Teori Konsumsi John Maynard Keynes

Dalam teorinya Keynes mengandalkan analisis statistik, dan juga
membuat dugaan-dugaan tentang konsumsi berdasarkan introspeksi dan
observasi casual. Pertama dan terpenting Keynes menduga bahwa,
kecenderungan mengkonsumsi marginal (marginal propensity to
consume) jumlah yang dikonsumsi dalam setiap tambahan pendapatan
adalah antara nol dan satu. Kecenderungan mengkonsumsi marginal
adalah krusial bagi rekomendasi kebijakan Keynes untuk menurunkan
pengangguran yang kian meluas. Kekuatan kibijakan fiskal, untuk
mempengaruhi perekonomian seperti ditunjukkan oleh pengganda
kebijakan fiskal muncul dari umpan balik antara pendapatan dan
konsumsi.
Kedua, Keynes menyatakan bahwa rasio konsumsi terhadap
pendapatan, yang disebut kecenderungan mengkonsumsi rata-rata
(avarage prospensity to consume), turun ketika pendapatan naik. Ia
percaya bahwa tabungan adalah kemewahan, sehingga ia barharap
orang kaya menabung dalam proporsi yang lebih tinggi dari pendapatan
mereka ketimbang si miskin.
Ketiga, keynes berpendapat bahwa pendapatan merupakan
determinan konsumsi yang penting dan tingkat bunga tidak memiliki
peranan penting. Keynes menyatakan bahwa pengaruh tingkat bunga
terhadap konsumsi hanya sebatas teori. Kesimpulannya bahwa pengaruh
jangka pendek dari tingkat bunga terhadap pengeluaran individu dari
pendapatannya bersifat sekunder dan relatif tidak penting.Berdasarkan
tiga dugaan ini,fungsi konsumsi keynes sering ditulis sebagai
C = C + cY, C > 0, 0 < c < 1
Keterangan :
C = konsumsi
Y = pendapatan disposebel
C = konstanta
c = kecenderungan mengkonsumsi marginal
(N.G Mankiw, 2003 : 425-426)
Secara singkat di bawah ini beberapa catatan mengenai fungsi
konsumsi Keynes :
1. Variabel nyata adalah bahwa fungsi konsumsi Keynes
menunjukkan hubungan antara pendapatan nasional dengan
pengeluaran konsumsi yang keduanya dinyatakan dengan
menggunakan tingkat harga konstan.
2. Pendapatan yang terjadi disebutkan bahwa pendapatan nasional
yang menentukan besar kecilnya pengeluaran konsumsi adalah
pendapatan nasional yang terjadi atau current national income.
3. Pendapatan absolute disebutkan bahwa fungsi konsumsi Keynes
variabel pendapatan nasionalnya perlu diinterpretasikan sebagai
pendapatan nasional absolut, yang dapat dilawankan dengan
pendapatan relatif, pendapatan permanen dan sebagainya.
4. Bentuk fungsi konsumsi menggunakan fungsi konsumsi dengan
bentuk garis lurus. Keynes berpendapat bahwa fungsi konsumsi
berbentuk lengkung. (Soediyono Reksoprayitno, 2000: 146 ).

No comments

Powered by Blogger.