Periklanan Sebagai Proses Komunikasi Pemasaran
Ricard
J. Varey (2002) mengungkapkan:
“Advertising
is an institusional model of communication that is deeply rooted in daily
interest and has continued to contribute to the reproduction of the social
conditions and values of a mode of living and a social system”
(Periklanan
adalah sebuah model komunikasi institusional yang tidak bisa dipisahkan dalam
kepentingan sehari-hari dan terus menerus berjalan untuk perkembangan kondisi
sosial serta nilai-nilai dalam cara hidup masyarakat dan sistem sosial) (Varey,
2002: 269)
Hal tersebut
menunjukan bahwa saat ini, periklanan menjadi suatu bentuk komunikasi yang
melembaga dan menjadi kebutuhan di dalam kehidupan bermasyarakat. Sebuah iklan,
disadari atau tidak telah berkontribusi dalam perkembangan kondisi sosial yang
didalamnya terkandung nilai-nilai kehidupan bermasyarakat seperti gaya hidup,
norma, budaya dan lain sebagainya.
Pada awal perkembangannya di tahun
1477 iklan merupakan laporan berkala (newsletter) dari sebuah perusaan, lalu
menjelang 1630-an ia berkembang sebagai sarana publisitas masyarakat yang pada
saat itu sangat populer di Eropa. Setelah berdirinya The Times di tahun 1785, terjadi kombinasi antara berita dan opini
yang berbentuk ‘perkenalan niaga’ (commercial
presentation). Hal ini memiliki perbedaan pokok dari bentuk sebelumnya,
yakni lebih berdasar pada bentuk yang kompetitif dengan tujuan niaga dan bursa
saham (commercial intentions and
exchanges predominating). Kemudian pada masa itu, muncul beberapa agen
periklanan (advertsing agency) yang
menjanjikan bisnis yang menguntungkan di7 Eropa dan Amerika Utara. Saat ini
keberadaan agen periklanan masih berkembang hingga beberapa perusahaan besar
seperti General Electric (GE) membentuk
sebuah depatemen khusus dalam perusahaannya yang mengurus masalah publisitas
(Varey 2002: 270).
Pada
dasarnya advertising merupakan bagian
dari Bauran Promosi atau yang lebih dikenal dengan istilah Tools of Promotions, yang terdiri dari Direct Marketing (Pemasaran Langsung), Public Relation, Selling
Promotion (Promosi Penjualan), dan Personal
Selling (Penjualan Personal).
Dalam
Clueless in Advertising, Lwin dan Aitchison mengatakan:
“Para
akademisi mengatakan bahwa iklan adalah kandungan utama dari manajemen promosi
yang menggunakan ruang media bayaran untuk menyampaikan pesan, sementara para
klien dan praktisi periklanan memandangnya hanya sebagai sarana untuk
berkomunikasi dengan konsumen.” (Lwin &
Aitchison, 2005: 5).
Ungkapan diatas
secara tegas mengatakan bahwa iklan adalah unsur yang tidak dapat dipisahkan
dari aspek promosi dalam sebuah strategi pemasaran sebuah produk. Walau
terkadang pada praktiknya keseluruhan aspek promosi tersebut memiliki
pendekatan yang berbeda-beda sesuai dengan tujuan dan fungsinya. Dengan kata
lain, iklan merupakan sarana komunikasi yang digunakan komunikator dalam hal
ini perusahaan atau produsen untuk menyampaikan informasi tentang barang atau
jasa kepada publik.
Post a Comment