Cadangan Piutang Tak Tertagih
Cadangan Piutang Tak Tertagih
Estimasi
penyisihan piutang tak tertagih pada akhir periode fiskal didasarkan pada
pengalaman perusahaan di masa lalu dan prediksi kegiatan perusahaan di masa
depan. Jika perekonomian secara umum kinerjanya baik, jumlah beban piutang tak
tertagih biasanya lebih rendah dibandingkan jika perekonomian mengalami resesi.
Untuk menentukan jumlah estimasi penyisihan untuk piutang tak tertagih terdapat
dua cara yaitu : 1). Berdasarkan persentase terhadap penjualan.; 2). Berdasarkan
persentase terhadap piutang yang beredar
1. Berdasarkan
Persentase Penjualan
Perhitungan
penyisihan piutang tak tertagih dengan cara ini dilakukan dengan menetapkan
suatu persentase tertentu terhadap penjualan. Sedapat mungkin angka penjualan
yang dipakai adalah penjualan kredit. Namun apabila untuk memperoleh angka
tersebut diperlukan terlalu banyak waktu dan biaya, maka persentase dapat juga
didasarkan atas total penjualan.
Untuk
menggambarkan cara ini, anggaplah bahwa penjualan kredit selama tahun 2007
berjumlah Rp. 170.400.000 dan manajemen perusahaan menetapkan bahwa penyisihan
dihitung sebesar 0,25% dari penjualan. Piutang tak tertagih selama tahun 2007
dihitung sebagai berikut :
0.25% x Rp. 170.400.000 = Rp. 426.000
Dalam metode persentase penjualan, jumlah ini merupakan
beban piutang tak tertagih yang harus dicatat dalam kegiatan tahun berjalan.
Ayat jurnal penyesuaian yang harus dibuat adalah sebagai berikut :
Ayat jurnal penyesuaian :
31 Des`
|
Beban Piutang Tak
Tertagih
|
RP. 426.000
|
||
Penyisihan Piutang Tak Tertagih
|
Rp. 426.000
|
Dalam metode
persentase penjualan, beban piutang tak tertagih tidak dipengaruhi oleh saldo
akun penyisihan sebelum adanya ayat jurnal penyesuaian. Sedangkan dalam metode
persentase saldo piutang, jumlah beban piutang tak tertagih ditentukan oleh
saldo akun penyisihan sebelumnya.
2. Berdasarkan
Persentase Terhadap Piutang Yang Beredar
Pendekatan sensitive terhadap status
aktual dari piutang usaha adalah dengan menetapkan skedul umur piutang (aging
schedule) dan menerapkan persentase yang berbeda berdasarkan pengalaman
masa lalu pada berbagai kategori umur. Skedul ini mengindikasikan akun mana
yang memerlukan perhatian khusus dengan memperlihatkan umur piutang usaha.
Berikut adalah contoh skedul umur piutang.
PT X
Skedul Umur Piutang
No
|
Nama Pelanggan
|
Saldo
31 Des
(RP.000)
|
Umur Piutang (Hari)
|
|||
< 60
(RP.000)
|
61-90 (RP.000)
|
91-120 (RP.000)
|
> 120
(RP.000)
|
|||
1
|
PT A
|
98.000
|
80.000
|
18.000
|
||
2
|
PT B
|
320.000
|
320.000
|
|||
3
|
PT C
|
55.000
|
55.000
|
|||
4
|
PT D
|
74.000
|
60.000
|
14.000
|
||
547.000
|
460.000
|
18,000
|
14.000
|
55.000
|
Ikhtisar
Umur
|
Jumlah
(Rp.000)
|
Persentase
Estimasi Tak Tertagih
|
Saldo yang Diperlukan dalam Penyisihan
(Rp.000)
|
< 60
|
460.000
|
4%
|
18.400
|
61-90
|
18.000
|
15%
|
2.700
|
91-120
|
14.000
|
20%
|
2.800
|
> 120
|
55.000
|
25%
|
13.750
|
Saldo Penyisihan Piutang Tak Tertagih Akhir Tahun
|
37.650
|
Jika
diasumsikan tidak ada saldo awal dalam akun penyisihan, maka jumlah sebesar Rp.
37.650.000 akan menjadi beban piutang tak tertagih yang harus dilaporkan dalam
tahun berjalan. Namun apabila diasumsikan bahwa akun penyisihan memiliki saldo
kredit sebesar Rp. 800.000 sebelum penyesuaian, dalam kasus ini jumlah yang
menjadi beban piutang tak tertagih dan yang ditambahkan ke dalam akun
penyisihan adalah Rp. 36.850.000 (Rp. 37.650.000 – Rp. 800.000) dan ayat jurnal
yang harus dibuat :
Beban Piutang Tak
Tertagih
|
RP. 36.850.000
|
|||
Penyisihan Piutang Tak Tertagih
|
Rp.36.650.000
|
Jika
akun penyisihan memiliki saldo debet sebesar Rp. 200.000 sebelum penyesuaian,
maka jumlah yang harus dicatat sebagai beban piutang tak tertagih adalah Rp.
37.850.000 (Rp. 37.650.000 + Rp. 200.000). Dalam metode persentase piutang,
saldo akun penyisihan tidak dapat diabaikan, karena persentase itu berhubungan
dengan akun riil (Piutang Usaha).
Selain
dengan cara skedul umur piutang, penyisihan piutang tak tertagih yang
berdasarkan saldo piutang juga dapat dilakukan dengan cara menetapkan
persentase terhadap rata-rata saldo piutang.
Penyisihan
piutang tak tertagih yang didasarkan atas saldo piutang dapat dilakukan dengan
jalan menetapkan suatu persentase terhadap saldo piutang. Biasanya saldo yang
dipakai adalah rata-rata antara saldo piutang pada awal dan akhir periode. (
Soemarso,2004 :339 )
Untuk menggambarkan cara ini, asumsikan
bahwa saldo piutang pada tanggal 1 Januari 2007 adalah Rp. 8.750.000 dan saldo
piutang pada 31 Desember 2007 adala Rp. 12.250.000. Asumsikan juga persentase
penyisihan piutang tak tertagih diestimasi 3% dari saldo rata-rata piutang.
Maka penyisihan piutang tak tertagih pada 31 Desember 2007 adalah sebagai
berikut:
Saldo piutang rata-rata = Rp. 8.750.000 + Rp.
12.250.000
2
=
Rp. 10.500.000
Penyisihan piutang tak tertagih = 3% x Rp. 10.500.000
=
Rp. 315.000
Jumlah penyisihan sebesar Rp. 315.000 ini
harus muncul di Neraca sebagai saldo pos penyisihan piutang tak tertagih. Untuk
menentukan jumlah yang dicatat sebagai beban perlu diperhatikan saldo awal pos
penyisihan piutang tak tertagih. Apabila sebelumnya akun penyisihan bersaldo
kredit sebesar Rp. 145.000 maka beban piutang tak tertagih selama tahun 2007
adalah Rp. 170.000 ( Rp. 315.000 – Rp. 145.000 )
Post a Comment