Konsepsi Dasar Semangat Kerja
Banyak manajer bertanya-tanya, apakah memang
sungguh berguna berusaha memperbaiki semangat kerja itu? Sekali semangat kerja
dibiarkan merosot, maka dibutuhkan waktu lama untuk memperbaikinya kembali.
Sebab pekerja akan senantiasa mengingat-ingat terus. Karena itu langkah terbaik
adalah memelihara semangat kerja yang baik dan tinggi, daripada membiarkannya
merosot. Sebab untuk mengangkatnya kembali ternyata sangat sukar.
Jika karyawan memandang iklim kerjanya
menyenangkan, umumnya mereka merasa mampu menerima dan mengatasi
tekanan-tekanan yang dihadapinya. Sebaliknya, jika mereka itu terbiasa
mengalami lingkungan kerja yang buruk, maka mereka akan bersikap defensif dan
menganggap setiap tekanan sebagai malapetaka yang menindih mereka.
Menurut Saul W. Gellerman (1984:324) yang
diterjemahkan oleh Soepomo S. Wardoyo ada tiga konsepsi dasar yang dapat
membantu menjelaskan pasang surutnya semangat kerja, yaitu:
1.
Setiap karyawan niscaya akan terus mengamati
lingkungan kerjanya untuk mendapatkan tanda-tanda yang mungkin mempengaruhi
keberuntungan psikologisnya. Mereka akan menimbang apakah pekerjaan itu memberi
peluang padanya untuk memainkan peranan di dalamnya atau sebaliknya. Bahkan
dalam lingkungan yang amat statis sekalipun, bukan tidak mungkin keberuntungan
psikologis merupakan satu isu sentral. Bila lingkungan pekerjaan itu menunjang
atau mempertinggi keberuntungan psikologis seseorang, maka semangatnya akan
naik, sebaliknya bila lingkungan itu membelenggu seseorang untuk ikut berperan,
maka akibatnya semangat kerja karyawan tersebut akan merosot.
2.
Berbagai macam informasi (juga desas desus)
mengenai pekerjaan dinilai sebagai dukungan moral, atau sebagai tekanan, atau
juga sebagai sesuatu yang netral. Informasi yang tidak mempunyai pengaruh jelas
terhadap keberuntungan psikologis, tidak akan mempengaruhi semangat kerja.
Tetapi karena dalam pekerjaan sangat sering timbul gosip, spekulasi, atau
informasi faktual yang dapat mempengaruhi peranan dan aspirasi seseorang, maka
semangat kerja memang tidak mungkin senantiasa tetap tinggi dan mantap. Yang
harus diperhatikan ialah jika sebagian besar karyawan mulai menyadari bahwa
lingkungan kerja semakin menghimpit mereka. Hal yang demikian ini akan
menimbulkan tindakan yang merugi.
3.
Semangat kerja juga banyak yang tergantung pada
apakah karyawan itu merasa dapat mempengaruhi keputusan-keputusan manajemen
yang mempengaruhi mereka ketimbang keputusan mereka sendiri.
Post a Comment