Pengendalian Internal Piutang Tak Tertagih
Pengendalian Internal Piutang Tak Tertagih
Perusahaan
berupaya membatasi nilai piutang tak tertagih dengan menerapkan beragam
perangkat pengendalian. Pengendalian yang paling penting di sini berhubungan
dengan fungsi pengesahan kredit. Pengendalian ini biasanya melibatkan
penyelidikan atas kredibilitas pelanggan, dengan menggunakan referensi dan
pemeriksaan atas latar belakang pelanggan.
Setelah piutang
jatuh tempo, perusahaan akan menggunakan prosedur-prosedur untuk memaksimalkan
penagihan piutang tersebut. Jika setelah berulang-ulang ternyata gagal dalam
penagihan piutang, perusahaan mungkin perlu memindahkan tugas penagihan piutang
ke agen penagihan.
Perusahaan
eceran atau ritel berupaya memindahkan resiko piutang tak tertagih ke
perusahaan lain. Sebagai contoh, sejumlah pengecer tidak menerima penjualan
secara kredit, tapi hanya menerima penjualan tunai atau dengan kartu kredit.
Kebijakan penjualan dengan kartu kredit ini sebenarnya merupakan cara
memindahkan resiko piutang tak tertagih ke perusahaan kartu kredit.
Perusahaan juga
dapat menjual piutangnya kepada perusahaan-perusahaan lain dimana transaksi ini
dinamakan dengan Anjak Piutang (factoring).
Keuntungan dari anjak piutang bagi perusahaan penjual adalah dapat diperolehnya
kas secara cepat yang akan digunakan untuk operasi dan kebutuhan lainnya.
Selain itu, tergantung pada kesepakatan anjak piutang, sebagian resiko piutang
tak tertagih dapat dipindahkan kepada pihak pembeli piutang (factor).
Post a Comment