Pengertian Produktivitas Kerja

4:43:00 AM


Produktivitas pada dasarnya mengandung pengertian sikap moral yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Ravianto J. (1985:3).
Hal ini diwujudkan dengan cara kerja yang lebih baik atau adanya suatu peningkatan. Pandangan demikian akan membuat setiap orang selalu berusaha mencari perbaikan-perbaikan dan peningkatan-peningkatan kehidupannya, sehingga ia akan menjadi kreatif, dinamis dan kritis terhadap ide-ide baru serta perubahan-perubahan.
 Beberapa pengertian mengenai produktivitas akan dibahas berikut ini:
a.       ILO (International Labour Organization) mengeluarkan batasan tentang produktivitas:
      “Produktivitas adalah rasio antara keluaran (output) yang dihasilkan oleh berbagai elemen masukan (input), dibagi dengan masukan itu sendiri yang digunakan untuk menghasilkan keluaran”. Ravianto J. (1985:6).
b.      Alan Lawler berpendapat bahwa (1983:9):
      “Produktivitas adalah hubungan yang ada antara barang yang diproduksi dan terjual atau jasa-jasa yang diberikan yaitu keluaran (output) dan sumber daya yang dikonsumsi di dalam melakukannya yaitu masukan (input).
c.       Werther and Davis mengemukakan bahwa (1986:8):
      “Produktivitas adalah merupakan rasio output organisasi (good and service) dengan input (manusia, modal, materi dan energi).

            Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input).
Produksi dan produktivitas merupakan dua pengertian yang berbeda. Peningkatan produksi menunjukkan pertambahan hasil yang dicapai,  sedangkan peningkatan produktivitas mengandung pengertian tambahan hasil dan perbaikan cara pencapaian produksi tersebut, meningkatkan produksi tidak selalu disebabkan oleh peningkatan produktivitas, karena produksi dapat meningkat walaupun produktivitas tetap menurun. Ravianto J (1985:4).
Produktivitas tenaga kerja mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja persatuan waktu. Produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh faktor, baik yang berhubungan dengan tenaga kerja itu sendiri maupun faktor-faktor lainnya. Faktor-faktor tersebut antara lain:

a.             Pendidikan dan latihan
b.            Gizi dan Kesehatan
c.             Penghasilan dan Jaminan Sosial
d.            Kesempatan Kerja
e.             Peningkatan Kemampuan managerial
f.             Kebijaksanaan pemerintah

Secara ringkas faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja tersebut dijelaskan sebagai berikut:

Pendidikan dan Pelatihan

Pendidikan membentuk dan menambah pengetahuan seseoarng untuk mengerjakan sesuatu dengan lebih baik dan tepat. Sedangkan latihan membentuk dan meningkatkan keterampilan kerja. Jadi semakin tinggi pendidikan dan pelatihan seseorang, semakin tinggi pula produktivitasnya.

Gizi dan Kesehatan

Keadaan gizi dan kesehatan yang baik akan memberikan kesegaran fisik dan mental seseorang dalam melakukan pekerjaannya. Semakin baik kesehatan dan gizi seseorang akan semakin baik pula produktivitasnya.

Penghasilan dan jaminan sosial

Penghasilan dan jaminan social dalam arti imbalan atau penghargaan dapat mendorong untuk bekerja lebih giat dan produktif. Di dalam perusahaan ini tercermin melalui pengupahannya. Sistem pengupahan yang baik dan mendorong pekerja berprestasi lebih baik, sebab penghasilan dan jaminan social seseorang berkaitan langsung dengan usahanya untuk memenuhi kebutuhan pokoknya yang lebih lanjut akan mempengaruhi produktivitasnya.



Kesempatan Kerja

Tingkat produktivitas seseorang juga bergantung pada kesempatan terbuka baginya.
Kesempatan dalam hal ini sekaligus berarti:
1.      Kesempatan untuk bekerja
2.      Pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan dan keterampilan tiap-tiap orang .
3.      Kesempatan mengembangkan diri.

Peningkatan Kemampuan manajerial

Prinsip manajemen adalah peningkatan efisiensi dengan mengurangi pemborosan. Sumber daya-sumber daya seperti modal, bahan baku serta tenaga kerja harus digunakan efektif dan efisien sehingga dapat meningkatkan produktivitas perusahaan.

Kebijaksanaan Pemerintah

Usaha peningkatan produktivitas sangat sensitif terhadap kebijaksanaan pemerintah di bidang produksi, investasi, moneter, harga, distribusi dan lain-lain. Tiap kebijaksanaan di bidang tersebut akan mempengaruhi produktivitas secara langsung maupun tidak langsung.

Peranan Kepemimpinan

5:47:00 AM


Menurut pendapat Stodgil yang dikutip oleh Sugandha (1981:83-84), ada beberapa peranan yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin, yaitu:
1.            Integration, yaitu tindakan-tindakan yang mengarah pada peningkatan koordinasi.
2.            Communication, yaitu tindakan-tindakan yang mengarah pada meningkatnya saling pengertian dan penyebaran informasi.
3.            Product Emphasis, yaitu tindakan-tindakan yang berorientasi pada volume pekerjaan yang dilakukan.
4.            Fronternization, yaitu tindakan-tindakan yang menjadikan pemimpin menjadi bagian dari kelompok.
5.            Organization, yaitu tindakan-tindakan yang mengarah pada perbedaan dan penyesuaian daripada tugas-tugas.
6.            Evaluation, yaitu tindakan-tindakan yang berkenaan dengan pendistribusian ganjaran-ganjaran atau hukuman-hukuman.
7.            Initation, yaitu tindakan-tindakan yang menghasilkan perubahan-perubahan pada kegiatan organisasi.
8.            Domination, yaitu tindakan-tindakan yang menolak pemikiran-pemikiran seseorang atau anggota kelompoknya.

Manfaat Penilaian Pegawai

5:40:00 AM


 Manfaat Penilaian Pegawai
Wursanto (1991:88) mengemukakan bahwa penilaian pegawai perlu dilakukan karena penilaian pegawai mempunyai manfaat ganda, yaitu bagi pegawai dan bagi perusahan
Manfaat penilaian pegawai bagi pegawai antara lain :
1.      Penilaian pegawai menciptakan iklim kehidupan perusahaan, yang dapat menjamin kepastian hukum bagi pegawai.
2.      Penilaian pegawai memberikan dorongan kepada pegawai untuk lebih giat dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya.
3.      Penilaian pegawai melatih pegawai untuk selalu berdisiplin dalam segala hal, baik ketika pimpinan hadir maupun tidak hadir.
 Manfaat penilaian pegawai bagi perusahaan :
1.      Dalam mengetahui kelemahan-kelemahan yang dialami setiap pegawai sehingga pembinaan dapat lebih dikembangkan dan diperhatikan.
2.      Hasil penilaian dapat digunakan sebagai dasar untuk menempatkan pegawai sesuai dengan bidang tugasnya.
3.      Penilaian pegawai memudahkan dalam menentukan apakah suatu latihan dibutuhkan untuk mengembangkan keterampilan pegawai

2.2              Pengertian Efektivitas Kerja
Kondisi yang kompetitif dewasa ini mengakibatkan masalah efektivitas menjadi hal yang penting. Dearden dan Bedford (1987:152) mengemukakan definisi efektivitas sebagai berikut :
Efektivitas adalah hubungan antara keluaran suatu pusat pertanggungjawaban dengan sasaran yang harus dicapainya. Semakin besar kontribusi keluaran yang dihasilkan terhadap nilai pencapaian sasaran tersebut, maka dapat dikatakan semakin efektif pula unit tersebut
Definisi di atas mengambarkan bahwa efektivitas lebih ditekankan kepada pencapaian sasaran dari pelaksanaan program atau fungsi yang telah direncanakan.
Efisiensi merupakan ukuran produktivitas, suatu perbandingan antara hasil dan keluaran, masukan, atau output dibagi input. Masukan sering dibatasi dengan masukan tenaga kerja, sedangkan keluaran diukur dalam kesatuan fisik bentuk nilai.
Kemudian untuk memperjelas pengertian dari Efektivitas kerja, peneliti mengemukakan pendapat dari Ya’cub  (1994:39) yang mengemukakan sebagai berikut :
Efektivitas kerja adalah suatu keadaan yang menunjukkan tingkat keberhasilan manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu, tujuan manajemen yang efektif tidak selamanya disertai dengan efisiensi yang maksimum, dengan perkataan lain manajemen efektif tidak selalu disertai manajemen yang yang efisien. Tercapainya tujuan mungkin dapat dilakukan dengan penghamburan, karena itu keberhasilan manajemen perlu diukur tingkat efektivitas.

Fungsi Manajerial

6:54:00 AM

Fungsi Manajerial

a.       Planning (Perencanaan)
Yaitu kegiatan yang paling pertama dilakukan. Kita harus merencanakan terlebih dahulu berapa jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan, bagaimana kemampuannya agar dapat dicapai titik optimal. Tanpa manajemen sumber daya manusia manajer personalia akan kesulitan dalam mencapai efisiensi kerja karyawan.
b.      Organizing (Pengorganisasian)
Ini adalah langkah kedua. Kita harus mulai mengelola sumber daya manusia yang ada, dimana seorang anjer personalia dapat memberikan pembagian tugas dan wewenang karyawan dan membuat struktur organisasi yang mengatur hubungan karyawan dengan atasan, karyawan dengan sesamanya dan karyawan dengan bawahannya.


c.       Directing (Pengarahan)
Inilah langkah ketiga yang merupakan pelaksaaan dari kedua fungsi sebelumnya. Kita memberikan pengarahan bila karyawan salah dan memberikan pujian akan bonus bila karyawan berprestasi tinggi.
d.      Controlling (Pengendalian)
Ini merupakan dari pengendalian dari recana semula dan dapat juga berarti evaluasi dari ketiga fungsi sebelumnya dengan membandingkan rencana semula dengan keadaan yang terjadi sekarang.
Sedangkan yang dimaksud fungsi manajerial oleh Filippo (1993:6) sebagai berikut:

Fungsi Operasional

a.      Procurement (Pengadaan)
Ini adalah fungsi pengadaan karyawan yang dibutuhkan, baik dari segi kualitas maupun kuantitas agar tercapai efisiensi.
b.     Development (Pengembangan)
Ini dilakukan melalui sarana-sarana pendidikan dengan tujuan peningkatan kemampuan karyawan, sehingga dapat menyelesaikan tugas dengan lebih baik.
c.      Compensation (Kompensasi)
Ini adalah fungsi pemberian balas jasa yang sesuai dengan prestasi kerja karyawan.
d.     Integration (Integrasi)
Ini adalah usaha mempengaruhi karyawan sedemikian rupa sehingga segala tindakan ereka dapat diarahkan pada tujuan yang menguntungkan perusahaan, pekerjaan, dan rekan sekerja.
e.      Maintenance (Pemeliharaan)
Ini adalah fungsi mempertahankan dan memperbaiki kondisi-kondisi yang telah ada, yang terpenting disini adalah terpeliharanya kondisi fisik karyawan dan sikap-sikap mereka terpelihara sehingga tidak merugikan perusahaan.

f.      Separation (Pemisahan)
Ini merupakan fungsi erakhir dari fungsi operatif, yaitu mengenai pemutusan kerja seperti pensiun, pengunduran diri, pemecatan, dengan memperhatikan undang-undang atau peraturan tentang ketenagakerjaan yang berlaku.
Hasibuan (1993:15), yang menyatakan bahwa peranan manajemen sumber daya manusia adalah mengatur dan menetapkan program kepegawaian, yang mencakup masalah-masalah:
1.       Menetapkan jumlah, kualitas dan penempatan tenaga kerja yang efektif sesuai dengan kebutuhan perusahaan berdasarkan Job Requitment, Job Specification, Job Description dan Job Evaluation.
2.       Menetapkan penarikan, seleksi, dan penempatan karyawan berdasarkan asas The Right Man On The Right Place And The Right Man On The Right Job.
3.       Menetapkan program kesejahteraan, pengembangan, promosi dan pemberhentian.
4.       Meramalkan penawaran dan permintaan sumber daya manusia pada masa yang akan datang.
5.       Memperkirakan keadaan perekonomian pada umumnya dan perkembangan perusahaan kita pada khususnya.
6.       Memonitor dengan cermat undang-undang perburuhan, dan kebijakan pemberian balas jasa perusahaan-perusahaan sejenis.
7.       Memonitor kemajuan teknik dan perkembangan serikat buruh.
8.       Melaksanakan pendidikan, pelatihan dan penilaian prestasi karyawan.
9.       Mengatur mutasi karyawan baik vertikal maupun horizontal.
10.  Mengatur pensiun, pemberhentian, dan pesangonnya.

Dari penjelasan diatas peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa untuk mencapai tujuan yang baik hendaknya menejer menyadari bahwa dia membutuhkan bantuan atau partisipasi dari bawahannya,tetapi sebaliknya karyawan pun harus menyadari bahwa haknya akan terpenuhi apabila karyawan tersebut dapat melaksanakan pekerjannya, jadi terdapatnya saling membutuhkan dan ketergantungan antara pimpinan dan karyawan.

Pengertian Manajemen

4:33:00 AM

    Pengertian Manajemen
Manajemen mempunyai arti yang sangat luas, dapat berarti proses, seni, maupun ilmu. Dikatakan proses karena dalam manajemen terdapat beberapa tahapan untuk mencapai tujuan, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Dikatakan seni karena manajemen merupakan suatu cara atau alat untuk seorang manajer dalam mencapai tujuan. Dimana penerapan dan penggunaannya tergantung pada masing-masing manajer yang mempunyai cara dan gaya tersendiri, dalam mencapai tujuan perusahaan yang sebagian besar dipengaruhi oleh kondisi dan pembawaan manajer. Dikatakan ilmu karena manajemen dapat dipelajari dan dikaji kebenarannya.
Definisi Manajemen menurut para ahli antara lain sebagai berikut:
Hasibuan, (1999:2) menyatakan bahwa:
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Menurut Terry, (1993:3), menyatakan bahwa:

Management is a distinct process consisting of planning, organizing, actuating, and controlling performed to determine and accomplish stated objecties by the use of human being and other resources.

Stonner dan Wankel, (1992:4-5) menyatakan bahwa:
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian dan pengendalian upaya anggota organisasi dan proses penggunaan semua sumber daya organisasi untuk tercapainya tujuan organisasi yang diharapkan.

Berdasarkan beberapa definisi diatas, peneliti mencoba mengambil kesimpulan bahwa manjemen merupakan suatu proses pengaturan yang terencana untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Powered by Blogger.