Loyalitas Karyawan

5:18:00 AM


            Loyalitas Karyawan
Pengertian Loyalitas Karyawan
Menurut The ensiklopedia Americana (1996:378), “loyalty is devotion to a couse, whether the cause is principle, or a group of principles, or to an institution, or a cluster of on institution”. Loyalitas adalah kesetiaan kepada sesuatu, baik kepada prinsip, sekelompok prinsip, atau kepada suatu lembaga atau sekelompok lembaga.
Menurut The Ensiklopedia Britanica (1998:378) loyalitas adalah :
            “ Loyalty as a general term, signifies aperson’s devotion or sentiment of attachment to a particular object, which may be another person or group of person, an ideal, a duty or a cause”.
      (loyalitas secara umum merupakan kesetiaan seseorang atau perasaan kasih sayang pada objek penting yang dapat berupa seseorang, sekelompok orang, cita-cita, tugas atau alasan tertentu).

Menurut Zain Badudu (1994:180) “Loyalitas adalah kesetiaan dan kepatuhan yang harus ada pada atasan, kepada perusahaan tempat bekerja”. Hasibuan (2001:94) menyebutkan bahwa :
“Loyalitas sebagai salah satu unsure dalam penilaian karyawan yang mencakup kesetiaan terhadap pekerjaan, jabatan, dan organisasi yang dicerminkan oleh adanya kesediaan karyawan untuk menjaga dan membela organisasi didalam atau diluar pekerjaan dari rongrongan orang yang tidak bertanggung jawab. Loyalitas menunjukan bahwa karyawan turut berpartisipasi aktif terhadap perusahaan atau korpsnya”.


Menurut Poerwopoespito (2000:58) mengemukakan bahwa:
“Loyalitas kepada pekerjaan tercermin pada sikap karyawan yang mencurahkan kemampuan dan keahlian yang dimiliki, melaksanakan tugas dengan tanggung jawab, disiplin, serta jujur dalam bekerja, hubungan kerja yang baik dengan atasan, kerja sama yang baik dengan rekan kerja, serta bawahan dalam penyelesaian tugas, menciptakan suasana mendukung dan menyenangkan di tempat kerja, menjaga citra perusahaan, dan adanya kesediaan untuk bekerja dalam jangka waktu yang lebih panjang”.

Dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa loyalitas karyawan dapat diartikan sebagai kesetiaan dan kepatuhan karyawan terhadap perusahaan. Loyalitas menggambarkan bagaimana seorang karyawan bersikap dan berprilaku dalam mendukung kelangsungan kinerja suatu organisasi atau suatu perusahaan dan loyalitas tersebut harus terus dikembangkan setiap hari agar karyawan tetap terus dikembangkan setiap hari agar karyawan tetap terus bersikap dan berprilaku positif pada perusahaannya.
Terciptanya loyalitas menjadi harapan baik untuk perusahaan maupun karyawan. Perusahaan yang loyal akan memperlakukan karyawan tidak hanya sebagai asetnya yang paling berharga namun juga sebagai mitra kerja dalam mencapai tujuan bersama. Di sisi lain, dengan memiliki karyawan yang loyal, maka perusahaan akan mencapai efisiensi dan efektifitas sebagaimana direncanakan.
Drs. T. Djoharsjah Mx, sebagaimana yang dikutip oleh Poerwopoespito (2000:18) mengatakan bahwa :
            “A loyal and faithfull employee who have no sufficient and knowledge, may easily be trained, but a smart and clever employee who no sufficient loyalty and faith is really dangerous (seseorang karyawan yang loyal dan dapat dipercaya namun tidak memiliki keahlian dan pengetahuan yang cukup, akan dengan mudah dilatih, namun seseorang karyawan yang pintar dan cerdas yang tidak memiliki loyalitas dan kepercayaan yang rendah akan sangat berbahaya)”.

            Loyalitas karyawan yang diungkapkan dalam sikap mental positif dapat menjadi umpan balik bagi perusahaan untuk mengukur besarnya motivasi bekerja, kepuasan kerja, serta kepedulian karyawan sebagai mitra usaha akan kemajuan perusahaan.

Sikap Yang Mencerminkan Loyalitas Karyawan

4:30:00 AM


Sikap Yang Mencerminkan Loyalitas Karyawan
Loyalitas karyawan terhadap perusahaan dapat terlihat dari sikap dan perbuatan karyawan baik sebagai individu maupun sebagai bagian dari kelompok masyarakat dalam hal ini perusahaan. Sikap karyawan sebagai individu berkaitan dengan sikap karyawan terhadap pekerjaannya. Robbins Stephen (1992:27) mengungkapkan bahwa “Ada tiga sikap karyawan terhadap pekerjaan, yaitu kepuasan kerja, keterlibatan kerja, dan komitmen”. Seorang karyawan yang memiliki komitmen yang kuat dapat diartikan sebagai karyawan yang loyal. Menurut Poerwopoespito (2000:214) “Loyalitas kepada pekerjaan, dapat tercermin pada sikap karyawan yang mencurahkan kemampuan dan keahlian yang dimiliki, melaksanakan tugas dengan tanggung jawab, disiplin, serta jujur dalam bekerja”.
Robbins (1992:110) mengemukakan bahwa:
“Sikap loyal terhadap pekerjaan, berkaitan dengan kelompok kerja (team). Kelompok kerja yaitu dua orang atau lebih yang berinteraksi dan saling bergantung untuk mencapai tujuan bersama. Kelompok kerja yang formal, baik berdasarkan kelompok menuret struktur organisasi, maupun berdasarkan tugas (tidak terbatas oleh struktur organisasi), memiliki perencanaan tugas-tugas yang dilaksanakan bersama untuk mencapai tujuan organisasi. Anggota dari kelompok kerja yang efektif akan menunjukkan loyalitas dan dedikasi yang tinggi kepada kelompok tersebut”.

Poerwopoespito (2000:214) mengemukakan bahwa “Beberapa indikator yang menunjukkan loyalitas ini diantaranya adalah kepatuhan terhadap atasan, kebersamaan dengan kerja, serta kerja sama yang baik dengan bawahan dalam penyelesaian tugas”.
Sikap karyawan terhadap perusahaan diungkapkan oleh Robbins (1992:93) bahwa :

“Melalui kontrak psikologis yaitu kesepakatan tidak tertulis antar karyawan dengan organisasi atau perusahaan mengenai harapan-harapan untuk diberikan dan untuk diterima antara kedua pihak tersebut. Perusahaan diharapkan memperlakukan karyawan dengan adil, menciptakan kondisi kerja yang baik memberikan masukan atas hasil pekerjaan karyawan dan penghargaan lainnya. Karyawan diharapkan merespon hal tersebut dengan menunjukkan sikap kerja yang baik, mengikuti aturan serta menunjukkan loyalitas kepada organisasi”.

Menurut Poerwopoespito (2000:53) mengungkapkan bahwa:
“Sikap karyawan sebagai bagian dari perusahaan yang paling utama adalah loyal. Sikap ini diantaranya tercermin dari adanya menciptakan dari suasana menyenengkan dan mendukung di tempat kerja, menjaga citra perusahaan, dan adanya kesediaan untuk bekerja dalam jangka waktu yang lebih panjang”.

Berikut ini diuraikan sikap loyalitas karyawan sebagai berikut:
1.      Mencurahkan keahlian yang dimiliki
Poerwopoespito (2000:214) menafsirkan dari beberapa sikap antara lain membuat persiapan maksimal, kreatif dan senang belajar. Pada dasarnya, sikap inilah yang saat ini berkembang. Menurut Prambudi, (SWA 16/XVI/10, hal 27), nilai loyalitas saat ini disamakan dengan komitmen, yakni sejauh mana karyawan mencurahkan perhatian, pikiran dan dedikasinya pada perusahaan selama ia bergabung dengan perusahaa. Pada bagian yang lain Fritz Simanjuntak (SWA 16/XVI/10, hal 32), menyebutkan bahwa “ukuran yang pas untuk mengatahui loyalitas seorang karyawan adalah konsistensi kinerja sejauh mana SDM yang bersangkutan memberikan kontribusi dan prestasi untuk perusahaan”.
2.      Tanggung jawab
Setiap karyawan diharapkan bekerja secara total dan tuntas. Suatu hal yang diperlukan sehingga dikatakan bekerja secara total dan tuntas adalah tanggung jawab yang bersedia menanggung segala sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaannya.
3.      Disiplin
Setiap karyawan diharapkan memiliki kedisiplinan dan ketaatan dalam kehadiran maupun terhadap peraturan perusahaan
4.      Jujur
Poerwopoespito (2000:214) menuliskan bahwa “salah satu sikap yang mencerminkan kesetiaan terhadap pekerjaan adalah jujur”. Zain Badudu (1995:420) mengemukakan “Kejujuran yang diartikan sebagai tidak berbohong, tidak curang dan tulus”, dalam hal kecil pekerjaan merupakan pangkal tumbuhnya kejujuran dalam setiap pengabdiannya terhadap perusahaan.
5.      Patuh pada atasan
Loyalitas adalah kesetiaan dan kepatuhan. Pimpinan sebagai salah satu bagian dari tim kerja merupakan seseorang yang harus dipatuhi karena ia mengikat seluruh anak buah dalam satu sistem untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepada timnya. Patuh pada atasan berarti patuh pada peraturan yang ada yang mendukung kemajuan perusahaan serta dengan tidak melupakan untuk selalu memberi masukan pada atasan.
6.      Kerjasama dengan rekan kerja
Sikap positif karyawan yang dikatakan Poewopoespito (2000:168) “Berkaitan dengan rekan kerja adalah kebersamaan, dalam arti berkedudukan sama dan bekerja bersama-sama”. Sebagaimana ditulis oleh Prambudi (SWA 14/XVII, hal27), yang mengutip pendapat Arvan Pradiansyah bahwa “kebersamaan dengan karyawan menimbulkan suasana kondusif akan memenuhi kubutuhan sosial ekonomi. Kebutuhan ini jika terpunuhi akan menumbuhkan kepuasan yang menumbuhkan komitmen karyawan atau memperkuat loyalitas karyawan”.
7.      Kerjasama dengan bawahan
Dalam menyelesaikan pekerjaannya dengan baik, seorang atasan akan membutuhkan bantuan dan bekerjasama dengan bawahan, demikian pula sebaliknya.
8.      Menciptakan suasana menyenangkan dan mendukung
Suasana menyenangkan siartikan sebagai suasana yang membuat betah dan memuaskan ditempat kerja dan menunjang penyelesaian pekerjaan, tidak hanya untuk dirinya tapi juga untuk setiap orang yang ada di lingkungan kerja itu.
9.      Menjaga citra perusahaan
Poewopoespito (2000:80)  menuliskan bahwa “Jika citra positif perusahaan telah terbentuk maka kepercayaan masyarakat dapat memiliki perusahaan”. Hal ini akan mendukung kemajuan usaha dan keberadaan perusahaan. Salah satu upaya yang mencerminkan loyalitas karyawan menurut SWA (14/XVII) yaitu “Merekomendasikan perusahaannya kepada orang lain, yang secara tidak langsung menanamkan citra positif di masyarakat”.
10.  Kesediaan untuk bekerjasama dalam jangka panjang
            Karyawan yang loyal akan mempunyai rasa memeliki terhadap perusahaan. Rasa memiliki ini dapat dibuktikan dengan adanya kesanggupan untuk bekerja dalam jangka panjang. Prambudi (SWA, 16/XVI/27) menuliskan bahwa “Loyalitas pada pangkalnya diukur dengan lamanya seseorang bekerja di suatu perusahaan”. Kesediaan ini harus didukung oleh sikap lain sebagaimana disebutkan diatas atau sesuai dengan fenomena yang ada dilingkungan pekerjaan

Jenis-jenis Program Pemberian Kesejahteraan

8:55:00 AM


Jenis-jenis Program Pemberian Kesejahteraan
            Pemberian kesejahteraan yang ditawarkan oleh perusahaan akan bervariasi dalam bentuknya, hal ini disesuaikan dengan pertimbangan perusahaan dalam memutuskan jenis-jenis pemberian kesejahteraan.
            Banyak jenis pemberian kesejahteraan yang ditawarkan perusahaan seperti yang dikemukakan oleh para ahli, yaitu:
Handoko (1995 : 185) menyatakan bahwa program kesejahteraan ini dapat dikelompokkan ke dalam empat kategori utama, yaitu:
1.      “Pembayaran untuk waktu tidak bekerja (payment fore time not worked) yaitu periode karyawan tidak bekerja namun tetap mendapatkan pembayaran atau tidak dikenakan pematongan pembayaran.
2.      Perlindungan terhadap bahaya (hazard protection) yaitu melindungi bahaya dan menjamin keamanan penghasilan sebelum maupun dalam masa pensiun.
3.      Program-program pelayanan karyawan (employee service), yang menyangkut pemenuhan kebutuhan dalam kegiatan sehari-hari.
4.      Tunjangan yang disyaratkan secara legal oleh pemerintah (legally required payments). Melalui pemerintah, masyarakat Indonesia mempunyai kepentingan atas tingkat minimum kondisi dan situasi tempat kerja dalam arti perlindungan terhadap bahaya-bahaya yang mengancam kehidupan. Peraturan ini antara lain PP No. 3/1992 mengatur Jaminan Sosial Tenaga Kerja, SK Menaker No. PER-04/Men/1994 mengatur Tunjangan Hari Raya Keagamaan dan UU No. 10/1994 mengatur Tunjangan Pajak Penghasilan”.

Dibawah ini akan diuraikan mengenai beberapa jenis pemberian kesejahteraan dari kategori diatas yang biasa diberikan di setiap perusahaan (Handoko, 1995:185)
1.      Pembayaran untuk waktu tidak bekerja
Berbagai bentuk waktu tidak bekerja dimana karyawan tetap menerima pembayaran upah biasanya mencakup :
a.       Istirahat di tempat kerja, meliputi periode istirahat, waktu makan, atau waktu membersihkan diri atau ganti pakaian.
b.      Hari-hari sakit, pada umumnya perusahaan menetapkan jumlah hari sakit maksimal pertahun serta keharusan karyawan untuk menunjukan keterangan sakit dari dokter atau rumah sakit.
c.       Liburan dan cuti. Perusahaan memberikan hari libur resmi dan liburan lainnya bagi karyawan. Ketentuan mengenai cuti ditetapkan oleh perusahaan atau merupakan kesepakatan bersama dengan serikat kerja.
2.      Perlindungan terhadap bahaya
Bentuk perlindungan yang utama yang diberikan adalah dalam bentuk asuransi. Program asuransi ini biasanya dalam bentuk asuransi jiwa, asuransi kecelakaan dan kesehatan. Bentuk perlindungan di luar asuransi antara lain:
a.       Pembayaran upah dalam perode tertentu.
b.      Tunjangan hari tua yaitu santunan yang biasanya berupa uang yang diberikan perusahaan kepada karyawan sesuai dengan kepastian penerimaan penghasilan yang telah ditetapkan perusahaan yang deberikan sekaligus atau berkala pada saat tenaga kerja mencapai hari tua (usia 55 tahun) atau memenuhi persyaratan tertentu.
c.       Tunjang pengobatan
d.      Pembentukan koperasi



3.      Program-program pelayanan karyawan
Pelayanan-pelayanan fasilitatif adalah kegiatan yang secara normal harus dilakukan karyawan sendiri dalam kehidupan sehara-harinya. Dalam kenyataannya, banyak perusahaan menyediakan berbagai bentuk bantuan atau pelayanan di bidang kehidupan rutin karyawan tersebut. Setiap program pelayanan bermaksud untuk memenuhi berbagai kebutuhan yang terus menerus. Kegiatan tersebut dapat berupa:
a.       Program rekreasi
Program rekreasional dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu :
  1. Kegiatan-kegiatan olahraga, baik pembentukan tim olahraga perusahaan atau pembentukan kelompok-kelompok olahraga tertentu serta penyediaan fasilitasnya, dan
  2. Kegiatan-kegiatan sosial. Beberapa manfaat yang tidak langsung dan tak terwujud dari kegiatan ini antara lain : peningkatan semangat kerja karyawan, peningkatan produktivitas, dan adanya pandangan bahwa perusahaan adalah tempat yang baik untuk bekerja.
b.      Biaya pendidikan
Tunjangan ini biasanya dalam bentuk tugas belajar atau penyediaan perpustakaan. Beberapa pedoman yang perlu diperhatikan :
  1. Bidang pendidikan hendaknya berkaitan dengan pekerjaan
  2. Bidang yang diikuti hendaknya menuju pada pencapaian gelar
  3. Karyawan harus tetap bekerja pada perusahaan dalam jangka waktu sesuai dengan perjanjian

Dengan program ini karyawan memperoleh pengetahuan tambahan yang bermanfaat bagi pengembangan diri sedangkan perusahaan mendapatkan karyawan dengan kualifikasi yang baik.
c.       Perumahan
Perusahaan biasanya memberikan bantuan tunjangan perumahan untuk membeli atau menyewa rumah. Beberapa perusahaan menyediakan rumah dinas, mess, atau asrama perusahaan dengan tujuan untuk menjaga konsentrasi karyawan pada pekerjaannya.
d.      Pakaian kerja
Perusahaan biasanya juga memberikan tunjangan berupa pemberian pakaian seragam perusahaan.
4.      Tunjangan yang diisyaratkan secara legal oleh pemerintah
Melalui pemerintah, masyarakat Indonesia mempunyai kepentingan atas tingkat minimum kondisi dan situasi tempat kerja dalam arti perlindungan terhadap bahaya-bahaya yang mengancam kehidupan. Misalnya undang-undang keselamatan kerja tanggal 12 Januari 1970 mencerminkan upaya pemerintah untuk lebih mengatur keselamatan di tempat kerja. Peraturan lainnya mungkin mencakup pemberian kompensasi bagi karyawan yang menderita cacat (dan tidak dapat bekerja lagi) karena kecelakaan di tempat kerja, pembayaran asuransi tenaga kerja dan perawatan secara periodik. Selain itu perusahaan memberikan jaminan sosial tenaga kerja yang maksudnya adalah merupakan suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang diilhami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua, dan meninggal dunia.
Peraturan lainnya yaitu UU No. 3/1992 mengatur Jaminan Sosial Tenaga Kerja, SK Menaker No. PER-04/MEN/1994 mengatur Tunjangan Hari Raya Keagamaan dan UU No. 10 /1994 mengatur Tunjangan Pajak Penghasilan.

Klasifikasi Loyalitas Karyawan

4:35:00 AM


Klasifikasi Loyalitas Karyawan
Menurut Stephen P. Robbins (1982:27) menyatakan bahwa “Loyalitas karyawan yang perlu ditumbuhkan, dikembangkan, dan dipelihara terus-menerus diantaranya mencakup loyalitas terhadap pekerjaan, rekan kerja dan organisasi. Loyalitas ini akan tercermin pada komitmen individu terhadap pekerjaan, rekan sekerja, dan organisasi”.
Hal senada juga dikemukakan oleh Siagian (1993:27) yang menyatakan bahwa:

“Loyalitas yang perlu ditumbuhkan, dikembangkan dan dipelihara terus-menerus mencakup loyalitas terhadap pekerjaan, rekan sekerja dan organisasi. Karena demikian akan timbul solidaritas sosial yang pada gilirannya akan meningkatkan rasa kebersamaan yang dapat meningkatkan efektivitas organisasi”.


                 
Jadi klasifikasi loyalitas pada karyawan adalah meliputi loyalitas karyawan terhadap pekerjaan, loyalitas terdapat pada hubungan kerja, dan loyalitas terhadap organisasi.
1.      Loyalitas terhadap pekerjaan
Loyalitas karyawan terhadap pekerjaan merupakn kepatuhan dan kesetiaan karyawan terhadap pekerjaannya, yang tercermin dalam keahlian, tanggung jawab dan kejujurannya untuk selalu melaksanakan pekerjaannya dengan sebaik-baiknya dan dengan usaha yang maksimal. Loyalitas karyawan terhadap pekerjaannya ini mencerminkan adanya keyakinan batin karyawan terhadap pekerjaan yang dilakukannya baik yang diketahui maupun yang tidak diketahui orang lain.
2.      Loyalitas terhadap hubungan kerja
Loyalitas terhadap hubungan kerja merupakan kepatuhan dan kesetiaan karyawan dalam menjalin kerjasama dengan lingkungan kerjanya. Loyalitas karyawan terhadap hubungan kerja ini merupakan pengungkapan dari kesetiaan/kepatuhan karyawan terhadap atasan, rekan kerja, bahkan bawahan, dalam bentuk tindakan, tingkah laku dan kemauan untuk dapat bekerjasama dengan lainnya.
3.      Loyalitas terhadap organisasi
Loyalitas terhadap organisasi merupakan pengungkapan dari kesetiaan dan kepatuhan karyawan terhadap organisasi dalam bentuk tindakan dan tingkah laku, terutama bila perusahaan atau organisasi sedang menghadapi kesulitan atau masalah. Loyalitas karyawan terhadap organisasi tercermin dalam sikap dan prilaku untuk selalu tetap hadir, patuh pada peraturan, dan tetap merasa senang dan betah dalam bekerja.
Powered by Blogger.