Tujuan dan Fungsi Komunikasi Pemasaran

8:20:00 AM


Tujuan utama dari aktivitas komunikasi pemasaran adalah menjangkau khalayak dengan maksud mempengaruhi perilaku. Seluruh aktivitas komunikasi pemasaran diarahkan kepada pencapaian suatu atau lebih tujuan-tujuan berikut ini (Shimp, 2003: 160-162) :
1.        Membangkitkan keinginan akan suatu kategori produk
Pada akhirnya, setiap organisai pemasaran bertujuan untuk meraih konsumen agar memilih produknya dan bukan produk pesaingnya. Namun, konsumen harus mempunyai keinginan terhadap suatu kategori produk terlebih dahulu. Pemasar harus melakukan berbagai usaha untuk membangun dan mempertahankan kategori produk mereka.
2.        Menciptakan akan kesadaran akan merek (Brand Awareness) 
3.        Mendorong sikap positif dan mempengaruhi niat membeli
4.        Memfasilitasi pembelian
Komunikasi Pemasaran merupakan usaha untuk menyampaikan pesan kepada konsumen menganai keberadaan produk di pasar (Sutisna, 2001: 268). Komunikasi pemasaran memegang peranan yang sangat penting bagi pemasar. Tanpa komunikasi, konsumen maupun masyarakat secara keseluruhan tidak akan mengetahui keberadaan produk di pasar. Karena biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan pemasaran sangat besar, maka pemasar harus berhati-hati dalam menyusun rencana komunikasi pemasaran agar dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

Tinjauan Mengenai Daya Tarik Iklan

4:44:00 AM


Daya tarik iklan digunakan untuk mempengaruhi perasaan konsumen terhadap produk atau jasa. Daya tarik iklan pun memiliki berbagai perbedaan sesuai dengan karakterstik dan aktivitasnya. Iklan menurut aktivitasnnya (Jefkins, 1997) dapat dikategorikan ke dalam kedua tehnik ini, yaitu (1) Above The Line (ATL), yaitu aktivitas beriklan yang menggunakan media massa untuk berpromosi. Komunikasi macam ini bersifat nonpersonal, yang berarti tidak menyasar setiap orang secara pribadi. Above The Line menggunakan media-media tradisional, seperti : televisi, koran, majalah, radio, luar ruang (outdoor), dan Internet. (2) Below The Line (BTL), yaitu aktivitas beriklan yang menggunakan metode yang lain daripada biasanya, yang disebut less conventional dibanding ATL. Contoh iklan below the line yaitu : Public Relation, Direct Mail, dan Sales Promotion. Aktivitas BTL biasanya terfokus pada komunikasi secara langsung, seperti direct mail dan e-mail.
Pada umumnya iklan above the line bermuara ke dalam tiga bentuk media, yakni kasat mata (cetak), rungu (radio), dan rungu kasat mata (televisi). Untuk media kasat mata (cetak) ada beberapa hal yang dapat digunakan sebagai daya tarik sebuah iklan, yakni daya tarik pesan, daya tarik fisik, dan daya tarik kuantitas (Liliweri, 1992: 75 dan Rakhmat, 2001: 52).

Tujuan dan Fungsi Periklanan

5:38:00 AM


Iklan merupakan suatu bentuk  komunikasi, yang dapat digunakan untuk membangun citra jangka panjang sebuah produk dan perusahaan ataupun untuk mendorong terjadinya penjualan (Sulaksana, 2003:25). Sedangkan menurut Wells, Burnett dan Moriarty (2006: 5):
“Advertising is a complex from of communication that operates with objectives and strategies leading to various types if impact on consumer thught, feelings and actions.”
(Iklan adalah suatu bentuk kompleks dari komunikasi yang bertujuan mengaktualisasikan strategi-strategi yang mengarah pada berbagai dampak pikiran, perasaan dan prilaku audiens)

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan periklanan umumnya mengandung misi komunikasi. Periklanan adalah suatu komunikasi massa dan harus dibayar dengan menarik kesadaran, menanamkan informasi, mengembangkan sikap, atau mengharapkan adanya suatu tindakan yang menguntungkan bagi pengiklan. Penetapan tujuan periklanan merupakan aspek penting yang mendapat perhatian serius. Tanpa tujuan yang baik, tidak mungkin mengarahkan dan mengendalikan keputusan dengan efektif dan efisien.
Tujuan periklanan berfungsi sebagai alat komunikasi dan koordinasi, memberikan kriteria dalam pengambilan keputusan serta sebagai alat evaluasi. Selain itu tujuan juga akan sangat membantu dalam komunikasi dan membuat suatu garis antara keputusan strategis dan taktis. Secara umum tujuan perusahaan mengiklankan produknya adalah dalam rangka (Durianto, 2003) :
1.      Menciptakan kesadaran pada suatu merek di dalam benak konsumen. Brand awarness yang tinggi merupakan kunci untuk mencapai brand equity yang kuat. Para pemasar harus menyadari bahwa tanpa Brand awarness yang tinggi akan sulit untuk mendapatkan pangsa pasar yang tinggi.
2.      Mengkomunikasikan informasi kepada konsumen mengenai keunggulan suatu merek. Manfaat ini berhubungan dengan keunggulan dari sebuah produk dibanding produk lain.
3.      Mengasosiasikan suatu merek dengan perasaan serta emosi tertentu. Tujuannya, agar ada hubungan emosi antara konsumen dengan suatu merek.
4.      Membuat perilaku. Artinya perilaku konsumen dapat dibentuk melalui kampanye periklanan. Mengembangkan atau mengubah citra atau personalitas dari sebuah merek. Sebuah merek terkadang mengalami keterpurukan dimata konsumen sehingga perlu diperbaiki citra atau image-nya yang dilakukan melalui periklanan
5.      Mengembangkan persepsi positif calon konsumen yang diharapkan kelak dapat menjadi pembeli potensial
6.      Mengarahkan konsumen untuk membeli produk. Tetapi yang harus disadari adalah iklan bukan segalanya, karena keberhasilan suatu merek di pasar tidak hanya tergantung pada periklanannya tapi juga ditentukan oleh elemen pemasaran lainnya.
Dari sekian banyak tujuan perusahaan dalam periklanan seperti yang telah disebut di atas, hanya beberapa tujuan saja yang harus dipilih. Tujuan tersebut harus benar-benar sesuai dengan apa yang diinginkan perusahaan terhadap kampanye produknya, semakin efektif dan efisien tujuan maka kemungkinan kampanye periklanan berhasil akan semakin terbuka.
Selain itu terdapat beberapa fungsi dari sebuah periklanan diantaranya: (1) memberikan informasi, (2) membujuk dan mempengaruhi, (3) menciptakan kesan (image), (4) memuaskan keinginan, dan (5) sebagai alat komunikasi. Periklanan juga merupakan salah satu bentuk khusus komunikasi untuk memenuhi fungsi pemasaran. Untuk dapat menjalankan fungsi pemasaran, maka apa yang harus dilakukan dalam kegiatan periklanan tentu saja harus lebih dari sekedar memberikan informasi. Periklanan sebagai pemasaran harus mampu membujuk khalayak ramai agar berprilaku sedemikian rupa sesuai dengan strategi pemasaran perusahaan untuk mencetak penjualan dan keuntungan (Ruslan, 2005: 86).

Periklanan Sebagai Proses Komunikasi Pemasaran

9:47:00 AM


Ricard J. Varey (2002) mengungkapkan:
“Advertising is an institusional model of communication that is deeply rooted in daily interest and has continued to contribute to the reproduction of the social conditions and values of a mode of living and a social system”
(Periklanan adalah sebuah model komunikasi institusional yang tidak bisa dipisahkan dalam kepentingan sehari-hari dan terus menerus berjalan untuk perkembangan kondisi sosial serta nilai-nilai dalam cara hidup masyarakat dan sistem sosial) (Varey, 2002: 269)
Hal tersebut menunjukan bahwa saat ini, periklanan menjadi suatu bentuk komunikasi yang melembaga dan menjadi kebutuhan di dalam kehidupan bermasyarakat. Sebuah iklan, disadari atau tidak telah berkontribusi dalam perkembangan kondisi sosial yang didalamnya terkandung nilai-nilai kehidupan bermasyarakat seperti gaya hidup, norma, budaya dan lain sebagainya.
            Pada awal perkembangannya di tahun 1477 iklan merupakan laporan berkala (newsletter) dari sebuah perusaan, lalu menjelang 1630-an ia berkembang sebagai sarana publisitas masyarakat yang pada saat itu sangat populer di Eropa. Setelah berdirinya The Times di tahun 1785, terjadi kombinasi antara berita dan opini yang berbentuk ‘perkenalan niaga’ (commercial presentation). Hal ini memiliki perbedaan pokok dari bentuk sebelumnya, yakni lebih berdasar pada bentuk yang kompetitif dengan tujuan niaga dan bursa saham (commercial intentions and exchanges predominating). Kemudian pada masa itu, muncul beberapa agen periklanan (advertsing agency) yang menjanjikan bisnis yang menguntungkan di7 Eropa dan Amerika Utara. Saat ini keberadaan agen periklanan masih berkembang hingga beberapa perusahaan besar seperti General Electric (GE) membentuk sebuah depatemen khusus dalam perusahaannya yang mengurus masalah publisitas (Varey 2002: 270).
Pada dasarnya advertising merupakan bagian dari Bauran Promosi atau yang lebih dikenal dengan istilah Tools of Promotions, yang terdiri dari Direct Marketing (Pemasaran Langsung), Public Relation, Selling Promotion (Promosi Penjualan), dan Personal Selling (Penjualan Personal).
Dalam Clueless in Advertising, Lwin dan Aitchison mengatakan:
“Para akademisi mengatakan bahwa iklan adalah kandungan utama dari manajemen promosi yang menggunakan ruang media bayaran untuk menyampaikan pesan, sementara para klien dan praktisi periklanan memandangnya hanya sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan konsumen.” (Lwin & Aitchison, 2005: 5).

Ungkapan diatas secara tegas mengatakan bahwa iklan adalah unsur yang tidak dapat dipisahkan dari aspek promosi dalam sebuah strategi pemasaran sebuah produk. Walau terkadang pada praktiknya keseluruhan aspek promosi tersebut memiliki pendekatan yang berbeda-beda sesuai dengan tujuan dan fungsinya. Dengan kata lain, iklan merupakan sarana komunikasi yang digunakan komunikator dalam hal ini perusahaan atau produsen untuk menyampaikan informasi tentang barang atau jasa kepada publik.

Daya Tarik Kuantitas

7:02:00 AM


Daya tarik kuantitas mengacu pada frekuensi dan jumlah dalam jumlah penyampaian pesan. Frekuensi merupakan tingkat kekerapan munculnya iklan dalam sebuah media, baik pada media elektronik maupun cetak. Jumlah mengacu pada banyaknya iklan yang diproduksi dan ditempatkan diberbagai tempat atau media penyampaiannya. Sedangkan durasi mengacu pada ukuran lamanya iklan yang ditampilkan di salah satu media tertentu atau lamanya iklan tersebut ditayangkan dalam jangka waktu tertentu.
Perulangan atau repetisi lebih dapat menarik perhatian khalayak. Menurut Emil Dovi Fat, perulangan sebagai salah satu prinsip penting dalam menyampaikan gagasan. Semakin sering suatu iklan disampaikan (diulang) akan semakin besar terpaan iklan tersebut dalam benak pemirsannya, sehingga diharapkan para pemirsa dapat memproses dengan aktif informasi yang telah diperoleh dari iklan disampaikan secara berulang-ulang (Rakhmat, 2001: 53).

Tinjauan Mengenai Citra

6:38:00 AM


Suatu citra dapat kaya makna atau sederhana saja. Citra dapat berjalan stabil, konsisten dari waktu ke waktu, diperkaya oleh jutaan pengalaman dan banyak pikiran asosiatif, atau sebaliknya, bisa berubah-ubah dan dinamis. Citra bisa diterima secara homogen, sama pada setiap anggota masyarakat, atau sebaliknya, setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda (Kasali, 1995: 158)
            Citra seringkali dikaitkan dengan suatu objek tertentu. Oleh karena itu dalam citra selalu terkandung makna tentang objek.
            “Image is therefore not an empty slogan. Image has often been associated with the action of an actor or stage. It should not be constructed as the external appearance of a person. It is more than outer clothing of an individual. It is an intrinsic communication of the whole organization of an idividual to their various publics. It is also the response of the publics toward  the organization or the individual.”
(Citra, meskipun demikian, bukanlah slogan kosong tanpa makna. Citra seringkali diasosiasikan dengan tindakan dari seorang aktor diatas panggung. Bukan hanya ditafsirkan dari penampilan luar seseorang. Citra lebih dari sekedar penampilan luar. Citra lebih dari sekedar ‘wajah’ perusahaan dalam suatu iklan. Citra pada hakekatnya mencakup komunikasi dari keseluruhan individu dalam organisasi dan  pada publik luar. Citra juga merupakan respon publik yang ditujukan pada organisasi ataupun individu dalam organisasi (Arabi, 1996: 14).

            Citra memegang peranan penting bagi sebuah perusahaan, organisasi ataupun seorang individu untuk memenangkan persaingan. Sebab kekuatan citra merupakan hal yang sangat esensial untuk menarik konsumen, mengelola loyalitas mereka terhadap organisasi.
Powered by Blogger.