Sumber dan Dasar Kekuasaan kepemimpinan
Pada umumnya kekuasaan meliputi sifat-sifat yang berhubungan dengan orang dan posisinya. Kekuasaan ini merupakan dasar bagi kemampuan pimpinan untuk mempengaruhi orang lain. Dalam istilah manajemen, kekuasaan meliputi kemampuan pimpinan untuk menggerakkan sumber, mendapatkan sumber, dan menggunakan sumber apa saja yang diperlukan orang untuk mencapai tujuan yang diinginkan, Wahid (1989:263).
Kekuasaan dalam organisasi sebagian
besar merupakan fungsi untuk berada di tempat yang tepat, pada waktu yang
tepat, dengan sumber yang tepat dan bekerja secara efisien. Unit atau orang
yang berhasil baik seharusnya diberikan kekuasaan lebih banyak misalnya diberikan
sumber lebih banyak, dihormati, dan di dengar.
Dalam
organisasi pekerjaan, kemampuan untuk mempengaruhi, mendesak dan memotivasi
pengikutnya, disamping tempat, penentuan waktu penggunaan informasi dan
efisiensi, didasarkan juga pada kekuasaan yang dirasakan oleh pimpinan. French
and Raven (1989:261) mengidentifikasi bentuk-bentuk kekuasaan yang
mungkin dimiliki oleh seorang pemimpin adalah sebagai berikut:
1.
Kekuasaan yang didasarkan oleh rasa takut (coersive):
Seorang pengikut merasa bahwa kegagalan memenuhi permintaan seorang
pemimpin dapat menyebabkan dijatuhkanya suatu bentuk hukuman, yaitu peringatan
atau pengasingan sosial kelompok.
2.
Kekuasaan yang didasarkan atas suatu harapan (reward):
Seorang pengikut berharap menerima pujian, penghargaan atau pendapatan
bagi terpenuhinya permintaan seorang pemimpin.
3.
Kekuasaan yang diperoleh dari posisi seseorang dalam
kelompok atau hirarki keorganisasian (legitimate):
Dalam organisasi formal, supervisor lini pertama dianggap mempunyai
kekuasaan lebih banyak dari karyawan operasional. Dalam kelompok informal,
pemimpin diakui oleh para anggotanya memiliki kekuasaan yang sah.
4.
Kekuasaan yang didasarkan pada keterampilan khusus,
keahlian atau pengetahuan (expert):
Para pengikut menganggap bahwa orang tersebut mempunyai keahlian yang
relevan dan yakin bahwa keahliannya itu melebihi keahlian mereka sendiri.
5.
Kekuasaan yang didasarkan pada daya tarik (referent):
Seseorang yang dikagumi karena ciri khasnya, memiliki kekuasaan
referensi. Bentuk kekuasaan ini secara popular dinamakan kharisma. Orang
tersebut dikatakan mempunyai kharisma untuk menyemangati dan menarik para
pengikut.
Menurut
Wahid (1989:262) satu hal yang harus disadari oleh seorang pemimpin
bahwa sifat dari kekuasaan dua arah (two ways power of flow). Arus kekuasaan
dua arah artinya kekuasaan itu mengalir dari satu orang (pemimpin) kepada orang
lain (bawahan) dan kembali lagi. Misalnya seorang supervisor mungkin dapat
mengendalikan kenaikan gaji yang diterima oleh bawahan, tapi bawahan mempunyai
suara juga dalam apa yang diterima oleh supervisor sebagai kenaikan gaji. Jika
bawahan bekerja dengan baik maka evaluasi dari output dan usaha mereka dapat
membantu supervisor menerima penilaian yang tinggi. Tetapi jika bawahan
menimbulkan persoalan produksi, membatasi dan mengacaukan output, dan pada
umumnya tidak mau bekerja sama, maka dapat secara negatif mempengaruhi evaluasi
hasil karya supervisor. Dalam kenyataan, perilaku bawahan yang negatif itu
sangat mungkin akan merupakan sebab utama dari penilaian hasil karya yang jelek
bagi supervisor.
Post a Comment