgunakan
Untuk bisnis sudut pandang hokum mungkin penting bisnis harus menaati hokum dan peraturan yang berleku tapi sudut pandang hokum saja tidak cukup perlu diakui lagi adanya sudut pandang lain yaitu sudut pandang moral
Tolak ukur tiga sudut pandangan ini
Bagaimana kita tahu bahwa bisnis itu baik menurut tiga pandangan diatas ? untuk sudut pandang ekonomis  tidak sulit untuk dijawab karena bisnis yang baik itu adalah yang menghasilkan laba
Untuk sudut hukum pun tolak ukurnya jelas bisnis yang baik adalah bisnis yang sesuai dengan hukum , dan lebih sulit menentukan tolak ukur untuk sudut pandang etika setidaknya ada 3 tolak ukr yang dapat digunakan yaitu tolak ukkur hati nurani, kaidah emas , penilaian masyarakat umum
  • Hati nurani
Suatu perbuatan adalah baik jika dilakukan sesuai hati nurani dan suatu perbuatan lain adalah buruk jika bertentangan dengan hati nurani . hati nurani merupakan norma moral yang penting tetapi sifatnya subjektif karena hati nurani bersifat subjektif hati nurani ini sulit untuk dipakai dalam porum umum dan harus dilengkapi dengan norma lain
  • Kaidah emas
Cara lebih baik untuk menilai baik buruknya moral adalah mengukurngya dengan kaidah emas  yang berbunyi “hendaklah mempekerjakan orang lain sebagaimana anda sendiri ingin diperlakukan “ perilaku saya dapat dianggap baik apabila saya memperlakukan orang lain sebagaimana saya ingin diperlakukan
  • Penilaian umum
Cara ketiga dan barangkali paling ampuh untuk menentukan baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku adalah menyerahkan nya kepada masyarakat umum untuk dinilai cara ini disebut juga audit social
Dapat disimpulkan supaya dapat disebut good bussines tingkah laku bisnis harus memenuhi syarat syarat dari semua sudut pandang tadi memang benar  bisnis yang tidak baik secara  ekonomis tidak pantas disebut good bussines  terrdapat keraguan untuk sudut pandang etika dan hukum  dalam hal ini hukum lebih mudah dietrima dalam hal teoritis tapi dalam kenyataan banyak dilanggar
  • Apa itu etika bisnis
Kata etika dan etis tidak slalu dipakai dalam arti sama dank arena itu pula etika bisnis bisa berbeda artinya . etika sebagai praktis berarti nilai – nilai atau norma – norma  moral sejauh dipraktekan atau justru tidak dapat dikatakan juga etika adalah apa yang dilakukan sejauh sesuai dengan nilai dan norma moral
Etika sebagai refleksi adalah pemikiran moral.dalam etika sebagai refreksi kita berpikir tentang apa yang dilakukan dan khususnya tentang apa yang harus dilakukan dan tidak . etika berbicara tentang etika sebagai praksis atau mengambil praksis etis sebagai objeknya , etika menyoroti baik buruknya perilaku orang
Etika adalah cabang filsafat yang mempelajari baik buruknya perilaku manusia . karena itu etika sering juga disebut “filsapat praktis”  cabang cabang filsapat lain tampaknya membicarakan hal hal yang jauh dari kehidupan kongkret ,namun demikian pada kenyataanya etika pilosopis tidak jarang dijalankan pada taraf yang abstrak tanpa hubungan langsung dengan realitas sehari hari
Seperti etika terapan pada umumnya etika bisnis pun dapat dijalankan pada tiga taraf : taraf  makro. meso. Dan  mikro tiga taraf ini berkaitan dengan tiga kemungkinan berbeda untuk menjalankan kegiatan ekonomi dan bisnis
Pada taraf meso (madya atau menengah ) : etika bisnis menyelidiki masalah masalh etis dibidang organisasi . pada taraf mikro ytang difokuskan ialah individu dalam hubunganya dengan ekonomi dan bisnis .
Profil etika bisnis
Kini etika bisnis mempunyai status ilmiah yang serius ia semakin diterima diantara ilmu ilmu yang sudah mapan  seperti profil etika bisnis tyang tampak sekarang ini
  • Praktis disemua kawasan etika bisnis diberikan sebagai mata kuliah diperguruan tinggi
  • Banyak sekali publikasi diberiakan untuk etika bisnis
  • Sekurang kurangya sudah ada tiga seri buku tentang etika bisnis
  • Sudah cukup banyak jurnal ilmiah tentang etika bisnis
  • Dalam bahasa jerman sudah tersedia kamus tentang etika bisnis
  • Sekarang sudah banyak institute khusus etika bisnis
  • Sudah banyak didirika asosiasi atau himpunan
Factor sejarah dalam etka bisnis
  • Kebudayaan yunani kuno
Masyarakat yunani kuno pada umumnya berprasangka terhadap kegiatan dagang dan   kekayaan , warga Negara bebas harusnya mencurahkan perhatian dan waktunya untuk kesenian dan ilmu pengetahuan disampin tentu member sumbangsih terhadap negara dan kalau keadaan mendesak turut membela Negara . perdagangan sebaiknya diserahkan kepada orang asing atau pendatang Penolakan  terhadap pnadngan diatas dilakukan oleh aristoteles ( dalam karyanya politica )  ia menilai tidak etis setiap kegiatan menambah kekayaan  ia membedakan antara oikonomike tekhne dan khremastike tekhne
  • Agama Kristen
Dalam kitab suci agama Kristen terdapat cukup banyak teks yang bersifat kritis terhadap kekayaan dan uang . dalam perjanjian lama atau baru dalam alkitab banyak diminta agar orang kaya membuka hatinya untuk orang miskin untuk janda dan yatim piatu untuk mereka yang sial dalam menjalani kehidupan di dunia ini
  • Agama islam
Jika kita memandang sejarah dalam agama islam tampak pandangan lebih positif terhadap perdagangan dan kegiatan ekonomis karena nabi muhammad saw pun seorang pedagan dan islam mulai di sebarluaskan melalui kegiatan perdagangan . dalam al uran terdapat peringatan terhadap penyalah gunaan kekayaan akan tetapi tidak dilarang mencari kekayaan dengan cara halal
  • Kebudayaan jawa
Dalam kebudayaan jawa terdapat struktur social yang membagi masytarakat ke dalam empat  golongan yaitu :golongan priyayi, pedagang pribumu, pedagang tionghoa , orang kecil Golongan  priyayi membentuk elite politik dan cultural yang menjahkan diri dari perdagangan . golongan kedua adaalah pedagang pribumi yang menjamin perputaran roda ekonomi bersama pedagang tionghoa
Powered by Blogger.