Metode Pelatihan



Metode pelatihan yang dipergunakan oleh perusahaan tergantung kepada beberapa faktor, antara lain biaya, jumlah orang yang akan dilatih, jangka waktu atau lamanya pelaksanaan pelatihan, kemampuan dari orang yang akan dilatih, tersedianya tenaga pengajar dan lain-lain. Berikut merupakan metode-metode yang digunakan dalam pelatihan yang dikemukakan oleh David A. Decenzo dan Stephen P. Robbins dalam buku Fundamentals of the Human Recourses Management: Eight editions (2005:205), yaitu:
1.      On The Job Training Methods
      Merupakan metode pelatihan dimana pegawai yang dilatih mempunyai kontak langsung dengan pekerjaannya, artinya dalam metode ini pegawai dilatih dengan prinsip learning by doing, adapun teknik-teknik dari metode ini adalah sebagai berikut :
a.       Job Rotation
“Lateral transfers allow employees to work at different jobs.” Jadi dikatakan bahwa rotasi pekerjaan adalah perpindahan secara menyamping (horizontal) yang memungkinkan pegawai bekerja dalam jenis pekerjaan yang berbeda.
b.      Understudy Assignments
      “Working with a seasoned veteran, coach, or mentor. Provides support and encouragement from an experienced worker.”  Jadi dikatakan bahwa tugas pekerja pengganti adalah bekerja dengan veteran, pelatih, atau penasihat serta menyediakan dukungan dan dorongan dari pekerja yang telah berpengalaman.
2.      Off The Job Training Methods
Merupakan metode pelatihan dimana pegawai yang dilatih tidak mempunyai kontak langsung dengan pekerjaannya, adapun teknik-teknik dari metode ini adalah sebagai berikut :

a.       Clasroom lectures
      Metode ini merupakan suatu metode konvensional dengan sistem pengajar memberikan kuliah secara tatap muka kepada peserta pelatihan.  Kelebihannya adalah dalam suatu kelas dapat diikuti oleh banyak peserta dan biaya yang relatif murah. Kelemahannya adalah kurang adanya partisipasi dan umpan balik dari peserta sebab para peserta diasumsikan sebagai pihak yang pasif. Hal ini dapat diatasi bila diskusi atau pembahasan kelas diadakan selama proses kuliah.
b.      Films and Videos
      Metode ini dapat dikatakan sebagai metode modern, dimana dalam proses pelatihan digunakan alat bantu berupa presentasi film, video, slide dan sejenisnya untuk mendukung kegiatan belajar dan mengajar. Tujuan digunakan alat-alat bantu ini adalah untuk merangsang ketertarikan peserta pelatihan agar selama proses belajar mengajar tidak monoton dan membosankan, diharapkan dengan metode ini informasi yang disampaikan pada saat pelatihan dapat diterima dan dipahami secara jelas.
c.       Simulation Excercises
      Metode simulasi adalah metode pelatihan yang memperagakan sesuatu dalam bentuk tiruan yang mirip dengan keadaan yang sesungguhnya. Adapun bentuk peragaan dapat berupa simulasi penyelesaian masalah dari studi kasus-kasus nyata yang berhubungan dengan bidang yang sedang dilatih. Diharapkan dengan studi kasus ini maka dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan maka pegawai telah dapat mengatasi dan dapat merumuskan alternatif-alternatif pemecahan masalah tersebut.
d.      Vestibule training
      Metode pelatihan ini dilaksanakan bukan oleh atasan (penyelia), tetapi oleh pelatih-pelatih khusus. Area-area terpisah dibangun dengan berbagai jenis peralatan sama seperti yang akan digunakan pada pekerjaan sebenarnya. Tujuan dari bentuk pelatihan ini adalah agar program pelatihan tidak mengganggu operasi-operasi normal.
Metode pelatihan seperti diuraikan diatas banyak jenisnya, pada umumnya suatu organisasi menetapkan metode pelatihan dan disesuaikan dengan kebutuhan  pegawainya, metode pelatihan yang dipilih dan ditentukan dengan tepat akan sangat membantu pegawai untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya.

No comments

Powered by Blogger.