Showing posts with label pasar modal. Show all posts
Showing posts with label pasar modal. Show all posts

Pengertian Beta Saham.

7:18:00 AM

Beta adalah pengukur risiko sistematik dari suatu sekuritas atau portofolio relatip terhadap risiko pasar.
Beta suatu sekuritas menunjukkan risiko sistemetiknya yang tidak dapat dihilangkan karena diversifikasi. Untuk menghitung Beta portofolio, maka Beta masing-masing rata-rata tertimbang dari Beta masing-masing sekuritas. Mengetahui Beta masing-masing sekuritas juga berguna untuk pertimbangan memasukkan sekuritas tersebut kedalam portofolio yang akan dibentuk.
Dengan adanya resiko yang dapat dihilangkan dengan diversifikasi, maka para pemodal yang menyukai resiko, maka mereka akan memilih untuk melakukan diversifikasi. Sebagai akibat semua pemodal akan melakukan hal yang sama, dan dengan demikian resiko yang hilang karena diversifikasi tersebut menjadi tidak relevan dalam perhitungan resiko. Hanya resiko yang tidak bisa hilang karena diversifikasi yang menjadi relevan dalam perhitungan resiko.
Resiko dalam hal ini ditunjukkan dengan Beta (adalah merupakan koefisien regresi antara dua variabel, yaitu kelebihan tingkat keuntungan portofolio pasar (excess return of market portifolio), dan kelebihan keuntungan suatu saham (excess return of stock).
Investasi yang efisien adalah investasi yang memberikan resiko tertentu dengan tingkat keuntungan yang terbesar, atau tingkat keuntungan tertentu dengan resiko terkecil. Jika ada dua usulan investasi yang memberikan tingkat keuntungan yang sama, tetapi mempunyai resiko yang berbeda, maka investor yang rasional akan memilih investasi yang mempunyai resiko yang lebih kecil. Semakin besar betanya semakin besar pula tingkat keuntungan yang diharapkan dari investasi.
Teori Keynes juga mengatakan bahwa high risk high return, yang artinya semakin tinggi tingkat resiko suatu saham akan memberikan tingkat keuntungan yang semakin besar pula.
Beta suatu sekuritas dapat dihitung dengan teknik estimasi yang menggunakan data historis. Beta yang dihitung berdasarkan data historis ini selanjunya dapat digunakan untuk mengestimasi Beta masa datang. Bukti-bukti empiris menunjukkan bahwa Beta historis mampu menyediakan informasi tentang Beta masa datang (Elton dan Gruber, 1994).
Beta historis dapat dihitung dengan menggunakan data historis berupa data pasar (return - return sekuritas dan return pasar), data akuntansi (laba -laba perusahaan dan laba indeks pasar) atau data fundamental (menggunakan variabel - variabel fundamental). Beta yang dihitung dengan data pasar disebut dengn Beta pasar. Beta yang dihitung dengan data akuntansi disebut Beta akuntansi dan Beta yang dihitung dengan data fundamental disebut dengan Beta fundamental.

Obligasi

3:40:00 AM

a. Obligasi Biasa (Bond)
Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara pemberi dana (pemodal) dengan yang diberi dana (perusahaan). Menurut (Husnan, 2001) obligasi merupakan surat tanda hutang jangka panjang yang diterbitkan oleh perusahaan ataupun pemerintah. Dalam obligasi, penerbit harus membayar bunga atas obligasi yang diterbitkan pada tanggal yang telah ditentukan secara periodik dan pada akhirnya menebus nilai hutang tersebut pada saat jatuh tempo dengan mengembalikan sejumlah pokok pinjaman ditambah dengan bunga. Keuntungan yang dapat diperoleh adalah Fixed Income Securities atau surat berharga yang memberikan pendapatan yang tetap dan Capital Gain.
b. Obligasi Konversi (Convertible Bond)
Obligasi konversi secara umum tidak berbeda dengan obligasi biasa yaitu : memberikan kupon tetap, memiliki waktu jatuh tempo dan memiliki nilai pari.
Akan tetapi obligasi konversi ini sedikit memiliki keunggulan, yaitu dapat ditukar dengan saham biasa

Saham

3:39:00 AM

Saham merupakan suatu hak kepemilikan dari perusahaan yang diperjual belikan. Adapun saham dibagi menjadi dua yaitu saham biasa dan saham preferen.
a. Saham Biasa
Apabila perusahaan hanya mengeluarkan satu jenis saham saja, saham ini biasanya dalam bentuk saham biasa (common stock).
Pemegang saham adalah pemilik dari perusahaan yang mewakili kepada manajemen untuk menjalankan operasi perusahaan (Jogiyanto, 2000). Saham ini memiliki dua hak yaitu hak kontrol yaitu hak pemegang saham biasa untuk memilih pimpinan perusahaan, hak menerima pembagian keuntungan perusahaan dan Hak Preemtive yaitu hak untuk mendapatkan persentasi kepimilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham untuk tujuan melindungi hak kontrol dari pemegang saham lama dan melindungi harga saham lama dari kemerosotan nilai. Saham biasa sering dikenal oleh masyarakat dan banyak digunakan untuk menarik dana dari masyarakat oleh perusahaan.
b.Saham preferen
Saham preferen merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa (Jogiyanto, 2000). Saham preferen dapat dikatakan
serupa dengan saham biasa. Hal ini disebabkan karena dua hal pokok yaitu : mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis di atas lembaran saham tersebut, dan membayar (memperoleh) dividen. Sedangkan persamaan saham preferen dengan obligasi terletak pada tiga hal yaitu : ada klaim atas laba dan aktiva sebelumnya, dividennya tetap selama masa berlaku dari saham, dan memiliki hak tebus serta dapat dipertukarkan dengan saham biasa.

Hak dan Kewajiban pihak Penerima Gadai (Murtahin)

8:16:00 AM

    1).  Hak Murtahin ( Penerima Gadai ) :
(a).Pemegang gadai berhak menjual marhun apabila rahin tidak dapat memenuhi kewajibannya pada sat jatuh tempo. Hasil penjualan barang gadai (marhun) dapat digunakan untuk melunasi pinjaman (marhun bih) dan sisanya dikembalikan kepada rahin.
(b).Pemegang gadai berhak mendapatkan penggantian biaya yang telah dikeluarkan untuk menjaga keselamatan marhun.
 (c).Selama pinjaman belum dilunasi, pemegang gadai berhak menahan barang gadai yang diserahkan oleh pemberi gadai (nasabah/rahin).
2.) Adapun kewajiban penerima gadai (murtahin) adalah :
(a)    Penerima gadai bertanggung jawab atas hilang atau merosotnya barang gadai, apabila hal itu disebabkan oleh kelalaiannya.
(b)    Penerima gadai tidak boleh menggunakan barang gadai untuk kepentingan sendiri.
(c)    Penerima gadai wajib memberitahukan kepada pemberi gadai sebelum diadakan pelelangan barang  gadai.

Wanprestasi

5:07:00 AM


Perjanjian dibuat agar apa yang diperjanjikan tersebut dipenuhi prestasinya. Dalam perjanjian terdapat obyek perjanjian atau yang diperjanjiakan sesuai dengan ketentuan 1320 KUHPerdata. Obyek tersebut berupa prestasi yaitu barang atau sesuatu yang harus dituntut. Prestasi dari seorang debitur diharapkan akan dapat terpenuhi tetapi adakalanya prestasi itu tidak dapat terpenuhi. Maka dalam hal demikian debitur telah lalai atau melakukan wanprestasi
Wanprestasi atau yang kadang disebut dengan cidera janji adalah kebalikan dari pengertian prestasi, dalam bahasa inggris sering disebut dengan istilah default atau nonfulfillment atau breach of contract yang dimaksudkan adalah tidak dilaksanakannya suatu prestasi atau kewajiban sebagaimana mestinya yang telah disepakati bersama, seperti yang tersebut dalam kontrak bersangkutan.
Konsekwensi dari yuridis dari tindakan wanprestasi adalah timbulnya hak dari pihak yang dirugikan dalam kontrak tersebut untuk menuntut ganti kerugian dari pihak yang telah merugikannya, yaitu pihak yang telah melakukan wanprestasira sarjana mendefinisikan ingkar janji ke dalam pengertian wanprestasi. Atau ingkar janji menjadi tiga bentuk, yaitu:
1.      Tidak memenuhi prestasi sama sekali.
2.      Terlambat memenuhi prestasi.
3.      Memenuhi prestasi secara tidak baik, sedangkan prestasi itu sendiri merupakan objek perikatan berupa memberikan sesuatu, berbuat sesuatu dan tidak berbuat sesuatu.



Analisis Fundamental

11:33:00 AM

Analisis fundamental mempunyai anggapan bahwa setiap pemodal adalah makhluk rasional, oleh sebab itu analisis fundamental mencoba mempelajari hubungan antara harga saham dengan kondisi perusahaan. Hal ini disebabkan karena nilai saham mewakili nilai perusahaan, tidak hanya nilai intrinsik suatu saat tetapi juga adalah harapan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Analisis fundamental mencoba untuk
memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan : (1) mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang, dan (2) menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham.
Analisis fundamental memiliki dua model penilaian saham yang sering digunakan para analisis sekuritas (Jogiyanto, 2000) yaitu :
a. Pendekatan Present value, mencoba menaksir Present value, dengan menggunakan tingkat bunga tertentu, manfaat yang akan diterima oleh pemilik saham.
b. Pendekatan Price earning ratio, menaksir nilai saham dengan mengalikan laba perlembar saham dengan kelipatan tertentu.
2.2.2.1 Pendekatan Present Value
Berdasarkan pendekatan ini maka nilai saat ini dari suatu saham adalah sama dengan present value arus kas yang diharapkan akan diterima oleh pemilik saham tersebut (Husnan,2001). Metode ini digunakan untuk mengetahui nilai perusahaan di masa datang, dengan cara mendiskontokan nilai-nilai arus kas (cash flow) di masa depan menjadi nilai sekarang, dengan rumusnya sebagai berikut (Jogiyanto, 2000):
Nilai saham = Σ=+ntttrkasArus1)1(r adalah tingkat bunga atau tingkat keuntungan yang dipandang layak bagi investasi tersebut, sedangkan bagi perusahaan ini merupakan cost of equity,
karena merupakan tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemilik modal sendiri. Analis atau pemodal perlu memasukkan faktor risiko untuk menaksir tingkat keuntungan yang dipandang layak. Semakin besar risiko yang ditanggung pemodal semakin tinggi tingkat keuntungan yang dipandang layak.
2.2.2.2 Pendekatan Price Earning Ratio
Pendekatan ini mendasarkan diri atas rasio antara harga saham per lembar dengan EPS. Dipandang dari sisi teori ekonomi, secara konseptual basis model PER memanglah tidak sekuat model berdasarkan dividen. Analis sekuritas kadang-kadang menyukai penggunaan PER dalam menilai kewajaran harga saham. Saham yang mempunyai PER yang tinggi diduga terlalu tinggi harganya
Konsep Dasar Price Earning Ratio (PER)
Price Earning Ratio merupakan salah satu pendekatan yang sering digunakan oleh analis sekuritas untuk menilai suatu saham. Pendekatan ini mendasarkan atas ratio antara harga saham per lembar yang berlaku di pasar modal dengan tingkat keuntungan bersih yang tersedia bagi pemegang saham.
Brigham & Gapenski (1996) dikutip dari Nany Nuraini (2000) mengemukakan bahwa PER menunjukkan besarnya harga yang bersedia dibayarkan oleh investor untuk setiap dollar laba yang dilaporkan oleh perusahaan. Sartono (1996) menyatakan bahwa PER dapat diartikan sebagai indikator kepercayaan pasar terhadap prospek pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang. Sedangkan Jones (1998) dikutip dari Nany Nuraini (2000) mengemukakan bahwa PER menunjukkan optimisme dan pesimisme para
investor terhadap prospek perusahaan di masa yang akan datang. Jogiyanto (2000) menyatakan bahwa PER menunjukkan rasio harga saham terhadap Earning atau dengan kata lain menunjukkan berapa besar pemodal menilai harga saham terhadap kelipatan dari Earnings.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa harapan investor terhadap Earning perusahaan pada masa yang akan datang, direfleksikan pada harga saham yang bersedia mereka bayar atas saham perusahaan tersebut yang selanjutnya berpengaruh terhadap PER dengan mengetahui besarnya PER suatu perusahaan, analis bisa memperkirakan bagaimana posisi suatu saham relatif terhadap saham-saham lainnya, apakah saham tersebut dibeli atau tidak. Besarnya nilai PER biasanya terkait dengan tahap pertumbuhan perusahaan, sehingga perusahaan-perusahaan yang berada dalam tahap pertumbuhan biasanya memiliki PER yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang berada dalam kondisi yang sudah mapan.
Sesuai dengan pandangan bahwa harga saham mencerminkan harapan para investor atau pasar terhadap prospek suatu perusahaan. Maka faktor-faktor harga saham juga akan mempengaruhi PER. Maka pendekatan lain dalam menilai harga saham adalah dengan mencari faktor-faktor yang diduga mempengaruhi PER secara nyata, kemudian dibuat suatu model tersebut untuk menilai PER perusahaan di masa yang akan datang, sehingga dapat dinilai pada kewajaran harga saham perusahaan.
 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio
Price Earning Ratio merupakan perbandingan antara harga saham dengan laba per saham (Earning per Share).
Adapun rumusnya adalah sebagai berikut :
PER = Po/E1
PER = [ D1 / (r-g)]/E1
Karena D1 = E1(1-b), maka
PER = [E1(1-b)/(r-g)]/E1
PER = (1-b)/(r-g)
Keterangan :
PER : Price Earning Ratio
Po : Harga Saham pada tahun ke 0
E1 : Perkiraan Laba pada tahun yang akan datang
(1-b) : Dividend Payout Ratio
r : Required Rate of Return
g : Pertumbuhan Dividen
Dari persamaan tersebut dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
PER adalah :
1. Rasio laba yang dibayarkan sebagai dividend , atau Payout Ratio [yaitu(1-b)]
2. Tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemodal (r)
3. Pertumbuhan dividen (g )
19
Sesuai dengan persamaan tersebut, maka pengaruh masing-masing faktor terhadap Price Earning Ratio dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Faktor yang pertama adalah Dividend Payout Ratio yaitu bagian dari laba perusahaan yang dibayarkan sebagai dividen. Faktor ini mempunyai pengaruh yang positif terhadap PER karena besarnya Dividend Payout Ratio menentukan besarnya dividen yang diterima oleh pemilik saham di mana besarnya dividen ini secara positif dapat mempengaruhi harga suatu saham terutama pada pasar modal yang didominasi oleh investor yang berorientasi pada pendapatan dividen. Dengan demikian apabila faktor-faktor lain yang mempengaruhi PER konstan, semakin tinggi Dividend Payout Ratio, maka semakin tinggi PER.
b. Faktor kedua adalah tingkat keuntungan yang disyaratkan pemodal (Rate of Return /r) yaitu tingkat keuntungan yang dianggap layak bagi investasi pada suatu saham. Faktor ini mempunyai pengaruh yang negatif dengan PER, karena apabila keuntungan yang diperoleh atas suatu saham lebih kecil dari tingkat keuntungan yang disyaratkan (r) hal ini akan menurunkan harga dari suatu saham karena investasi pada saham tersebut dianggap kurang menarik. Dengan demikian semakin tinggi tingkat keuntungan yang disyaratkan semakin rendah PER dengan asumsi faktor yang lain konstan. (Reilly, 1994) menyebutkan bahwa Rate of Return merupakan fungsi dari The Economy's Risk Free Rate of Return (Rf), The Expected Rate of Inflation (I), dan Market Risk For Common Stock Easured As The Variance of Return.
c. Faktor ketiga adalah pertumbuhan Dividen (g). Pengaruh faktor ini adalah positif terhadap PER karena dividen yang meningkat dapat dijadikan sebagai
cerminan prospek perusahaan yang baik sehingga investasi pada suatu saham akan semakin menarik. Dengan demikian apabila faktor yang lain konstan maka semakin tinggi pertumbuhan dividen, semakin tinggi PER.
Upaya tentang Price Earning Ratio tersebut dapat digunakan sebagai pedoman untuk melakukan penilaian terhadap PER suatu saham. Apabila ada suatu saham yang mempunyai PER = 10, maka dapat diperkirakan beberapa pertumbuhan laba perusahaan tersebut, berapa r yang layak untuk saham tersebut, dan beberapa kebijakan dividen perusahaan tersebut. Misalkan perusahaan menetapkan DPR sebesar 30%. Ini berarti bahwa b = 0,70. Sekarang kalau ditaksir r yang layak adalah 24%, maka ini berarti :
PER = (1-b) / (r-g)
10 = 0,30 / (0,24-g)
0,30 = 2,40 – 10 g
10 g = 2,10
g = 0,21
Dengan kata lain, PER saham tersebut dinilai layak kalau diperkirakan bahwa pertumbuhan laba perusahaan 21% pertahun.

Analisis Teknikal

11:30:00 AM

Analisis teknikal merupakan metodologi dari perkiraan pergerakan harga saham, baik sebagai saham individu atau pasar secara keseluruhan. Inti pemikiran dari teknik analisis ini adalah bahwa nilai dari sebuah saham merupakan hasil dari adanya penawaran dan permintaan yang terjadi. Metode ini mengamati dan mempelajari perubahan-perubahan harga saham di masa lalu dengan menggunakan analisis grafis untuk menetapkan estimasi harga saham. Analisis grafis ini kemudian dipelajari untuk mengetahui kemungkinan terjadinya suatu pengulangan fluktuasi dan arah trend harga. Prediksi ini dimungkinkan karena konsep pendekatan teknikal beranggapan bahwa pola pergerakan saham yang terjadi saat ini dan di masa yang lalu cenderung akan terulang di masa yang akan datang. Kelemahan utama yang dimiliki oleh analisis ini adalah tidak dimasukkannya variabel ekonomi yang terkait dengan perusahaan atau pasar pada umumnya, sehingga faktor-faktor penyebab kondisi penawaran dan permintaan menjadi tidak begitu berpengaruh

Analisis dan Penilaian Saham

11:29:00 AM

Analisis saham bertujuan untuk menaksir nilai intrinsik (Intrinsic Value) suatu saham, dan kemudian membandingkannya dengan harga pasar saham
tersebut pada saat ini (Current Market Price). Nilai intrinsik (NI) suatu saham menunjukkan Present Value arus kas yang diharapkan dari saham tersebut. Pedoman yang dipergunakan adalah sebagai berikut:
1. Apabila NI > harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai Undervalued (harganya terlalu rendah), dan karenanya layak dibeli atau ditahan apabila saham tersebut telah dimiliki.
2. Apabila NI < harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai Overvalued (harganya terlalu mahal) dan karenanya layak dijual.
3. Apabila NI = harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai wajar harganya dan berada dalam kondisi keseimbangan.
Model penilaian merupakan suatu mekanisme untuk mengubah serangkaian variabel ekonomi atau variabel perusahaan yang diramalkan (atau yang diamati) menjadi dasar perkiraan harga saham (Husnan, 2001). Variabel-variabel ekonomi tersebut misalnya : laba dan dividen yang dibagikan. Seorang investor sebelum mengambil keputusan untuk membeli saham, biasanya akan menganilisis terlebih dahulu untuk menentukan saham mana yang memberikan keuntungan paling optimal.
Penentuan harga saham dapat dilakukan melalui analisis teknikal dan analisis fundamental. Pada analisis teknikal harga saham ditentukan berdasarkan catatan harga saham di waktu yang lalu, sedangkan dalam analisis fundamental harga saham ditentukan atas dasar faktor-faktor fundamental yang mempengaruhinya, seperi laba dan dividen.

Sertifikat Right

11:28:00 AM


Right merupakan surat berharga yang memberikan hak bagi pemodal untuk membeli saham baru yang dikeluarkan perusahaan, di mana Right merupakan suatu produk derivatif atau merupakan turunan dari sebuah saham. Sertifikat Right ini biasanya diberikan kepada pemegang saham lama sewaktu dilakukan penawaran umum. Adapun keuntungan dari sertifikat ini adalah pemodal memperoleh kesempatan atau bagian dalam pembelian suatu saham baru yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan melakukan Right Issue.

pengertian Harga Saham

9:48:00 AM
Harga Saham
Harga saham merupakan penerimaan besarnya pengorbanan yang harus dilakukan oleh setiap investor untuk penyertaan dalam perusahaan. Harga ini di pasar sekunder akan bergerak sesuai dengan kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi atas saham. Tinggi rendahnya harga saham lebih banyak dipengaruhi oleh pertimbangan pembeli dan penjual tentang kondisi internal dan eksternal perusahaan (Payamta, 2000).
Menurut Hanafi dan Husnan (1991) harga suatu saham merupakan nilai sekarang dari arus kas yang akan diterima oleh pemilik saham dikemudian hari. Untuk menaksir harga saham yang wajar dapat dilakukan dengan tepat apabila arus kas yang akan diterima tersebut dapat diestimasikan secara tepat pula. Namun adanya unsur ketidakpastian pada masa yang akan datang menyebabkan tidak ada cara yang paling tepat untuk memberikan hasil estimasi yang paling tepat. Sekarang telah dikembangkan beberapa pendekatan dalam penilaian dan penentuan harga saham, untuk keperluan analisis

Pengertian Go Public

10:36:00 AM


Pengertian Go Public
Go public adalah kegiatan penawaran saham atau efek lainnya yang  dilakukan oleh emiten (perusahaan yang akan go public) untuk menjual saham kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh UU Pasar Modal dan Peraturan Pelaksanaannya. Terdapat dua metode utama untuk melakukan go public yang digunakan di seluruh dunia. Pertama, melakukan penawaran perdana (initial public offering) dengan penawaran pada harga tetap (a fixed price offer) atau penawaran melalui sistem tender, metode yang kedua yaitu dengan prosedur lelang (auction procedure),dimana penentuan harga saham berdasarkan penawaran tertinggi.
Perusahaan yang berniat go public harus melalui tiga prosedur, yaitu :
1.      Persiapan diri.
2.      Memperoleh ijin dari BAPEPAM.
3.      Melakukan penawaran umum perdana atau IPO dan memasuki pasar sekunder dengan pencatatan efeknya di bursa.
Dalam tahap persiapan diri, setelah keputusan go public ditetapkan dalam rapat umum pemegang saham, perusahaan harus menyiapkan dokumen dokumen dengan bantuan para profesi di pasar modal, antara lain : penjamin emisi efek (underwriter), akuntan publik, notaris, konsultan hukum, perusahaan penilai (appraisal) dan lain lain.
Setelah semua persiapan yang telah dilakukan, semua dokumen persyaratan pendaftaran dikirim ke BAPEPAM. Tahap ketiga dapat dilaksanakan setelah mendapatkan ijin dari BAPEPAM. Pada tahap ini dilakukan penawaran umum perdana (IPO) dan memasuki pasar sekunder dengan pencatatan efeknya di bursa.

  • IPO

Penawaran umum perdana atau IPO (Initial Public Offering) adalah kegiatan penjualan sekuritas kepada masyarakat baik perorangan maupun lembaga di pasar perdana. Penawaran perdana ini dilakukan setelah mendapatkan ijin dari BAPEPAM dan sebelumnya sekuritas tersebut diperdagangkan di pasar sekunder (bursa efek).
Dalam melakukan IPO, perusahaan harus menerbitkan prospectus sebelum melakukan listing di BEJ. Prospectus adalah dokumen yang berisikan informasi tentang perusahaan penerbit sekuritas dan informasi lainnya yang berkaitan dengan sekuritas yang ditawarkan.
Penjualan sekuritas di pasar perdana dilakukan oleh penjamin emisi (underwriter) yang ditunjuk oleh perusahaan dengan bantuan agen penjualan. Pada umumnya underwriter mempunyai tiga fungsi, yaitu : advisory function, underwriting function, dan marketing function. Sebagai advisory function, underwriter memberikan saran kepada perusahaan yang akan melakukan go pulic mengenai jenis sekuritas yang akan ditawarkan, penentuan harga sekuritas dan waktu penawarannya. Underwriting function adalah fungsi penjaminan dimana emiten akan meminta underwriter untuk menjamin penjualan saham perdana emiten tersebut, jika emiten meminta underwriter memberikan jaminan full commitment, maka underwriter menjamin seluruh sekuritas akan habis terjual dan bersedia untuk membeli sisanya jika sebagian sekuritas tidak terjual. Dalam prakteknya, tidak semua underwriter bersedia memberikan jaminan full commitment, terutama untuk sekuritas perusahaan yang belum mapan. Untuk perusahaan yang belum mapan

Alasan Perusahaan Go Public

2:58:00 AM


Alasan Perusahaan Go Public
Kebutuhan modal tambahan bagi perusahaan dapat dipenuhi melalui berbagai cara, salah satu cara yaitu dengan menjual saham baru. Penjualan saham baru bagi perusahaan dapat dilakuakan melalui berbagai cara sebagai berikut (Jogiyanto, 2000:16)
1.            Dijual kepada pemegang saham yang sudah ada.
2.            Dijual kepada karyawan melalui ESOP (Employee Stock Ownership Plan).
3.            Menambah saham lewat deviden yang tidak dibagi (deviden reinvestment plan).
4.            Dijual secara langsung kepada pembeli tunggal ( biasanya investor institusi ) secara privat (privat placement).
5.            Ditawarkan kepada publik.
Jika keputusannya adalah menjual kepada publik, berarti perusahaan tersebut melakukan go public. Dengan melakukan go public, perusahaan dapat menarik dana yang relatif besar dari masyarakat secara tunai. Bagi masyarakat, dengan membeli saham perusahaan yang melakukan go public berarti memperoleh kesempatan untuk ikut memiliki perusahaan tersebut, sehingga terjadi distribusi kesejahteraan. Untuk lebih lengkapnya, alasan perusahaan melakukan go public dijelaskan sebagai berikut :
1.            Memungkinkan pendiri untuk diversifikasi usaha. Pemegang saham yang sudah lama menanamkan modalnya dalam perusahaan (pendiri), dengan menjual sahamnya kepada masyarakat akan memberi indikasi mengenai berapa harga saham perusahaan mereka menurut penilaian masyarakat. Hal ini dapat memberi kesempatan bagi penanam modal lama untuk mentunaikan seluruh atau sebagian saham miliknya dengan laba kenaikan harga saham.
2.          Mempermudah usaha pembelian perusahaan lain (ekspansi). Para pemegang saham mempunyai kesempatan untuk mencari dana dari lembaga-lembaga keuangan tanpa melepaskan sahamnya. Sebab, apabila saham yang dimiliki likuid maka dapat accepble dan dapat dijadikan sebagai agunan kredit pada lembaga-lembaga keuangan. Dana pinjaman tersebut dapat dijadikan pembayaran untuk mengambil alih perusahaan lain. Lalu terjadi dengan apa yang disebut share-swap, yaitu membeli perusahaan lain tanpa mengeluarkan kontan, tetapi membayar dengan saham yang listed di bursa.
3.          Nilai perusahaan go public memungkinkan masyarakat maupun manajemen mengetahui nilai perusahaan. Nilai perusahaan tercermin pada kekuatan tawar menawar saham. Apabila perusahaan diperkirakan sebagai perusahaan yang mempunyai prospek pada masa yang akan datang, nilai saham menjadi lebih. Sebaliknya, apabila perusahaan dinilai kurang mempunyai prospek maka harga saham menjadi rendah.

Alasan Perusahaan Go Public.  Alasan Perusahaan Go Public
Powered by Blogger.