Pengertian dan Definisi Motivasi Kerja
Motivasi Kerja
Pengertian dan Definisi Motivasi Kerja
Banyak
orang dengan keliru memandang motivasi sebagai suatu ciri pribadi, yaitu
beberapa orang memilikinya dan orang-orang lain tidak. Dalam praktek, beberapa
manajer mencap karyawan yang tampak kekurangan motivasi sebagai malas. Cap
semacam itu mengandaikan seorang individu selalu malas atau kurang motivasi.
Pandangan seperti ini tidak benar karena motivasi adalah akibat dari interaksi
dari individu itu dan situasi. Tentu individu-individu berbeda dalam dorongan
motivasional dasar mereka.
Untuk
mempermudah pemahaman motivasi kerja, akan dikemukakan pengertian motiv,
motivasi kerja oleh beberapa ahli, yaitu :
a.
Sperling ( Mangkunegara, 2000 : 93 )
mengemukakan bahwa :
“Motive is defined as a tendercy to activity,started by adrive and ended
by an adjustment. The adjustment is said to satisfy the motive”.
(motive
didefinisikan sebagai suatu kecenderungan untuk beraktivitas, dimulai dari
dorongan dalam diri dan diakhiri dengan penyesuaian diri. Penyesuaian ini
dikatakan untuk memuaskan motif ).
b.
Stanton (Mangkunegara, 2000:93)
mendefinisikan bahwa :
“A motive is a stimulated need which a goal oriented individual seek to
satisfy”.
(Suatu
motif adalah kebutuhan yang di stimulasi yang berorientasi kepada tujuan
individu dalam mencapai rasa puas).
c.
Motivasi didefinisikan oleh Stanford (Mangkunegara,
2000 : 93) bahwa :
“Motivation as an energizing condition of
the organism that serves to direct that organism toward the goal of a
certain class”.
(Motivasi
sebagai suatu kondisi yang menggerakan manusia ke arah suatu tujuan tertentu).
Berdasarkan
pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa motif merupakan suatu
dorongan kebutuhan dalam diri pegawai yang perlu dipenuhi agar pegawai tersebut
dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungannya, sedangkan motivasi adalah
kondisi yang menggerakan pegawai agar mampu mencapai tujuan dari motifnya.
Menurut
Robins yang dialih bahasakan oleh Handyana Pujaatmaka (1996 :
198):
“Motivasi
sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi kearah tujuan
tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi
sesuatu kebutuhan individual sementara motivasi umum bersangkutan dengan upaya
kearah setiap tujuan”.
Unsur
upaya merupakan intensitas, bila seseorang termotivasi, ia akan mencoba
kuat-kuat. Tetapi kemungkinan tingkat upaya yang tinggi akan menghantar kehasil
kinerja yang menguntungkan, kecuali bila upaya itu disalurkan dalam suatu arah
yang bermanfaat bagi organisasi itu. Oleh karena itu, kita harus
mempertimbangkan kualitas dari upaya itu maupun intensitasnya. Upaya yang
diarahkan dan konsisten dengan tujuan-tujuan organisasi adalah macam upaya yang
seharusnya kita usahakan. Akhirnya kita perlukan motivasi sebagai proses
pemenuhan kebutuhan.
Suatu
kebutuhan yang tidak terpuaskan menciptakan ketegangan yang merangsang
dorongan-dorongan didalam diri individu itu. Dorongan ini menimbulkan suatu
prilaku pencarian untuk menemukan tujuan-tujuan tertentu yang jika tercapai
akan memenuhi kebutuhan itu dan mendorong ke pengurangan ketegangan.
Jadi
dapatlah kita mengatakan bahwa karyawan yang termotivasi berada dalam suatu
keadaan tegang. Untuk mengendurkan ketegangan ini, mereka mengeluarkan upaya.
Makin besar ketegangan, makin tinggi tingkat upaya itu. Jika upaya ini dengan
berhasil menghantarkan ke pemenuhan kebutuhan itu, tegangan itu akan dikurangi.
Tetapi karena kita berkepentingan dengan prilaku kerja, pengurangan tegangan itu haruslah juga
diarahkan ke tujuan-tujuan organisasi. Oleh karena itu, tertanam didalam
definisi motivasi menurut Robins adalah persyaratan bahwa kebutuhan-kebutuhan
individu itu sesuai dan konsisten dengan tujuan organisasi.
Dalam hubungannya dengan lingkungan kerja, Mc Cormick
(Mangkunegara, 2000 : 94) mengemukakan bahwa :
“Work motivation is defined as conditions which influence arousal,
direction, and maintenance of behaviors relevant is work settings”.
(Motivasi
kerja didefinisikan sebagai kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan
dan memelihara perilaku yang berubungan dengan lingkungan kerja).
Post a Comment