Pengertian dan Tujuan Pembagian Deviden


Pengertian dan Tujuan Pembagian Deviden
          Pembayaran deviden pada hakikatnya merupakan komunikasi secara tidak langsung kepada para pemegang saham tentang tingkat profitabilitas yang dicapai perusahaan. Deviden dapat menggema lebih keras dari pada kata-kata. Jadi, menurut dugaan, deviden akan digunakan investor sebagai alat penduga mengenai prestasi perusahaan di masa akan datang, deviden menyampaikan pengharapan-pengharapan manajemen mengenai masa depan (Van Horne, 1995). Dengan demikian, manajemen keuangan sebagai orang dalam yang mempunyai jalur informasi monopolistik tentang cash flow perusahaan, sebaiknya memilih untuk menciptakan isyarat komunikasi yang jelas mengenai masa depan perusahaan apabila mereka mempunyai dorongan yang tepat untuk melakukannya. Dan deviden itu sendiri adalah bagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada para pemegang saham.
Ada tiga bentuk pembayaran deviden :
1. Deviden dalam jumlah rupiah stabil.
            Banyak perusahaan yang menjalankan pembayaran deviden yang stabil, artinya jumlah deviden per lembar yang dibayarkan setiap tahunnya relatif tetap selama jangka waktu tertentu meskipun pendapatan per lembar saham per tahunnya berfluktuasi . Dengan adanya pembayaran deviden yang stabil ini dapat memberikan kesan kepada para investor
bahwa perusahaan tersebut mempunyai prospek yang baik di masa mendatang. Dengan demikian, manajemen dapat mempengaruhi harapan para investor dengan melalui kebijakan deviden yang stabil. Di samping itu, banyak pemegang saham yang hidupnya dari pendapatan yang diterima dari deviden. Golongan ini dengan sendirinya tidak akan menyukai adanya diveden yang tidak stabil.
2. Deviden dalam rasio pembayaran konstan.
Beberapa perusahaan melakukan pembayaran deviden berdasarkan persentase tertuntu dari laba. Karena laba berfluktuasi, maka menjalankan kebijakan ini akan berakibat jumlah deviden dalam rupiah akan berfluktuasi. Kebijakan ini tidak akan memaksimumkan nilai saham perusahaan, karena pasar tidak dapat mengandalkan kebijakan ini untuk memberi informasi tentang perusahaan di masa mendatang.
3. Deviden tetap yang rendah ditambah ekstra.
Pembayaran deviden ini hanyalah merupakan modifikasi dari cara 1 dan 2 di atas. Kebijakan ini memberikan fleksibilitas pada perusahaan tetapi mengakibatkan penanaman modal sedikit ragu – ragu tentang berapa besarnya deviden mereka. Ap
Sampai saat ini terdapat kontroversi tentang deviden yang seharusnya dibayarkan, yaitu :
1. Deviden seharusnya di bayarkan sebesar –besarnya.
         Bagi investor, jumlah rupiah yang diterima dari pembayaran deviden risikonya lebih kecil dari pada capital gain dan deviden dapat diperkirakan sebelumnya. Sedangkan capital gain lebih sulit diperkirakan. Sehingga pembayaran deviden yang tinggi dianggap perusahaan mempunyai prospek tingkat keuntungan yang baik. Sebaliknya, penurunan pembayaran deviden atau pembayaran lebih kecil dari biasanya dianggap perusahaan mempunyai prospek tingkat keuntungan yang kurang baik.
Di samping itu, pengaruh penurunan besarnya deviden yang dibayar dapat menjadi informasi yang kurang baik pada perusahaan. Hal ini disebabkan karena deviden sebagai tanda tersedianya pendapatan perusahaan dan besarnya deviden yang dibayar sebagai informasi tingkat pertumbuhaan pendapatan saat ini dan masa mendatang. Dengan anggapan tersebut penurunan deviden dapat berdampak banyak pemegang saham akan menjual saham yang dimiliki, sehingga harga saham menjadi turun . Kenaikan pada deviden yang dibayarkan dapat menimbulkan isyarat yang jelas dan tidak ada duanya pada pasar, bahwa prospek perusahaan telah mengalami kemajuan.
2. Deviden harus dibayarkan sekecil – kecilnya.
           Pendapat yang menyatakan bahwa deviden sebaiknya dibayar sekecil mungkin dan bila perlu tidak dibayarkan sehingga laba ditahan sebesar –besarnya, beranggapan pada kenyataan tentang adanya floatation cost dan tarif pajak deviden lebih besar daripada tarif pajak capital gain. Kesempatan investasi yang menguntungkan apabila dibiayai dengan laba ditahan, berarti ada penghematan floatation cost, akhirnya akan merupakan efisiensi sehingga dalam periode berikutnya akan dapat meningkatkan besarnya deviden yang dibayarkan. Dengan adanya tarif pajak deviden yang lebih tinggi daripada tarif pajak capital gain, maka dapat mendorong pemegang saham akan lebih suka menginvestasikan atas keuntungan yang diperoleh perusahaan daripada membagikan dalam bentuk deviden.
3. Deviden seharusnya dibayarkan setelah semua kesempatan investasi yang memenuhi persyaratan dibelanjai.
         Beranggapan bahwa tidak ada pajak perseorangan atau perusahaan. Apabila kesempatan investasi menjanjikan hasil pengembalian yang lebih besar daripada pengembalian yang diisyaratkan, para pemegang saham akan lebih senang jika perusahaan menahan laba. Sebaliknya, jika hasil pengambalian lebih kecil daripada hasil pengembalian yang diisyaratkan, mereka akan lebih suka jika deviden dibagikan

No comments

Powered by Blogger.