Pengertian Kepemimpinan



Permadi (1996:13) dengan mengutip  teori Dimock dan Koenig, mengatakan bahwa inti dari manajemen adalah kepemimpinan (leadership is the key to management).
Maman Ukas (1999:252) dalam bukunya Manajemen (Konsep,       Prinsip, dan Aplikasi) menyatakan bahwa: “Kepemimpinan  berarti kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi orang lain, agar ia mau berbuat sesuatu yang dapat membantu pencapaian suatu maksud dan tujuan.”
     Sedangkan Komaruddin (1993:27) berpendapat bahwa:
     “Kepemimpinan adalah proses untuk mempengaruhi kegiatan kelompok yang terorganisasi dalam upaya menetapkan dan mencapai tujuan. Kepemimpinan bertugas untuk membuat keputusan, menetapkan sasaran, memilih dan mengembangkan personalia, mengadakan komunikasi, memberikan motivasi, dan mengawasi pelaksanaan menejemen.”

     Berdasarkan pendapat di atas, pada dasarnya kepemimpinan adalah suatu keahlian yang dimiliki oleh seseorang untuk mempengaruhi orang lain, agar orang tersebut mau bekerja untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Seorang pimpinan agar dapat mempengaruhi bawahannya harus mengerti setiap tindakan pegawainya. Tetapi untuk dapat mengerti diperlukan pengamatan  atas setiap aspek perilaku mereka sebagai manusia. Oleh sebab itu, setiap pimpinan perlu sekali memahami berbagai cara pendekatan demi pengembangan kepribadiannya dan anak buahnya. Ada tiga teori pengembangan kepribadian yang utama, yaitu:
·      Teori psiko-analitik
Menurut teori ini, untuk dapat memahami kepribadian seseorang, kita harus melihat ke dalam dirinya (intrapsy-chic) apa yang menjadi dasar perilakunya.
·      Teori sifat atau perangai
Kepribadian seseorang selalu tetap tidak berubah. Oleh sebab itu mudah sekali untuk memperkirakan perilaku seseorang.
·      Teori kebutuhan
Teori hierarki kebutuhan merupakan teori yang dikenal dengan teori Maslow atau teori motivasi, yaitu:
1.    Biological needs, kebutuhan biologis, seperti kebutuhan akan makan, minum, seks, dan sebagainya.
2.    Safety needs, kebutuhan akan rasa aman.
3.    Belongingness needs, kebutuhan untuk diterima dan dihormati orang lain.
4.    Esteem needs, kebutuhan untuk mempunyai citra baik.
5.    Self-actualization needs, kebutuhan untuk menunjukkan prestasi yang terbaik.
Seorang pemimpin hendaknya benar-benar bisa mempelajari perilaku dan sifat para bawahannya, karena akan mempermudah pimpinan dalam membuat suatu keputusan agar tidak merugikan kedua belah pihak. Oleh karena itu dikatakan bahwa inti kepemimpinan ialah pengambilan keputusan.
Permadi dalam bukunya Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Manajemen (1996:14) mengemukakan bahwa selanjutnya dalam proses pengambilan keputusan oleh pimpinan yang perlu dipertimbangkan ialah human relations, terutama hubungan antara pimpinan dan bawahan , sebagai staf pimpinan. Dalam hal ini perlu dipertimbangkan sejauh manakah bantuan dari pihak bawahan (staf) kepada pimpinan dalam proses pengambilan keputusan sangat penting. Oleh karena itu dikatakan bahwa inti dari pengambilan keputusan ialah human relations.

No comments

Powered by Blogger.