SEJARAH MANAJEMEN OPERASI
Manajemen operasi telah ada sejak manusia mulai memproduksi barang dan jasa. walaupun asal mula manajemen operasi dapat ditelusuri sejak awal peradaban manusia, tetapi perhatian kita pada pembahasan ini dipusatkan pada 200 tahun terakhir.
Dalam pembahasan berikut sejarah manajemen operasi tidak diuraikan menurut istilah kronologis yang kaku, tetapi menurut aliran-aliran utama. Dengan dasar ini, ada tujuh aliran utama yang memberikan sumbangan terhadap perkembangan bidang manajemen operasi.
Pembagian Kerja. Pembagian kerja (division of labor) didasarkan atas konsep yang sangat sederhana. Spesialisasi tenaga kerja (specialization of labor) untuk suatu tugas tunggal dapat menghasilkan produktivitas dan efisiensi lebih besar dibanding banyak tugas untuk seorang pekerja. Konsep ini sudah dikenal oleh plato pada 400 tahun sebelum masehi. Plato mengatakan bahwa : "Seseorang yang mengerjakan tugas yang terbatas (misal: penjahit sepatu) harus ahli pada bidangnya." Bangsa Yunani kuno juga mengenal konsep pembagian kerja ini ketika mereka menugaskan beberapa pekerja untuk tidak mengerjakan pekerjaan lain kecuali mengasah batu pahat.
Ahli ekonomi pertama yang membicarakan konsep pembagian kerja ini adalah Adam Smith, dalam bukunya yang terkenal 'Wealth of nations' (1776). Smith menyatakan bahwa spesialisasi tenaga kerja akan meningkatkan keluaran disebabkan oleh tiga faktor : (1) peningkatan ketrampilan para pekerja,
(2) penghematan waktu kerja karena pertukaran pekerjaan, dan
(3) penambahan peralatan dan mesin.
Kemudian, pada tahun 1832, Charles Babbage mengembangkan gagasan ini dengan studinya pada pembuatan peniti. Babbage menyatakan bahwa spesialisasi tenaga kerja tidak hanya meningkatkan produktivitas tetapi juga memungkinkan perusahaan untuk membayar upah hanya untuk ketrampilan khusus yang diperlukan. Walaupun pembagian kerja telah diterapkan secara luas, konsep ini perlu ditinjau kembali karena dampaknya pada moral tenaga kerja, perputaran tenaga kerja, kebosanan kerja, dan prestasi kerja.
Pembakuan Bagian. Bagian dibakukan sehingga mereka dapat dipertukarkan. Menurut Chase dan Aquilano, pembakuan sudah dipraktekkan di Venesia, dimana kemudi kapal perang dibuat untuk dapat dipertukarkan. Hal ini memberikan kegunaan yang besar. Ketika kemudi rusak dalam peperangan Eli Whitney menggunakan bagian-bagian yang dapat dipertukarkan pada pembuatan senjata api. Dahulu, bagian dari senjata api dan bahkan amunisi dibuat secara khusus untuk setiap senjata. Ketika Henry Ford memperkenalkan konsep lini perakitan mobil berjalan (Moving automobile assembly line) pada tahun 1913. Konsepnya memerlukan pembakuan bagian seperti spesialisasi tenaga kerja. Gagasan tentang pembakuan bagian sekarang ini sudah melekat pada lingkungan masyarakat kita, dan kita tidak dapat berhenti untuk memikirkan hal tersebut.
Revolusi Industri. Revolusi industri pada dasarnya merupakan pertukaran tenaga Manusia dengan tenaga mesin. James Watt memberikan sumbangan yang besar terhadap revolusi industri ini dengan penemuan mesin uapnya pada tahun 1764, yang merupakan sumber utama tenaga mesin penggerak untuk pertanian dan pabrik-pabrik. Revolusi industri dikembangkan lebih lanjut pada akhir tahun 1800-an dengan pengembangan bahan bakar mesin dan listrik. Pada awal abad itu, konsep produksi masal telah dikembangkan tetapi tidak digunakan secara luas sampai perang dunia I, ketika pennintaan akan produksi meningkat dengan pesat pada industri Amerika. Abad pemasaran dan produksi masal telah dilanjutkan dengan penekanan pada otomasi dan volume produksi yang berskala besar. Bagaimanapun juga, masyarakat kita telah mulai memasuki masa pasca industri, yang ditandai dengan pergeseran ke sektor ekonomi jasa dan perhatian yang lebih besar terhadap lingkungan alam dan sosial.
Studi Dmiah tentang kerja. Studi ilmiah tentang kerja didasarkan pada gagasan bahwa metode ilmiah dapat dipakai untuk mempelajari kerja sebagai suatu sistem fisik maupun alamiah. Gagasan ini bertujuan untuk menemukan metode terbaik tentang kerja dengan menggunakan pendekatan ilmiah berikut ini:
(1) Pengamatan metode kerja mat ini,
(2) pengembangan metode yang diperbaharui melalui analisis dan pengukuran ilmiah
(3) pelatihan tenaga kerja dengan metode yang baru dan,
(4) melanjutkan umpan balik dan manajemen proses kerja.
Gagasan studi ilmiah tentang kerja ini pertama kali dikembangkan oleh Frederick Taylor pada tahun 1911 dan kemudian diperbaharui oleh Frank dan Lilian Gilberth pada awal tahun 1900-an. Studi ilmiah tentang kerja muncul karena tekanan dari serikat buruh, tenaga kerja, dan akademikus. Pada beberapa kasus, tekanan ini dapat dibenarkan karena kesalahan penerapan pendekatan oleh manajemen. Namun demikian, dasar-dasar manajemen ilmiah masih tetap dapat diterapkan pada dunia. bisnis sekarang dengan mengenali interaksi antara lingkungan kerja sosial dan teknik.
Hubungan Manusia. Pendekatan hubungarrmanusia menekankan pentingnya motivasi dan unsur manusia dalam rancangan kerja. Elton Mayo dan kawan¬kawan mengembangkan garis pernikiran. ini pada tahun 1930-an di Western Electric, yang lebih dikenal dengan pencobaan Hawthorne. Studi Hawthorne ini menunjukkan bahwa motivasi pekerja merupakan unsur yang sangat penting dalam meningkatkan produktivitas, tanpa mengabaikan lingkungan kerja fisik dan teknik. Pemikiran aliran hubungan manusia menekankan pentingnya pengayaan kerja (Job enrichment), sekarang ini dikenal sebagai metode untuk lebih "memanusiawikan tempat kerja" selain meningkatkan produktivitas.
Model Keputusan. Model keputusan dapat digunakan untuk menyajikan suatu sistem yang produktif dalam bentuk matematik. Sebuah model keputusan dinyatakan dalam bentuk pengukuran prestasi, kendala, dan variabel keputusan. Kegunaan dari model seperti ini adalah untuk mencari nilai yang optimal dari variabel keputusan yang akan meningkatkan prestasi sistem dengan kendala yang ada. Model ini dapat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan. Salah satu penggunaan pertama pendekatan ini terjadi pada tahun 1915, ketika F.W. Harris mengembangkan suatu rumus kuantitas pesanan ekonomis (Economic Order Quantity) untuk manajemen persediaan. Pada tahun 1931, Shewhart mengembangkan model keputusan kuantitatif untuk digunakan dalam pengendalian kualitas kerja secara statistik (Statistical Quality Control Work). Pada tahun 1947, George Dantzing mengembangkan metode simpleks pemrograman linear, yang memungkinkan cara pemecahan seluruh masalah model matematika. Pada tahun 1950-an, pengembangan model simulasi komputer memberikan sumbangan yang besar untuk mempelajari dan menganalisis operasi. Sejak tahun 1950-an, penggunaan berbagai model keputusan pada operasi telah berkembang secara meluas.
Komputer. Penggunaan komputer secara dramatis telah mengubah bidang manajemen operasi sejak komputer diperkenalkan pertama kali dalam bisnis pada tahun 1950-an. Hampir semua operasi manufaktur saat ini menggunakan komputer untuk mengelola persediaan, penjadwalan produksi, pengendalian kualitas, manufaktur berbantuan komputer dan sistem pembiayaan. Selain itu, komputer digunakan secara meluas pada otomasi perkantoran, dan juga pada semua jenis operasi jasa. Sekarang ini penggunaan komputer secara efektif merupakan bagian yang sangat penting dalam bidang manajemen operasi.
Sumbangan-sumbangan terhadap manajemen operasi di atas masih tetap dapat diterapkan pada manajemen operasi yang modem, walaupun kadang-kadang dalam bentuk yang telah diperbaiki
Post a Comment