Prinsip-Prinsip dan Kriteria Pemberian Kesejahteraan
Prinsip-Prinsip dan Kriteria Pemberian Kesejahteraan
Selanjutnya,
agar program pemberian kesejahteraan yang diberikan dapat tepat mengenai
sasaran yang direncanakan, maka dalam perencanaan dan pelaksanaannya perlu
memperhatikan Prinsip-prinsip dari program kesejahteraan karyawan.
Prinsip-prinsip kesejahteraan menurut Edwin B Flippo (1984 : 334) adalah sebgai
berikut:
- The employee benefit should statisfy a real need
Prinsip
pemberian kesejahteraan yang pertama adalah pemberian kesejahteraan yang
dilaksanakan hendaknya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan yang nyata dan dapat
dinikmati oleh seluruh pegawai
- Benefit should be confined to activity in which is more efficient then the individual
Pemberian
kesejahteraan pegawai ini hendaknya dibatasi pada kegiatan-kegiatan yang lebih
efektif dijalankan secara kelompok daripada secara individu. Hal ini berarti
bahwa walaupun pemberian kesejahteraan dibuat untuk sasaran individu, tetapi
tidak terlepas dari sasaran utama yaitu efisiensi dari kegiatan kelompok secara
keseluruhan.
- The benefit should be extended on as broada base as possible
Pemberian
kesejahteraan pegawai ini hendaknya diberikan secara merata dan seluas mungkin.
Hal ini berarti jangkauan dari pemberian kesejahteraan harus sedapat mungkin
dirasakan atau dimanfaatkan oleh seluruh pegawai
- If the firm is to recive values from providing employee service if must undertake an ekstensive and well planned communition program
Prinsip
pemberian kesejahteraan yang ke empat menyatakan bahwa perusahaan harus
menjalankan suatu perencanaan program komunikasi mengenai pemberian
kesejahteraan yang baik dan meluas.
Hal ini berarti
perusahaan harus mempublikasikan pemberian kesejahteraan melalui media
perusahaan, seperti : brosur, buku pedoman, poster-poster, catatan-catatan di
papan pegumuman, laporan tahunan, dll.
- The cost of benefit should be calculable and provision should be made for sound financing
Biaya pemberian
kesejahteraan harus dapat diperhitungkan dan pembiayaan ditentukan atas suatu
dasar yang sehat.
Dan kriteria pemberian kesejahteraan Lawler (1983 :40) sebagai berikut :
1. Cost
2. Ability to pay
3. Need
4. Union Power
5. Tax Consideration
6. Public Relation
7. Social Responsibility
8. Workforce Reactions
Dari uraian di atas sebaiknya
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
- Biaya
Biaya yang diperlukan harus diperhitungkan
dengan kemampuan perusahaan
- Kebutuhan para pegawai
Perusahaan
harus menjawab pertanyaan dibawah ini:
Apakah
pemberian kesejahteraan yang dipertimbangkan mampu menjawab kebutuhan yang
nyata?
Apakah
pemberian kesejahteraan ini diperlukan untuk menarik pegawai?
Dapatkah
para pegawai berperan serta dalam pemberian kesejahteraan yang ditawarkan
perusahaan ?
- Serikat kerja
Jika
para pegawai diwakili oleh serikat kerja, manajemen tidak dapat
menyelenggarakan pemberian kesejahteraan sacara sepihak, perlu adanya kesepakatan
antara perusahaan dan serikat kerja. Karena serikat kerja mempunyai pengaruh
yang cukup besar dalam mendorong terciptanya jenis pemberian kesejahteraan yang
telah ada.
- Pajak
Pajak perlu dilakukan karena sering kali
peraturan pajak daerah dan pusat menolak beberapa usulan pemberian
kesejahteraan
- Tanggung jawab sosial
Pertimbangan
manusiawi terhadap penciptaan kondisi yang baik bagi para pegawai, diakui oleh
manajemen sebagai kriteria utama dalam mempertimbangkan pemberian
kesejahteraan.
- Konsekuensi jangka pajang
Manajemen
perlu mengantisipasi konsekuensi jangka panjang dari pemberian kesejahteraan
baik untuk penarikan pegawai maupun untuk pemeliharaan pegawai.
Post a Comment