Pemasaran
Unsur-Unsur Bauran Penjualan Eceran
Unsur-unsur bauran
penjualan eceran menurut Levy dan Weitz (2007:22) terdiri dari pelayanan
konsumen, disain dan display toko,
komunikasi, lokasi, penyedian barang, harga.
Pelayanan Konsumen
Para pengecer juga harus menentukan bauran
pelayanan yang disediakan bagi pelanggan. Kualitas pelayanan fokusnya adalah
upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan serta harapan konsumen. Oleh karena itu
menurut Fandi Tjiptono (2001:2) kualitas pelayanan memberikan berbagai macam
makna seperti :
1. Kesesuaian dengan persyaratan atau
tuntutan pelanggan
2. Kecocokan untuk pemakaian
3. Perbaikan dan penyempurnaan berkelanjutan
4. Bebas dari kerusakan atau cacat
5. Pemenuhan kebutuhan pelanggan semenjak
awal setiap saat
6. Melakukan segala sesuatu secara benar
sejak awal
7. Sesuatu yang bisa membahagiakan pelanggan.
Menurut Levy dan Weitz (2007:599)
“Pelayanan konsumen merupakan penetapan
dari kegiatan eceran yang meningkatkan nilai lebih untuk konsumen ketika mereka
berbelanja dan melakukan pembelian barang dagangan”.
Menurut Dune, Lusch and Gable (1995:307)
“Pelayanan merupakan faktor yang sangat penting
dalam rangka peningkatan volume penjualan serta market posisitioning untuk mencapai konsumen sasaran. Dengan
semakin ketatnya persaingan diantara toko eceran yang satu dengan yang lain
diperlukan suatu keunggulan kompetitif, yaitu dengan banyaknya jumlah kasa yang
diharapkan dapat mempercepat proses transaksi yang terjadi, tepatnya jam buka toko,
serta petunjuk lokasi barang yang dapat membantu konsumen mencari barang yang
dibutuhkan dengan cepat”.
Suatu pelayanan disebut berkualitas jika
mampu menciptakan dan menumbuhkan kepuasan pelanggan. Hubungan yang terbina
dengan baik antara perusahaan dengan pelanggan dalam jangka waktu yang lama
memungkinkan perusahaan memahami keinginan pelanggan sehingga dapat
meminimalisir segala hal yang tidak dikehendaki pelanggan. Indikator dari
pelayanan yang berkualitas adalah :
1.
Reliability
The ability to perform the promised service dependably and accurately
2.
Responsiveness
The willingness to help costumers and to provide prompt service
3.
Assurance
The knowledge and coutesy of employess and their ability to convey trust
and confidence
4.
Empathy
The provision of carring, individualized attention to costumers
5.
Tangibles
The appreance of physical facilities, equipment, personel and communication
materials.
Pelayanan yang didasarkan pada lima
indikator akan membuat pelayanan tersebut berkualitas karena mensyaratkan kesiapan
dari berbagai segi mulai dari sarana dan prasarana, sumber daya manusia, sampai
proses dan sistem kerja yang diterapkan. Daftar jasa penting yang bisa
dilakukan pengecer secara penuh disajikan dalam tabel di bawah ini :
PELAYANAN
PENJUALAN ECERAN YANG KHAS
|
||
Pelayanan Sebelum Pembelian
|
Pelayanan Setelah Penjualan
|
Pelayanan Tambahan
|
1. Menerima pesanan lewat telepon
|
1. Pengiriman
|
1. Penguangan Cek
|
2. Menerima pesanan atau
pembelian
lewat pos
|
2. Pembungkusan (pemberian
kantong)
|
2. Informasi umum
|
3. Periklanan
|
3. Pembungkusan kado
|
3. Parkir Cuma-Cuma
|
4. Pameran etalase
|
4. Penyetelan
|
4. Restoran
|
5. Pameran interiuor
|
5. Pengembalian
|
5. Bengkel
|
6. Kamar pas
|
6. Perubahan
|
6. Dekorasi interior
|
7. Jam belanja
|
7. Jahitan
|
7. Kredit
|
8. Pameran mode
|
8. Pemasangan
|
8. Tempat penitipan bayi
|
9. Tukar tambah
|
9. Gravir/pengukiran
|
|
10. Pengiriman dengan cara COD
|
Sumber : Kotler (2000:528)
Disain dan Display Toko
Disain dan Display toko eceran
merupakan material yang ada di sekitar toko eceran yang disediakan pedagang
eceran untuk memudahkan konsumen melakukan pembelian.
Menurut Levy dan Weitz (2007:499)
mengemukakan bahwa :
“Pengenalan dari dampak yang besar
terhadap lingkungan toko dan perilaku berbelanja, penjual eceran harus
mempertimbangkan sumber daya dari disain dan display toko”.
Menurut Davidson, Sweeny dan Stamft
(1988:150) fasilitas fisik atau toko eceran meliputi :
“Lokasi dan fasilitas toko yang dimiliki pedagang
eceran. Berbagai fasilitas fisik yang perlu dipertimbangkan oleh pengecer
diantaranya disain toko yang merupakan bagian interior dan eksterior toko
termasuk juga kebersihan toko, tata letak barang yaitu penataan barang dagangan
dalam toko, dan jarak antar toko yang mempengaruhi keleluasaan konsumen untuk
berbelanja, juga tersedianya lapang parkir yang luas”.
Pendapat tersebut mengungkapkan bahwa
pilihan lokasi dan fasilitas pengecer merupakan faktor bersaing yang penting
dalam usaha menarik pelanggan. Menurut Kotler (2000:529) mengemukakan bahwa :
“Setiap toko mempunyai tata-letak fisik yang
membuat konsumen sukar atau mudah bergerak keliling. Setiap toko memilki suatu
‘citra rasa’; toko yang satu kotor, yang satunya menarik yang ketiga mewah,
yang keempat suram. Toko tersebut harus mewujudkan suasana yang sesuai dengan
pasar target dan mengundang selera pembeli. Sebuah jasa pemakaman seharusnya
tenang, suram, dan damai, sedangkan sebuah diskotik seharusnya cerah, meriah
dan menggairahkan. Suasana tersebut dirancang oleh orang-orang kreatif yang
mengetahui bagaimana memadukan rangsang penglihatan, penciuman, dan peraba
untuk memperoleh efek yang diinginkan
Pendapat tersebut mengungkapkan disain dan
display dalam suatu toko eceran akan
mempengaruhi pendapat konsumen tentang suatu toko secara keseluruhan misalnya
interior toko yang menarik akan membuat konsumen merasa nyaman dan menarik
kesimpulan bahwa toko tersebut merupakan toko yang nyaman.
Bauran Komunikasi (Comunication
mix)
Menurut Levy dan Weitz (2007:427) bahwa :
“Langkah
selanjutnya dalam proses pembuatan keputusan manajemen eceran adalah
mengimplementasikan program konunikasi untuk membangun brand images dan menarik konsumen untuk mengunjungi toko, serta
memberikan dukungan kepada para konsumen untuk melakukan pembelian barang
dagangan”.
Program
komunikasi menginformasikan kepada konsumen tentang penjual eceran mengenai
barang dagangan yang ditawarkan dan memegang peranan penting dalam rangka untuk
meningkatkan kunjungan yang berkelanjutan dan kesetiaan konsumen.
Metode
komunikasi dengan konsumen menurut Levy dan Weitz (2007:432) sebagai berikut :
a. Komunikasi
non personal
1. Periklanan
Suatu bentuk komunikasi kepada konsumen
dengan menggunakan media massa seperti koran, tv, radio, email, ninternet.
2. Promosi penjualan
Menawarkan nilai lebih dan intensif kepada
konsumen untuk mengunjungi toko atau membeli barang dagangan selama suatu
periode tertentu.
b . Komunikasi
personal
Penjualan
eceran kepada individu adalah cara yang sangat dasar untuk menyediakan
komunikasi personal kepada konsumen. Personal
selling adalah sebuah proses komunikasi dimana pelaku penjualan atau toko
membantu konsumen untuk memuaskan kebutuhan mereka melalui pertukaran informasi
secara tatap muka.
Menurut
Basu Swastha (2000:237) bahwa “Promosi adalah arus komunikasi atau persuasi
satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada
tindakan yang menciptakan pertukaran dan pemasaran”.
Dengan
kata lain promosi merupakan komponen yang digunakan untuk memberi informasi
kepada pasar dan mempersuasinya untuk membeli produk yang dihasilkan
perusahaan. Definisi tersebut menjelaskan bahwa promosi merupakan alat yang
mampu mencapai konsumen dan promosi dapat dilakukan dalam berbagai bentuk dan
bidang kegiatan seperti periklanan, penjualan perorangan, promosi penjualan dan
publisitas.
Lokasi dan Strategi Eceran
Lokasi toko eceran merupakan salah satu faktor
penting dalam usaha di bidang retail. Menurut
Levy dan Weitz (2007:200) bahwa :
“Pemilihan jenis lokasi harus bisa menguatkan
strategi pengecer, keputusan jenis lokasi harus disesuiakan dengan perilaku
berbelanja dan besarnya target pasar serta penempatan pengecer dalam target
pasar tersebut”.
Faktor
yang cenderung mempengaruhi pemilihan lokasi untuk kunjungan konsumen adalah
situasi berbelanja dimana mereka terlibat. Menurut Levy dan Weitz (2007:201)
ada beberapa macam situasi berbelanja :
a. Keyakinan berbelanja
Ketika konsumen tidak yakin
terhadap situasi berbelanja, mereka pada dasarnya memilki kepedulian untuk
meminimalisasikan usaha mereka untuk mendapatkan produk jasa yang mereka
inginkan.
b. Perbandingan berbelanja
Konsumen terlibat dalam
perbandingan berbelanja mempunyai ide yang umum mengenai jenis barang atau jasa
yang mereka inginkan, tetapi mereka tidak memiliki acuan yang kuat untuk
menguatkan mereka mengenai sebuah merk, model, atau pengecer tertentu.
c. Kekhususan berbelanja
Ketika konsumen hendak melakukan
perbelanjaan khusus, mereka tahu apa dan tidak akan bisa menerima barang
pengganti. Hal tersebut adalah merk atau kesetiaan pengecer akan memberikan
usaha lebih, jika perlu diperlukan untuk mendapatkan secara tepat apa yang
konsumen inginkan.
Penyediaan Barang (Merchandising
Assortment )
Penyediaan
barang merupakan perencanaan dan pengendalian barang dan jasa. Menurut Dunne,
Lusch and Gable (1995:264) bahwa :
“Kelengkapan barang merupakan
grup/kelompok produk yang sangat berkaitan karena diperuntukan untuk kegunaan
akhir yang sama, dijual kepada kelompok konsumen yang sama dan jatuh dalam price range yang disesuaikan”.
Ada lima penentuan barang dagangan menurut
Davidson Sweeney and Stamft (1988:347) :
1. The
Right Merchandise :
maksudnya tipe dari model-model barang, styles,
ukuran, merek, warna dan konsumen sasaran yang ingin diberikan.
2. The
Right Place : Maksudnya
tidak hanya mengenai lokasi toko, tetapi juga barang yang harus dijual di
masing-masing lokasi.
3. The
Right Time : Maksudnya
tersedianya atau mudah didapatnya barang oleh konsumen ketika mereka ingin
membeli.
4. The
Right Quantities :
Maksudnya konsumen menginginkan pilihan tipe dari barang-barang yang akan
dipergunakan dapat dipenuhi toko.
5. The
Right Prices adalah harga
yang tepat dapat menarik konsumen dalam rangka persaingan. Bagi retailer harga yang tepat dapat
menyebabkan kelayakan dari tingkat pengambilan investasi. Barry Berman, Joel R.
Evans (2001:452) mengemukakan :
“Merchandising
consist of the activities involved in acquiring particular goods and / or
services and making them available at the places, times, and price and the
quantity that enable a retailer to reach its goals ”
“Merchandising
merupakan aktivitas yang melibatkan pembelian barang dan jasa tertentu oleh
penjual eceran dan menyediakannya pada tempat, waktu, harga dan dalam jumlahnya
direncanakan yang memungkinkan penjual eceran untuk mencapai tujuannya”.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa merchandising
merupakan perencanaan atau pengendalian dalam pembelian dan penjualan barang,
tempat, waktu dan kuantitas yang tepat serta harga yang sesuai. Di dalam
penyediaan barang (Merchandising)
pejualan eceran harus menyesuaikan dengan harapan pasar sasarannya untuk
memenuhi harapannya.
Harga
Penetapan harga adalah sejumlah uang yang
harus dibayarkan oleh konsumen untuk memperoleh suatu produk. Menurut Kotler
(2000:456) mengemukakan bahwa :
“Harga merupakan satu-satunya elemen
bauran pemasaran yang menimbulkan pendapatan, karena elemen pemasarannya
menimbulkan biaya”.
menimbulkan biaya”.
Definisi tersebut mengemukakan bahwa harga
merupakan komponen penting yang harus diperhatikan oleh pengecer dalam
melaksanakan aktivitas usahanya. Adanya suatu keluhan dari konsumen tentang
harga yang ada pada toko eceran menyebabkan toko eceran tersebut harus
melakukan strategi penetapan harga yang tepat. Menurut Dune, Lusch and Gable
(1995:305) strategi penetapan harga dibedakan menjadi :
1.
Pricing
above The Market :
kebijakan harga di atas harga pasar. Hal ini dapat dilakukan bila menjual
barang yang unik, menawarkan outstanding
service atau lokasi nyaman atau membuat image
yang prestius.
2.
Pricing
at Market Level in Price Zone : kebijakan harga untuk merchandise
line
khususnya yang menarik konsumen
dalam geografi tertentu.
3.
Pricing
Below The Market :
kebijakan harga dengan jalan menetapkan harga di bawah harga pasar.
4. Specific Pricing Strategy
Terdiri dari :
a. Costumer
Pricing : Strategi
penetapan harga dengan cara menetapkan harga barang dan jasa dan berusaha
mempertahankan harga dalam suatu periode yang panjang.
b. Variable
Pricing : Penetapan harga
dengan cara mengubah harga-harga reguler sebagai respon untuk merubah
permintaan dan biaya.
c. Flexible
Pricing : Strategi
penetapan harga dengan cara pengecer menawarkan produk dan kuantitas sama untuk
konsumen yang berbeda dengan harga yang berbeda.
d. One
Price Policy : Pengecer
menetapkan harga yang sama untuk item tertentu kepada seluruh konsumen.
e. Price
Lining Strategi :
Penetapan harga dengan cara pengecer barang hanya pada barang yang diberikan
terdiri dari :
1. Trading
Up : Hal ini terjadi jika
sales person memindahkan konsumen dari
harga lini yang lebih rendah kepada yang lebih tinggi
2. Trading
Down : Terjadi jika
konsumen pada awalnya diekspos untuk harga lini yang lebih tinggi tetapi
menunjukan keinginan untuk memperoleh harga yang lebih rendah.
f. Old
Pricing : Penetapan harga
eceran kurang dari beberapa Rupiah/Dollar ke Rupiah/Dollar terdekat.
5.
Multiple
Unit pricing :
Strategi penetapan harga dengan cara harga tiap unit dalam Multiple paket unit kurang dari harga unit jika dijual satuan
terdiri dari :
a. Lose
leader Pricing :
Penetapan harga dibawah biaya high
pricing, penetapan harga harian dan low
leader special, dalam item khusus untuk iklan mingguan retailer.
b. Retail
Price merupakan harga
dari item yang dijual sudah termasuk biaya dan mark up.
c. Mark
Up merupakan perbedaan
mutu biaya dengan merchandise harga
jual
d. Mark
Down adalah pengurangan
harga item yang dijual
Pendapat tersebut mengemukakan bahwa
penetapan harga pada suatu perusahaan harus disesuaikan dengan tujuan yang
ingin dicapai oleh toko eceran tersebut. Menurut Kotler (2000:528) bahwa :
“Pengecer harus memperhatikan taktik penetapan
harga. Pengecer umumnya menetapakan harga yang rendah untuk berbagai jenis
produk yang berfungsi sebagai penarik pengunjung atau pemimpin yang kalah.
Mereka melakukan obral pada waktu tertentu. Mereka meberikan penurunan harga
untuk berbagai jenis produk yang lambat”.
Definisi tersebut memperlihatkan bahwa
banyak perusahaan melaksanakan strategi penetapan harga yang menarik konsumen
misalnya adanya potongan harga atau adanya harga promosi.
Menurut Fandji Tjiptono (2002:166) :
“Adanya penyesuaian khusus terhadap
harga diantaranya adalah diskon, atau potongan harga yang diberikan oleh
penjual kepada pembeli sebagai penghargaan atas aktivitas tertentu dari pembeli
yang menyenangkan penjual”.
Pendapat
diatas mengemukakan bahwa diskon yang diberikan perusahaan merupakan
penyesuaian harga pada situasi dan keadaan tertentu yang dialami oleh
perusahaan. Dalam strategi pemasaran dikenal empat bentuk diskon :
b. Diskon Kuantitas,
merupakan potongan harga yang diberikan guna mendorong konsumen agar membeli
dalam jumlah banyak serta meningkatkan volume penjualan secara keseluruhan.
Selain itu, diskon kuantitas juga dapat memberikan manfaat berupa turunan unit cost sebagai akibat pesanan produk dalam
jumlah besar.
c. Diskon Musiman adalah
potongan harga yang diberikan hanya pada masa-masa tertentu. Diskon musiman
digunakan untuk mendorong konsumen agar dapat membeli barang-barang sebenarnya
baru akan dibutuhkan beberapa waktu mendatang. Dengan demikian, diskon musiman
berpengaruh kepada pembelian konsumen sehingga peran persediaan atau
penyimpanan bergeser ke tangan konsumen. Bagi konsumen itu sendiri, diskon
musiman memberikan beberapa manfaat misalnya :
1. Harga produk lebih murah
2. Mereka bisa berbelanja lebih leluasa dan
terhindar dari antrian panjang yang biasanya terjadi bila mereka berbelanja
pada musim ramai dan
3. Biasanya pada hari-hari menjelang hari H
ada kemungkinan lonjakan harga sebagai akibat dari melonjaknya permintaan.
d. Trade Discount, diberikan oleh produsen kepada penyalur
(wholesaler) dan retailer yang terlibat dalam pendistribusian barang dan pelaksanaan
fungsi-fungsi tertentu seperti penjualan, penyimpanan dan record keeping.
e. Diskon Kas, dalam
transaksi jual beli sering ditetapkan cara pembayaran kredit. Melalui cara ini
pembeli memperoleh manfaat berupa singkatnya jangka waktu perputaran dana. Akan
tetapi, cara ini dapat memberatkan penjual karena dana terikatnya pada piutang
dalam jangka waktu yang cukup lama oleh karena itu penjual akan berusaha
mengurangi jumlah kredit. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan
menawarkan diskon kas yang merupakan potongan yang diberikan apabila pembeli
membayar tunai barang-barang yang dibelinya.
Adanya
diskon yang diberikan suatu toko eceran, memberikan daya tarik atau minat beli
konsumen terhadap suatu barang karena dengan menerapkan potongan harga,
konsumen mempunyai anggapan bahwa uang yang dikeluarkan lebih sedikit. Dengan
demikian maka konsumen akan merasa puas mengeluarkan uang untuk membeli produk
di toko eceran tersebut.
Post a Comment