Peranan Loyalitas Karyawan

6:19:00 AM


Peranan Loyalitas Karyawan
            Loyalitas karyawan merupakan faktor penting bagi perusahaan atau organisasi, Menurut Siagian mengemukakan bahwa:
“Atas dasar kesetiaanlah suatu organisasi mampu mencapai tujuannya, karena dengan adanya loyalitas dan karyawannya, perusahaan dapat mencapai tingkat efisiensi tinggi sehingga dapat bertahan dalam kondisi perekonomian yang kompetitif “.(1993:78)

            Dalam The Encyclopedia Britanica  dinyatakan bahwa:
A man without loyalty doesn’t exist. It stirs and arouses him, brings meaning, direction, and purpose into his life and unities his activities. At the same time loyalty has a social function. Only by man’s willingness in corporation whit other to invest his intellectual and moral resources generously an whole heartedly in something beyond his own narrow circles has it been possible for communities of various kind to emerge and continue to exist among them family and nation. Both man and community are unthinkable whithout loyality”. “seorang manusia tanpa loyalitas berarti ia tidak hidup, karena adanya loyalitas dapat membangkitkan dan menyemangatkan dirinya, loyalitas memberi arti, arah, tujuan hidup dan menyatukan aktifitasnya. Di waktu yang sama loyalitas mempunyai fungsi social. Dengan adanya loyalitas sangat mungkin bagi manusia untuk terus memberikan intelektual dan moralitasnya secara luas bahkan malampaui keterbatasannya sendiri, hal ini dapat membuat manusia dapat muncul dan terus hidup diantara komunitasnya, yaitu sesama, keluarga dan bangsanya, tetapi hal ini tentunya bila memang benar-benar dinginkan olehnya, baik manusia dan komunitas mustahil tanpa loyalitas”. (1968:378)

            Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa suatu organisasi atau perusahaan sangat mustahil untuk terus berkembang tanpa loyalitas karyawannya. Karena bilamana karyawannya tidak loyal, berarti karyawan tidak akan maksimal dalam memberikan intelektual dan moralitasnya kepada perusahaan, padahal kesetiaan dan kepatuhan karyawan akan membuat mereka bersedia untuk melakukan sesuatu demi mempertahankan dan memajukan perusahaannya.
“Oleh karena itu sangatlah penting bagi setiap organisasi atau perusahaan untuk terus memupuk loyalitas karyawannya dan loyalitas karyawan yang harus dipupuk dalam rangka mensukseskan pelaksanaan keputusan adalah loyalitas organisasional, kesetiaan terhadap tujuan, misi, fungsi dan tugas organisasi”. (Pradjudi Atmosudirjo:1982:182)

Hubungan Program Pengembangan Karir dengan Loyalitas Karyawan

5:07:00 AM


Hubungan Program Pengembangan Karir dengan Loyalitas Karyawan
            Keinginan untuk memperoleh kepastian, merasa dilindungi dan merasa aman merupakan sifat manusia yang naruliah, juga dalam menduduki jabatan tertentu dalam perusahaan. Dalam perjalanan hidupnya seseorang ingin bebas dari pertentangan, tekanan, resiko dan ketidakpastian yang dapat merupakan ancaman terhadap dirinya, baik dalam arti fisik, sosial maupun intelektual.
            Kondisi dan keinginan tersebut terdapat pula pada setiap karyawan dalam suatu perusahaan, karena untuk mencapai tujuan yang optimal, maka perusahaan harus menyusun berbagai strategi dalam mempengaruhi karyawannya untuk turut mencapai tujuan tersebut.
            Menurut B. Siswato Sastrohadiwiryo dalam buku ”Manajemen Tenaga Kerja Indonesia,” mengemukakan bahwa:
”Dengan perkembangan karir, kesempatan untuk meningkatkan karir karyawan semakin besar, baik melalui pelatihan maupun promosi karena keahlian, keterampilan dan perstasi kerjanya, lebih baik dan tingkat loyalitas karyawan terhadap perusahaan seringkali menjadi salah satu kriteria untuk kegiatan promosi. Loyalitas yang tinggi berdampak pada tanggung jawab yang lebih besar pada perusahaan”.  (2003:261)

Untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien, setiap perusahaan sangat tergantung dari keahlian dan kemampuan karyawannya. Berdasarkan hal tersebut, maka perusahaan harus mendorong dan memacu semangat dan kemauan kerja karyawannya tersebut sehingga meningkatkan loyalitas karyawan.
Untuk memajukan dan mendorong karyawannya, perusahaan haruslah memperhatikan dan memberikan kesempatan-kesempatan pengembangan karir bagi karyawannya. Bila perusahaan tidak memberikan kesempatan tersebut maka akan timbul rasa bosan untuk mengerjakan suatu pekerjaan tertentu dan akan memuncak, maka hal ini tidak hanya akan menurunkan semangat dan kegairahan kerja yang berakibat dapat juga menurunkan rasa loyalitas karyawan terhadap perusahaan. Dan untuk mengatasi hal ini apabila promosi belum mengijinkan, maka mutasilah satu-satunya jalan. Ada juga perusahaan yang mengatasi dengan meningkatkan kesejahteraan, namun ini kurang dapat meningkatkan semangat dan kegairahan kerja karyawan karena yang menjadi permasalahan adalah kebosanan.
Adanya kebijakan pengembangan karir perusahaan dinilai oleh karyawan secara negatif, mungkin dikarenakan tidak sama dengan harapan karir mereka. Jadi suatu pengembangan karir yang baik bagi perusahaan belum tentu mendapat penilaian yang sama dari karyawannya. Dan ini akan tetap menjadi permasalahan yang sangat serius bagi perusahaan. Untuk mencapai suatu keselarasan tujuan pengembangan karir bagi perusahaan dan karyawan sehingga menciptakan kepuasan kerja, perlu kiranya ada suatu dialog timbal balik yang berkesinambungan antara individu dan organisasi apabila perencanaan dan pengembangan karir diharapkan akan efektif. Akan tetapi lebih tepat lagi organisasi harus memberikan kepada individu tentang pengembangan karir mereka, seperti informasi tepat mengenai kemungkinan jalur karir, umpan balik yang tepat mengenai perkiraan kemampuan mereka pada berbagai jalur karir, kesempatan-kesempatan untuk memperhitungkan diri sendiri dengan benar, penyuluhan karir pribadi. Maka semua ini akan dapat meningkatkan rasa loyalitas karyawan pada organisasi atau perusahaan. 
  

Klasifikasi Loyalitas

4:33:00 AM


Klasifikasi Loyalitas
Menurut Stephen P Robbins menyatakan bahwa:
“loyalitas kayawan yang perlu ditumbuhkan, dikembangkan, dan dipelihara terus-menerus diantaranya mencakup loyalitas terhadap pekerjaan, rekan kerja, dan organisasi. Loyalitas ini tercermin pada komitmen individu terhadap pekerjaan, rekan sekerja, dan organisasi”. (1992)

Hal senada juga dikemukakan oleh Siagian yang menyatakan bahwa:
“Loyalitas yang perlu ditumbuhkan, dikembangkan dan dipelihara terus-menerus mencakup loyalitas terhadap pekerjaan, rekan sekerja dan organisasi. Karena demikian akan timbul solidaritas sosial yang pada gilirannya akan meningkatkan rasa kebersamaan yang dapat meningkatkan efektivitas organisasi”. (1993)

            Jadi klasifikasi loyalitas pada karyawan adalah meliputi loyalitas karyawan terhadap pekerjaan, loyalitas terhadap pada hubungan kerja, dan loyalitas terhadap organisasi.
1.      Loyalitas terhadap pekerjaan.
Loyalitas karyawan terhadap pekerjaan merupakan kepatuhan dan kesetiaan karyawan terhadap pekerjaannya, yang tercermin dalam keahlian, tanggung jawab dan kejujurannya untuk selalu melaksanakan pekerjaannya dengan sebaik-baiknya dan dengan usaha yang maksimal. Loyalitas karyawan terhadap pekerjaannya ini mencerminkan adanya keyakinan batin karyawan terhadap pekerjaan yang dilakukannya baik yang diketahui maupun yang tidak diketahui orang lain.
2.      Loyalitas terhadap hubungan kerja.
Loyalitas terhadap hubungan kerja merupakan kepatuhan dan kesetiaan karyawan dalam menjamin kerja sama dengan lingkungan kerjanya. Loyalitas karyawan terhadap hubungan kerja ini merupakan pengungkapan dari kesetiaan/ kepatuhan karyawan terhadap atasan, rekan kerja, bahkan bawahan, dalam bentuk tindakan, tingkah laku dan kemauan untuk bekerja sama dengan lainnya.
3.      Loyalitas terhadap organisasi.
Loyalitas terhadap organisasi merupakan pengungkapan dan kesetiaan dan kepatuhan karyawan terhadap organisasi dalam bentuk tindakan dan tingkah laku, terutama bila perusahaan atau organisasi sedang menghadapi kesulitan atau masalah. Loyalitas karyawan terhadap organisasi tercermin dalam sikap dan perilaku untuk selalu tepat hadir, patuh pada peraturan, dan tetap merasa senang dan betah dalam bekerja.

Pengembangan Karir

4:50:00 AM



            Pengembangan karir merupakan suatu bahasan tentang perencanaan karir yang bertitik tolak dari asumsi dasar bahwa, seseorang yang mulai bekerja dalam suatu perusahaan akan terus bekerja untuk organisasi tersebut selama aktifnya hingga ia memasuki usia pensiun, yang berarti ia ingin meniti karir dalam perusahaan itu.
            Dari asumsi itu sangat logis dan wajar apabila dalam kehidupan karyawannya, seseorang menanyakan berbagai pertanyaan yang menyangkut karir dan prospek perkembangannya dimasa depan, oleh karena itu perusahaan harus memberikan informasi yang jelas tentang kriteria-kriteria dalam pengembangan karir seorang karyawan agar dapat mengetahui prospek masa depan karirnya.
            Dalam merumuskan pengertian tentang pngembangan karir, maka akan dikemukakan beberapa pendapat para ahli:
            John Soeprihanto mengemukakan bahwa:
“Karir atau career adalah menunjukan perkembangan para karyawan secara individu dalam jenjang jabatan atau kepangkatan yang dapat dicapai selama masa kerja dalam suatu organisasi”. (1998:65)
Stephen P. Robbins alih bahasa oleh Hadyana Pujaatmaka dan Benyamin Molan mengemukakan bahwa:
“Karir adalah sederetan posisi yang diduduki oleh seseorang selama perjalanan usianya”. (2001:214)
Andrew J. Fubrin alih bahasa Anwar Prabu Mangkunegara mengemukakan bahwa:
“Pengembangan karir adalah aktivitas kepegawaian yang membantu pegawai-pegawai merencanakan karier masa depan mereka di perusahaan dan pegawai yang bersangkutan dapat mengembangkan diri secara maksimum”. (2004:77)

Edwin B. Flippo dalam Malayu SP. Hasibuan mengemukakan bahwa:
”Pendidikan adalah berhubungan dengan peningkatan pengetahuan umum dan pemahaman atas lingkungan kita secara keseluruhan”. (2003:69)
Andrew F . Sikula dalam Malayu SP. Hasibuan mengemukakan bahwa:
“Pengembangan mengacu pada masalah staf dan personel adalah suatu proses pendidikan jangka panjang menggunakan suatu prosedur yang sistematis dan terorganisasi dengan mana menejer belanja pengetahuan konseptual dan teoritis untuk tujuan umum”. (2003:70)

Sementara itu, berbagai literature Behavioral Science (Wyne F. Casio) diterjemahkan olah Bambang Wahyudi biasanya mengartikan suatu karir dalam tiga pengertian berbeda yaitu:
1.      Karir sebagai suatu rangkaian promosi jabatan atau mutasi ke jabatan yang lebih tinggi dalam jenjang hirarki yang dialami oleh seorang tenaga kerja selama masa dinasnya.
2.      Karir sebagai suatu pekerjaan yang memiliki gambaran atau pola pengembangan yang jelas dan sistematis.
3.      Karir sabagai suatu sejarah jabatan dari seseorang, suatu rangkaian pekerjaan atau posisi yang pernah dipegang oleh seseorang selama masa kerjanya, oleh karena itu pengertian yang terakhir itu sangat luas dan umum, karena setiap orang pasti mempunyai sejarah pekerjaan yang berarti punya karir.

Dari berbagai pengertian karir diatas, terlihat betapa pentingnya arti karir bagi kehidupan seseorang dalam masyarakat sehingga pengembangannya tentu saja menjadi sangat diharapkan sesuai dengan sifat dasar manusia yang cenderung untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik dimasa yang akan datang
Powered by Blogger.