Pengertian Dividend Per Share
Pengertian Dividend
Per Share
Pada suatu perusahaan, dalam mejalankan
usahaanya manajemen perusahaan atau investor memiliki tugas penting. Satu
diantara tugas penting manajemen perusahaan adalah menganalisis laporan
keuangan perusahaan setelah akhir tahun. Menurut Harahap (2004:190), pengertian
analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut.
“Analisis
laporan keuangan adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit
informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan
atau yang mempunyai maksna antara satu dengan yang lain baik antara data
kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi
keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan
yang tepat.”
Analisis rasio
merupakan satu diantara konsep analisis laporan keuangan. “Analisis rasio
keuangan menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau kinerja operasi dan
membantu menggambarkan kecenderungan serta pola perubahan tersebut.” (Helfert,
1995:68)
Menurut Harahap
(2004:219), jenis-jenis rasio keuangan yaitu sebagai berikut.
“Jenis-jenis rasio keuangan yaitu
sebagai berikut.
1.
Rasio
Likuiditas, merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahan
untukmenyelesaikan semua kebutuhan jangka pendek.
2.
Rasio
Solvabilitas, merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memenuhi atau menyelesaikan kebutuhan jangka panjang.
3.
Rasio
Rentabilitas/Profitabilitas, merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam mendapatkan laba melalui semua sumber yang ada, penjualan,
kas, asset, dan modal.
4.
Rasio
Leverage, merupakan rasio untuk
mengetahui posisi hutang perusahaan terhadap modal maupun aset.
5.
Rasio
Activity, merupakan rasio untuk
mengetahui aktivitas perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam
penjualan dan kegiatan lainnya.
6.
Rasio
Produktivitas, merupakan rasio untuk mengetahui produktivitas unit yang
dinilai.”
Menurut Syamsudin (1995:72), rasio profitabilitas yaitu
sebagai berikut.
“Rasio Profitabilitas yaitu sebagai
berikut:
1.
Gross Profit Margin, merupakan rasio yang mengukur tingkat
laba kotor dibandingkan dengan volume penjualan.
2.
Operating Profit Margin, merupakan rasio yang mengukur tingkat
laba operasi dibandingkan dengan volume penjualan.
3.
Net Profit Margin, merupakan rasio yang mengukur laba
bersih sesudah pajak dibandingkan dengan volume penjualan.
4.
Total Asset Turnover, merupakan rasio yang mengukur berapa
kali total aktova perusahaan menghasilkan volume penjualan.
5.
Return On Investment (ROI) atau Return On Asset (ROA), merupakan rasio untuk mengukur tingkat
penghasilan bersih yang diperoleh dari total aktiva perusahaan.
6.
Return On Equity (ROE), merupakan rasio untuk mengukur
tingkat penghasilan yang diperoleh pemilik perusahaan atas modal yang
diinvestasikan.
7.
Return On Common Stock Equity, merupakan rasio untuk mengukur
tingkat penghasilan bagi pemegang saham biasa.
8.
Earning Per Share (EPS), merupakan rasio untuk mengukur
jumlah pendapatan per lembar saham biasa.
9.
Dividend Per Share (DPS), merupakan rasio untuk
menghitung jumlah pendapatan yang dibagikan (dalam bentuk dividend) untuk
setiap lembar saham biasa.
10.
Book Value Per Share, merupakan rasio untuk menghitung
nilai atau harga buku saham biasa yang beredar.”
Berdasarkan beberapa penjelasan
tersebut, Dividend Per Share (DPS)
dan Return On Equity (ROE) merupakan
dua diantara alat atau rasio dalam mengukur kinerja perusahaan.
Investasi dalam bentuk saham akan
memberikan dua jenis keuntungan kepada investornya yaitu keuntungan berupa dividend dan capital gain. Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan
berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Menurut Sutrisno (2003:303)
mengemukakan dividend sebagai
berikut.
“cash
dividend merupakan bagian dari laba yang dibagikan kepada pemegang saham.
Ada dua jenis dividen yaitu dividen saham preferen yang dibayarkan secara tetap
dalam jumlah tertentu dan dividen saham biasa yang dibayarkan apabila
perusahaan mendapatkan laba.”
Terdapat beberapa jenis dividen yang dapat dibayarkan
kepada para pemegang saham, tergantung kepada kondisi dan kemampuan perusahaan
yang bersangkutan. Adapun jenis-jenis dividen tersebut yang diperoleh dari
berbagai referensi antara lain Van Horne dan Wachowicz (1998) yang dialihbahasakan oleh Heru Sutojo dalam bukunya
Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan, adalah :
1.
Cash Dividend
Adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk tunai. Pada
umumnya cash dividend ini lebih
disukai oleh para pemegang saham dan lebih sering dipakai oleh perseroan jika
dibandingkan dengan jenis dividen yang lain. Untuk dapat membayarkan cash dividend ini manajer keuangan harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a.
Apakah jumlah laba
yang diperoleh dapat dianggap cukup untuk menyatakan bahwa dividen memang dapat
dibayarkan pada periode yang bersangkutan.
b.
Jika laba pada
periode yang bersangkutan memang cukup untuk membayarkan dividen, selanjutnya
yang harus diperhatikan adalah mengenai tingkat likuiditas perusahaan dan
posisi yang baik untuk mengadakan pembayaran cash dividend tersebut.
2.
Stock Dividend
Adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk saham dan
bukan dalam bentuk kas. Pembayarannya didasarkan kepada adanya laba atau
keuntungan yang tersedia. Dengan adanya pembayaran dividen saham ini maka
jumlah saham yang beredar akan meningkat, namun pembayaran dividen saham ini
tidak akan merubah posisi likuiditas perusahaan sebab yang dibayarkan oleh
perusahaan bukan merupakan bagian dari arus kas perusahaan. Dengan kata lain
pembayaran dividen saham ini tidak akan merubah jumlah modal perusahaan, tetapi
akan mengubah struktur modal perusahaan yang bersangkutan. Pembayaran dividen
saham ini biasanya didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut :
a.
Perseroan
memerlukan tambahan dana untuk ekspansi.
b.
Perseroan berada
pada posisi likuiditas yang kurang baik, meskipun memperoleh laba usaha yang
positif. Oleh karena itu laba usaha ditahan untuk menjaga tingkat likuiditas
perusahaan.
3.
Property Dividend
Adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk barang
(aktiva selain kas), yang dibagikan tersebut haruslah merupakan barang yang
dapat dibagi-bagi atau bagian yang homogen serta penyerahannya kepada pemegang
saham tidak akan mengganggu kontinuitas perusahaan. Dalam hal ini mungkin saja
terjadi pembayaran dividen dalam bentuk barang-barang yang dihasilkan atau
diperdagangkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Dalam pembayaran dividen ini
para pemegang saham tidak dapat dipaksakan untuk menerimanya sebagai dividen,
oleh karena itu perusahaan dapat menjualnya terlebih dahulu barangnya, lalu
hasil penjualan tersebut diberikan kepada pemegang saham.
4.
Scrip Dividend
Yaitu dividen yang dibayarkan dalam bentuk surat (scrip) janji hutang. Perseroan akan
membayar sejumlah tertentu dalam waktu tertentu sesuai dengan yang tercantum
dalam scrip tersebut. Pembayaran
dalam bentuk ini akan menyebabkan perseroan mempunyai hutang jangka pendek
kepada pemegang scrip. Alasan
pembayaran dengan scrip ini adalah
perseroan telah berhasil memperoleh laba tetapi tidak mempunyai cukup uang
untuk membayar dividen tunai, tetapi rapat pemegang saham menginginkan dividen
dibayarkan pada periode tersebut.
5.
Liquidating
Dividend
Adalah dividen yang dibagikan berdasarkan pengurangan
modal perusahaan, bukan berdasarkan keuntungan yang diperoleh perusahaan.
“Dividen
Per Share (DPS) merupakan total semua dividen yang dibagikan
pada tahun buku sebelumnya, baik
dividen intern, dividen total atau dividen
saham.” (Ang:1997). Sedangkan menurut Syamsudin (1995:67), mengemukakan
DPS sebagai berikut. “Dividend per Share menggambarkan
beberapa jumlah pendapatan per lembar saham (Earning per Share) yang akan didistribusikan.”
Dividen
saham merupakan pembayaran tambahan saham biasa kepada pemegang saham. Dividen
saham hanya menunjukkan perubahan pembukuan dalam perkiraan ekuitas pemegang
saham pada neraca perusahaan. Proporsi kepemilikan saham dalam perusahaan tetap
sama. “Akuntansi membedakan dividen saham menjadi dividen saham persentase
kecil dan dividen persentase besar.” (Horne dan Wachowicz Jr, 1998)
Menurut
Keown, dkk. (2000) mengemukakan kebijakan dividen perusahaan yaitu sebagai
berikut.
“Kebijakan dividend perusahaan meliputi
dua komponen dasar.
1. Rasio Pembayaran Dividen
Rasio pembayaran dividen menunjukkan jumlah dividen yang dibayarkan
relatif terhadap pendapatan perusahaan. Contohnya, jika dividen per lembar
saham adalah $2 dan pendapatan per saham adalah $ 4, rasio pembayaran adalah 50
persen ($2 : $4).
2. Stabilitas Dividen Sepanjang Waktu
Stabilitas dividen sama pentingnya pada investor dengan jumlah dividen
yang diterima. DPS menggambarkan besarnya jumlah pendapatan per lembar saham
yang akan didistribusikan pada para pemegang saham biasa.”
Post a Comment