Metode Penilaian Prestasi Kerja
Metode Penilaian Prestasi Kerja
Dalam sistem penilaian prestasi
kerja menurut T.Hani handoko (1997 : 142) ada beberapa metode yang dilaksanakan
perusahaan, yaitu metode penilaian yang berorientasi pada masa yang lalu dan
metode penilaian yang berorientasi pada masa depan.
Teknik – teknik penilaian yang
mencakup metode penilaian masa lalu yaitu :
1.
Ranting scale
Pada metode ini, evaluasi
subyektif dilakukan oleh penilai terhadap prestasi kerja karyawan dengan skala
tertentu dari rendah sampai tinggi. Evaluasi hanya didasarkan pada pendapat
penilai, yang membandingkan hasil pekerjaan karyawan dengan faktor – faktor
(kriteria) yang dianggap penting bagi pelaksanaan kerja tersebut. Dalam banyak
kasus kriteria ini juga tidak berhubungan langsung dengan pelaksanaan kerja.
2.
Checklist
Metode penilian checklist
dimaksudkan untuk mengurangi beban penilai. Penilai tinggal memilih kalimat –
kalimat atau kata – kata yang menggambarkan prestasi kerja dan karakteristik –
karakteristik karyawan. Seperti metode rating scale, penilai biasanya adalah
atasan langsung. Tetapi tanpa diketahui oleh penilai, departemen personalia
bisa memberikan bobot pada item – item yang berbeda pada checklist.
3.
Metode Peristiwa Kritis
Metode peristiwa kritis (critical
incident mehotd) merupakan metode penilaian yang mendasarkan pada catatan –
catatan penilai yang menggambarkan perilaku karyawan sangat baik atau sangat
jelek dalam kaitannya dengan pelaskanaan kerja. Catatan – catatan ini disebut
dengan peristiwa kritis. Berbagai peristiwa tersebut dicatat oleh penyelia
selama periode evaluasi terhadap setiap karyawan.
4.
Metode Peninjauan Lapangan
Agar tercapai penilaian yang
lebih standarisasi, banyak perusahaan yang menggunakan metode peninjauan
lapangan (field review method). Dengan metode ini, wakil ahli departemen
personalia turun ke “lapangan” dan membantu para penyelia dalam penilaian
mereka.
5.
Tes dan Observasi Prestasi Kerja
Bila jumlah pekerjaan terbatas,
penilaian prestasi kerja bisa didasarkan pada tes pengetahuan dan keterampilan.
Tes mungkin tertulis atau peragaan keterampilan.
6.
Metode – metode Evaluasi Kelompok
Ada beberapa teknik untuk
mengevaluasi kelompok – kelompom karyawan. Penilaian – penilaian seperti ini
biasanya dilakukan oleh penyelia atau atasan langsung. Metode – metode
penilaian kelompok berguna untuk pengambilan keputusan kenaikan upah, promosi
dan berbagai untuk penghargaan organisasional karena dapat menghasilkan
rangking karyawan dari yang terbaik yang terjelek.
Berbagai metode evaluasi
diantaranya adalah :
a.
Metode Ranking
Metode ranking berarti penilai
membandingkan karyawan yang satu dengan karyawan – karyawan lain untuk
menentukan siapa yang lebih baik dan kemudian menempatkan setiap karyawan dalam
urutan dari yang terbaik sampai terjelek. Departemen personalia dapat
mengetahui para karyawan tertentu yang lebih baik dari pada yang lain, tetapi
tidak mengetahui berapa besar perbedaan prestasi kerja mereka. Karyawan yang
mempunyai urutan kedua bisa jadi hampir sama baiknya dengan karyawan urutan
pertama atau sebaliknya sangat jauh bedanya. Kelemahan metode ini adalah
kesulitan untuk menentukan faktor – faktor pembanding, subyek kesalahan kesan
terakhir dan halo effect. Kebaikannya menyangkut kemudahan administrasi dan
penjelasannya.
b.
Grading and Forced Distributions
Pada metode ini penilai memisah –
misahkan atau “menyortir” para karyawan ke dalam berbagai klasifikasi yang berbeda.
Biasanya suatu proporsi tertentu harus diletakkan pada setiap kategori.
c.
Point Allocation Method
Metode ini merupakan bentuk lain
metode grading. Penilai diberikan sejumlah nilai total untuk dialokasikan
diantara para karyawan dalam kelompok, karyawan yang lebih baik diberikan nilai
lebih besar dari pada karyawan dengan prestasi lebih jelek. Kebaikan metode
alokasi nilai adalah bahwa penilai dapat mengevaluasi perbedaan relatif
diantara para karyawan, meskipun kelemahan – kelemahan halo efect dan basis
kesan terakhir masih ada.
Teknik penilaian yang mencakup
metode penilaian masa depan yaitu :
1.
Penilaian Diri (Self – Apparaisal)
Teknik evaluasi ini berguna bila
tujuan evaluasi adalah untuk melanjutkan pengembangan diri. Bila karyawan
menilai dirinya, perilaku defensif cenderung tidak terjadi, sehingga upaya
perbaikan dirinya juga cenderung dilaksanakan.
2.
Penilaian Psikologis (Psycological Appraisals)
Penilaian ini pada umumnya
terdiri dari wawancara mendalam, tes – tes psikologis, diskusi dengan atasan
langsung dan review evaluas – evaluasi lainnya. Evaluasi ini biasanya dilakukan
oleh para psikolog, terutama digunakan untuk menilai potensi karyawan diwaktu
yang akan datang.
3.
Pendekatan Manajemen By Objectives (MBO)
Inti pendekatan MBO adalah bahwa
setiap karyawan dan penyelia secara bersama menetapkan tujuan – tujuan atau
sasaran – sasaran pelaksanaan kerja di waktu yang akan datang. Kemudian dengan
menggunakan sasaran – sasaran tersebut, penilaian prestasi kerja dilakukan
secara bersama pula.
4.
Teknik Pusat Penilaian
Untuk membantu identifikasi
“talenta” manajemen diwaktu yang akan datang, banyak perusahaan besar mempunyi
pusat – pusat penilaian. Assessment centers adalah suatu bentuk penilaian
karyawan yang distandarisasikan tergantung pada berbagai tipe penilaian dari
penilai.
Post a Comment